Memasuki bulan suci Ramadhan kondisi arus lalulintas di Pasar Bima terlihat kian sembrawut.
Memasuki bulan suci Ramadhan kondisi arus lalulintas di Pasar Bima terlihat kian sembrawut. Kondisi itu seakan menjadi pemandangan yang biasa dari tahun ketahun. Anehnya, tak ada upaya berarti yang dilakukan pemerintah melalui dinas terkait maupun Satuan Lalulintas Polres Bima Kota.
Kondisi terparah terutama terjadi di Jalan Tongkol, Jalan Bandeng dan Jalan Utama Muhammad Salahuddin. Memasuki sore hari menjelang berbuka puasa, kemacetan hampir tak bisa dielakkan. Sebab tingkat arus kendaraan yang melintas semakin padat. Hal itu diperparah lagi, tidak teraturnya mobil dan sepeda motor yang parkir menggunakan bahu jalan.
Seperti terlihat di Jalan Utama Muhammad Salahuddin. Pantauan wartawan, kemacetan parah hampir setiap hari terjadi. Terutama di depan Toko Sumber Mas dan simpang empat lampu merah. Kemacetan terjadi karena adanya aktivitas bongkar muat barang dari mobil boks dan transaksi jual beli masyarakat.
Menjelang waktu berbuka puasa, kemacetan terjadi sekitar ratusan meter dari lampu jalan hingga di Jembatan Padolo. Minimnya Personil Kepolisian dari Satlantas yang disiagakan tak mampu mengurai kemacetan yang terjadi. Kondisi yang sama terlihat di Jalan Tongkol dan Jalan Bandeng.
Di dua jalan ini, kemacetan bahkan lebih parah karena aktivitas transaksi jual beli di pasar. Para penjual sepertinya sudah kadung betah menggunakan bahu jalan untuk berjualan. Akibatnya, para pembeli memarkir kendaraan mereka tak jauh dari tempat belanjaan. Jalan pun terlihat semakin sempit karena ulah pengendara.
Padahal, di Jalan Tongkol sejak beberapa tahun lalu sudah diterapkan jalur satu arah bagi kendaraan.
Namun, larangan melintas dari arah barat pintu masuk Jalan Tongkol yang sudah terpasang tak indahkan pengendara. Begitupun larangan untuk truk dan kendaraan besar tak berlaku lagi.
“Bagaimana tidak sembrawut arus lalulintas di pasar ini, pengedara tak ada yang mematuhi rambu yang dipasang. Petugas keamanan juga tak terlihat satu pun,” keluh pengunjung pasar, Muluk kepada wartawan, Senin (30/6) sore.
Warga Kelurahan Pane ini mendesak kepada Pemerintah melalui dinas terkait dan Satuan Lalulintas Polres Bima Kota untuk memperhatikan kondisi tersebut. “Jangan sampai ini menjadi pemandangan yang biasa tanpa ada perhatian sama sekali. Keadaan ini sangat sembrawut dan tidak nyaman sekali,” tandasnya. (KS-13)
Kondisi terparah terutama terjadi di Jalan Tongkol, Jalan Bandeng dan Jalan Utama Muhammad Salahuddin. Memasuki sore hari menjelang berbuka puasa, kemacetan hampir tak bisa dielakkan. Sebab tingkat arus kendaraan yang melintas semakin padat. Hal itu diperparah lagi, tidak teraturnya mobil dan sepeda motor yang parkir menggunakan bahu jalan.
Seperti terlihat di Jalan Utama Muhammad Salahuddin. Pantauan wartawan, kemacetan parah hampir setiap hari terjadi. Terutama di depan Toko Sumber Mas dan simpang empat lampu merah. Kemacetan terjadi karena adanya aktivitas bongkar muat barang dari mobil boks dan transaksi jual beli masyarakat.
Menjelang waktu berbuka puasa, kemacetan terjadi sekitar ratusan meter dari lampu jalan hingga di Jembatan Padolo. Minimnya Personil Kepolisian dari Satlantas yang disiagakan tak mampu mengurai kemacetan yang terjadi. Kondisi yang sama terlihat di Jalan Tongkol dan Jalan Bandeng.
Di dua jalan ini, kemacetan bahkan lebih parah karena aktivitas transaksi jual beli di pasar. Para penjual sepertinya sudah kadung betah menggunakan bahu jalan untuk berjualan. Akibatnya, para pembeli memarkir kendaraan mereka tak jauh dari tempat belanjaan. Jalan pun terlihat semakin sempit karena ulah pengendara.
Padahal, di Jalan Tongkol sejak beberapa tahun lalu sudah diterapkan jalur satu arah bagi kendaraan.
Namun, larangan melintas dari arah barat pintu masuk Jalan Tongkol yang sudah terpasang tak indahkan pengendara. Begitupun larangan untuk truk dan kendaraan besar tak berlaku lagi.
“Bagaimana tidak sembrawut arus lalulintas di pasar ini, pengedara tak ada yang mematuhi rambu yang dipasang. Petugas keamanan juga tak terlihat satu pun,” keluh pengunjung pasar, Muluk kepada wartawan, Senin (30/6) sore.
Warga Kelurahan Pane ini mendesak kepada Pemerintah melalui dinas terkait dan Satuan Lalulintas Polres Bima Kota untuk memperhatikan kondisi tersebut. “Jangan sampai ini menjadi pemandangan yang biasa tanpa ada perhatian sama sekali. Keadaan ini sangat sembrawut dan tidak nyaman sekali,” tandasnya. (KS-13)
COMMENTS