Pelaksanaan proyek rehabilitasi pembangunan DAM Sori Monca di Desa O’o Kecamatan Donggo dikeluhkan warga
Pelaksanaan proyek rehabilitasi pembangunan DAM Sori Monca di Desa O’o Kecamatan Donggo dikeluhkan warga. Pasalanya, pelaksanaanya banyak merugikan masyarakat yang ada di sekitar lokasi proyek. Sehingga warga meminta agar proyek tersebut dihentikan sementara. Parahnya lagi, proyek tersebut dikerjakan lebih dulu, sebelum ada gambar dan RAB.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt.Kepala Desa O’o Masdin S.Sos kepada Koran ini, Selasa kemarin. Menurutnya, banyak warga yang keberatan atas pelaksanaan proyek tersebut, karena ulah para kontraktor yang tidak melaksanakan proyek dengan benar. Akibatntya banyak warga yang memiliki tanah disekitar lokasi proyek yang dirugikan. “ Warga meminta pelaksanaan proyek tersebut dihentikan dulu, karena banyak tanah hasil pengerukan yang dibuang oleh pelaksana proyek ke persawahan milik warga,” jelasnya.
Selain itu, warga juga mengeluhkan pelaksanaan proyek yang dinilai dikerjakan asal-asalan. Pasalnya, proyek pengerukan Dam Sori Monca dengan anggaran Rp.100 juta yang bersumber dari APBD Kabupaten Bima Tahun 2014 itu, dikerjakan secara manual, tidak menggunakan alat berat. “Mereka khawatir pengerukan menggunakan sistim manual (penggalian tenaga manusia) tidak akan bagus hasilnya, dan kurang dalam,” ujarnya.
Lanjut Masdin, atas nama warga Desa O’o dirinya meminta kepada pelaksana proyek untuk mengangkut kembali tanah yang dibuang ke lahan pertanian warga, dan penggalian Dam dilakukan dengan menggunakan alat berat, sehingga Dam tidak dangkal dan mampu menampung lebih banyak air untuk kebutuhan petani,” pintantya.
Sementara itu, Pelaksana harian CV.Arahman Bambang, S.Pdi selaku kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, mengakui adanya keluhan warga tersebut dan akan memperbaikanya. “Kita akan mengangkut kembali tanah-tanah itu, dan penggaliannya akan kita perdalam lagi, karena proyek tersebut baru kita kerjakan selama dua hari. Dan keluhan warga itu sudah kita konsultasikan dengan PU Kabupaten Bima, dan sedang dicarikan jalan keluarnya,” akunya.
Diakuinya, bahwa pekerjaan itu baru awalnya sambil menunggu keluarnya gambar dan RAB, setelah ada gambar dan RAB akan menjadi patokan dalam pelaksanaan proyek itu. “Untuk lebar DAM yakni 22 meter, sementara panjang dan kedalaman belum kita ketahui karena kita belum lihat gambar dan RAB, kalau mau tau banyak info tentang proyek ini, coba tanyakan di PU,” sarannya.
Kenapa tidak menggunakan alat berat untuk pengerukan Dam tersebut?, menurut Bambang, itu tidak dilaksanakan menggunakan alat berat, karena alat berat tidak bisa dibawa ke lokasi proyek. “Warga tidak mengijinkan alat berat lewat di persawahan mereka, karena takut sawah mereka rusak, selain itu medan yang akan dilalui alat berat, penuh dengan batuan besar,” tuturnya. (KS-02)
Hal tersebut disampaikan oleh Plt.Kepala Desa O’o Masdin S.Sos kepada Koran ini, Selasa kemarin. Menurutnya, banyak warga yang keberatan atas pelaksanaan proyek tersebut, karena ulah para kontraktor yang tidak melaksanakan proyek dengan benar. Akibatntya banyak warga yang memiliki tanah disekitar lokasi proyek yang dirugikan. “ Warga meminta pelaksanaan proyek tersebut dihentikan dulu, karena banyak tanah hasil pengerukan yang dibuang oleh pelaksana proyek ke persawahan milik warga,” jelasnya.
Selain itu, warga juga mengeluhkan pelaksanaan proyek yang dinilai dikerjakan asal-asalan. Pasalnya, proyek pengerukan Dam Sori Monca dengan anggaran Rp.100 juta yang bersumber dari APBD Kabupaten Bima Tahun 2014 itu, dikerjakan secara manual, tidak menggunakan alat berat. “Mereka khawatir pengerukan menggunakan sistim manual (penggalian tenaga manusia) tidak akan bagus hasilnya, dan kurang dalam,” ujarnya.
Lanjut Masdin, atas nama warga Desa O’o dirinya meminta kepada pelaksana proyek untuk mengangkut kembali tanah yang dibuang ke lahan pertanian warga, dan penggalian Dam dilakukan dengan menggunakan alat berat, sehingga Dam tidak dangkal dan mampu menampung lebih banyak air untuk kebutuhan petani,” pintantya.
Sementara itu, Pelaksana harian CV.Arahman Bambang, S.Pdi selaku kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, mengakui adanya keluhan warga tersebut dan akan memperbaikanya. “Kita akan mengangkut kembali tanah-tanah itu, dan penggaliannya akan kita perdalam lagi, karena proyek tersebut baru kita kerjakan selama dua hari. Dan keluhan warga itu sudah kita konsultasikan dengan PU Kabupaten Bima, dan sedang dicarikan jalan keluarnya,” akunya.
Diakuinya, bahwa pekerjaan itu baru awalnya sambil menunggu keluarnya gambar dan RAB, setelah ada gambar dan RAB akan menjadi patokan dalam pelaksanaan proyek itu. “Untuk lebar DAM yakni 22 meter, sementara panjang dan kedalaman belum kita ketahui karena kita belum lihat gambar dan RAB, kalau mau tau banyak info tentang proyek ini, coba tanyakan di PU,” sarannya.
Kenapa tidak menggunakan alat berat untuk pengerukan Dam tersebut?, menurut Bambang, itu tidak dilaksanakan menggunakan alat berat, karena alat berat tidak bisa dibawa ke lokasi proyek. “Warga tidak mengijinkan alat berat lewat di persawahan mereka, karena takut sawah mereka rusak, selain itu medan yang akan dilalui alat berat, penuh dengan batuan besar,” tuturnya. (KS-02)
COMMENTS