Keberadaan gerakan Islam State of Iraq and Syiria (ISIS) di Indonesia, khususnya di Bima seringkali dikaitkan dengan Ormas Islam Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Pimpinan Ustad Abu Bakar Baasyir.
Keberadaan gerakan Islam State of Iraq and Syiria (ISIS) di Indonesia, khususnya di Bima seringkali dikaitkan dengan Ormas Islam Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Pimpinan Ustad Abu Bakar Baasyir. Keterkaitan itupun dibenarkan sebagian besar mantan pengurus JAT yang kini mendirikan jama’ah baru bernama Jama’ah Ansharusy Syari’ah atau disingkat JAS.
JAT di Indonesia diakui sudah terpecah menjadi dua disebabkan perbedaan pandangan mengenai ISIS. “Ustad Abu Bakar Baasyir beserta sekitar lima persen anggota yang setuju dan telah berbaiat kepada khilafah yang dideklarasikan ISIS tetap dengan JAT,” ungkap juru bicara JAS, Ustad Asikin saat menyampaikan keterangan pers kepada wartawan di Maktab JAS Wilayah Nusra Kelurahan Melayu Kota Bima, kemarin.
Sisanya kata Ustad Asikin, 95 persen anggota yang tidak setuju terhadap khilafah dan menolak berbaiat kepada khilafah dengan berdasarkan argumentasi syar’i dari para ulama yang mu’tabar keluar dari JAT dan sepakat membentuk jama’ah baru dibawah pimpinan Ustad Muhammad Achwan.
Ustad yang dulu Juru Bicara JAT ini melanjutkan, tanggal 15 Syawal 1435 H atau 10 Agustus 2014, M, Ustad Muhammad Achwan mantan Amir biniyabah JAT bersama seluruh 7 Amir Wilayah Indonesia, termasuk JAT Wilayah Nusra, Majelis Syar’iyah, Majelis Syuro JAT yang didukung 95 persen anggota JAT yang tidak setuju dengan khilafah berbentuk ISIS, telah mendeklarsikan jama’ah baru yang disebut JAS. Amirnya adalah Ustad Muhammad Achwan.
“Dengan demikian, kami sudah tidak memiliki hubungan dengan unsur ISIS manapun kecuali sebatas hubungan silaturrahmi demi menjaga ukhuwah Islamiyah,” tegasnya.
Sementara itu, Amir JAS Wilayah Nusra, Ustad Abdul Hakim dalam penyampainnya menegaskan, bahwa keluarnya sebagian besar anggota maupun pengurus JAT termasuk di Bima dan mendeklarasikan JAS karena berbeda pandangan mengenai khilafah bentukan ISIS. “Kami menilai khilafah yang dideklarasikan ISIS dan didukung JAT tidak syar’i dan mengikuti tuntutan Rasulullah,” ungkapnya.
Karenanya kata Ustad Abdul Hakim, JAS menolak dengan tegas konsep dan cara menegakkan khilafah yang digaungkan ISIS saat ini. Meski begitu, pihaknya tidak menolak adanya khilafah karena khilafah merupakan panggilan bagi umat Islam. “Suka tidak suka, lambat laun khilafah pasti akan tegak di Bumi Allah,” ujar mantan Amir JAT ini didampingi sejumlah pengurus.
Adapun informasi mengenai keberadaan ISIS di Bima yang dikaitkan dengan JAT, pihaknya tidak terlibat karena secara organisasi sudah terpisah. “Mudah-mudahan ini diketahui oleh masyarakat supaya tidak menganggap bahwa kami masih bagian dari JAT dan mendukung adanya ISIS,” pungkasnya. (KS-13)
JAT di Indonesia diakui sudah terpecah menjadi dua disebabkan perbedaan pandangan mengenai ISIS. “Ustad Abu Bakar Baasyir beserta sekitar lima persen anggota yang setuju dan telah berbaiat kepada khilafah yang dideklarasikan ISIS tetap dengan JAT,” ungkap juru bicara JAS, Ustad Asikin saat menyampaikan keterangan pers kepada wartawan di Maktab JAS Wilayah Nusra Kelurahan Melayu Kota Bima, kemarin.
Sisanya kata Ustad Asikin, 95 persen anggota yang tidak setuju terhadap khilafah dan menolak berbaiat kepada khilafah dengan berdasarkan argumentasi syar’i dari para ulama yang mu’tabar keluar dari JAT dan sepakat membentuk jama’ah baru dibawah pimpinan Ustad Muhammad Achwan.
Ustad yang dulu Juru Bicara JAT ini melanjutkan, tanggal 15 Syawal 1435 H atau 10 Agustus 2014, M, Ustad Muhammad Achwan mantan Amir biniyabah JAT bersama seluruh 7 Amir Wilayah Indonesia, termasuk JAT Wilayah Nusra, Majelis Syar’iyah, Majelis Syuro JAT yang didukung 95 persen anggota JAT yang tidak setuju dengan khilafah berbentuk ISIS, telah mendeklarsikan jama’ah baru yang disebut JAS. Amirnya adalah Ustad Muhammad Achwan.
“Dengan demikian, kami sudah tidak memiliki hubungan dengan unsur ISIS manapun kecuali sebatas hubungan silaturrahmi demi menjaga ukhuwah Islamiyah,” tegasnya.
Sementara itu, Amir JAS Wilayah Nusra, Ustad Abdul Hakim dalam penyampainnya menegaskan, bahwa keluarnya sebagian besar anggota maupun pengurus JAT termasuk di Bima dan mendeklarasikan JAS karena berbeda pandangan mengenai khilafah bentukan ISIS. “Kami menilai khilafah yang dideklarasikan ISIS dan didukung JAT tidak syar’i dan mengikuti tuntutan Rasulullah,” ungkapnya.
Karenanya kata Ustad Abdul Hakim, JAS menolak dengan tegas konsep dan cara menegakkan khilafah yang digaungkan ISIS saat ini. Meski begitu, pihaknya tidak menolak adanya khilafah karena khilafah merupakan panggilan bagi umat Islam. “Suka tidak suka, lambat laun khilafah pasti akan tegak di Bumi Allah,” ujar mantan Amir JAT ini didampingi sejumlah pengurus.
Adapun informasi mengenai keberadaan ISIS di Bima yang dikaitkan dengan JAT, pihaknya tidak terlibat karena secara organisasi sudah terpisah. “Mudah-mudahan ini diketahui oleh masyarakat supaya tidak menganggap bahwa kami masih bagian dari JAT dan mendukung adanya ISIS,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS