Saat ini, keadaan di Kabupten Bima sangat memperihatinkan, dimana masyarakat saling membantai satu dengan lainnya.
Saat ini, keadaan di Kabupten Bima sangat memperihatinkan, dimana masyarakat saling membantai satu dengan lainnya. Bahkan ada warga dalam satu kampung yang terancam bencana longsor. Anehnya, pemerintah justeru asyik ‘jalan-jalan’ menghamburkan uang bersama sejumlah pejabat dan istrinya. Mereka rela meninggalkan tugas sebagai pelayan masyarakat, dan tidak memikirkan nasib rakyat yang sedang berduka, demi sebuah ‘tamasyah’ yang bertopengkan acara silaturahmi atas undangan keluarga Bima di Makassar.
Informasi yang diperoleh Koran ini, Bupati Bima, Drs.H.Syafruddin HM.Nur M.Pd berangkat ke Ujung Pandang, pada Jum’at (22/08) lalu, bersama sejumlah pejabat. Kunjungan mereka selama 4 hari itu, dalam rangka bersilaturahmi dengan warga Bima yang ada di Makasar. Kunjungan itu, dianggap lebih penting ketimbang, menangani masalah yang sedang terjadi di wilayah Kabupaten Bima.
Di wilayah Kabupaten Bima, sering terjadi konflik antar kampung, baru baru ini terjadi di Kecamatan Woha dan konflik dua kali di Wilayah kecamatan Soromandi, dan sudah 2 warga Desa Sai Kecamatan Soromandi yang tewas dalam konflik itu. Namun Bupati Bima, sekalipun belum pernah melihat secara langsung atau turun ke masyarakat yang konflik. Bupati justeru sibuk ‘jalan-jalan’ keluar daerah dengan modus menjemput anggaran dan kunjungan kerja.
Salah satu sumber, yang juga pejabat di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima, Sabtu kemarin kepada koran ini membeberkan soal kunjungan Bupati ke Makasar yang juga mengajak puluhan pejabat untuk ikut bersamanya. Kunjungan itu, sebenarnya tidak berlu dihadiri oleh Bupati langsung, namun bisa diwakili oleh pejabat lain. Sebab masih ada urusan masyarakat yang lebih penting yang harus diselesaikan disini. Seperti masyarakat di Sambori yang terancam longsor, dan warga yang sedang konflik di Soromandi.
“Apa maksudnya, semua pejabat diajak juga dalam kunjungan itu, pake ajak istri-istrinya juga. Masyarakat tidak diperhatikan, dibiarkan menanggung masalah sendiri. Sementara mereka asyik jalan-jalan ke luar daerah, menghabiskan uang rakyat,” tuturnya.
Menurutnya, ada sekitar 40-an pejabat dan istrinya yang ikut bersama Bupati ke Makasar, dan kunjungan mereka, sudah jelas menggunakan uang rakyat. Akan jadi apa pemerintah ini, jika sudah tidak perduli lagi terhadap nasib rakyatnya. Wajar jika pemerintah tidak ada wibawahnya dimata masyarakat, karena ulah pemerintah sendiri.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima, M.Chandra, S.Ip yang dikonfirmasi koran ini mengakui adanya kunjungan Bupati ke Makasar. Namun dirinya membantah, jika pejabat yang ikut berjumlah mencapai 40 orang, sebab berdasarkan undangan, hanya 7 orang pejabat yang diundang. “berdasarkan undangan hanya 7 orang yang diundang, yakni Bupati termasuk Sekda, Asisten, Kadis Nakertrans, dan beberapa pejabat lain, kalau lebih dari itu pejabat yang ikut, itu bukan tanggungan kita, karena yang diundang hanya 7 orang saja,” terangnya.
Menurut Chandra, keberangkatan Bupati Bima ke Makasar untuk menghadiri undangan Silaturahmi dan halal bihalal dengan keluarga besar Bima yang ada di makasar. Acaranya berlangsung hari Minggu ini (Minggu kemarin. Red). Rencananya acara itu dihadiri oleh seluruh keluarga besar bima yang ada di makasar, juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Walikota Makasar.
Selian itu, menurutnya, Bupati juga akan bertemu dengan tokoh akademisi dan tokoh perguruan tinggi, untuk tindak lanjut pertemuan beberapa waktu lalu. Selain itu, akan disempatkan juga meninjau fasilitas asrama Bima yang ada makasar.
Kalau masalah konflik di Soromandi, dirinya sudah turun bersama pihak terkait untuk meredam aramah warga. “Kalau dibilang pemerintah tidak ada yang peduli dengan masyarakat, karena semua pejabat sudah berangkat, kan masih ada kabag humas,” ujarnya sambil tertawa.
Lanjutnya, dari 7 orang yang diundang, salah satunya adalah Camat Sape. Karena Camat Sape pernah bertugas di makasar, sehingga diundang khusus oleh warga bima yang ada di makasar. “ Camat Sape diundang khusus, ndak tahu kalau ada banyak kepala dinas yang ikut,” tuturnya.
Informasi yang diperoleh, Sabtu lalu sejumlah pejabat sedang asyik menikmati suasana di salah satu tempat pemandian di Makasar. Di saat yang bersamaan, salah satu warga Desa Sai meniggal dunia karena terlibat konflik di Dusun Lia Kecamatan Soromandi. (ST-02)
Di wilayah Kabupaten Bima, sering terjadi konflik antar kampung, baru baru ini terjadi di Kecamatan Woha dan konflik dua kali di Wilayah kecamatan Soromandi, dan sudah 2 warga Desa Sai Kecamatan Soromandi yang tewas dalam konflik itu. Namun Bupati Bima, sekalipun belum pernah melihat secara langsung atau turun ke masyarakat yang konflik. Bupati justeru sibuk ‘jalan-jalan’ keluar daerah dengan modus menjemput anggaran dan kunjungan kerja.
Salah satu sumber, yang juga pejabat di Lingkup Pemerintah Kabupaten Bima, Sabtu kemarin kepada koran ini membeberkan soal kunjungan Bupati ke Makasar yang juga mengajak puluhan pejabat untuk ikut bersamanya. Kunjungan itu, sebenarnya tidak berlu dihadiri oleh Bupati langsung, namun bisa diwakili oleh pejabat lain. Sebab masih ada urusan masyarakat yang lebih penting yang harus diselesaikan disini. Seperti masyarakat di Sambori yang terancam longsor, dan warga yang sedang konflik di Soromandi.
“Apa maksudnya, semua pejabat diajak juga dalam kunjungan itu, pake ajak istri-istrinya juga. Masyarakat tidak diperhatikan, dibiarkan menanggung masalah sendiri. Sementara mereka asyik jalan-jalan ke luar daerah, menghabiskan uang rakyat,” tuturnya.
Menurutnya, ada sekitar 40-an pejabat dan istrinya yang ikut bersama Bupati ke Makasar, dan kunjungan mereka, sudah jelas menggunakan uang rakyat. Akan jadi apa pemerintah ini, jika sudah tidak perduli lagi terhadap nasib rakyatnya. Wajar jika pemerintah tidak ada wibawahnya dimata masyarakat, karena ulah pemerintah sendiri.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima, M.Chandra, S.Ip yang dikonfirmasi koran ini mengakui adanya kunjungan Bupati ke Makasar. Namun dirinya membantah, jika pejabat yang ikut berjumlah mencapai 40 orang, sebab berdasarkan undangan, hanya 7 orang pejabat yang diundang. “berdasarkan undangan hanya 7 orang yang diundang, yakni Bupati termasuk Sekda, Asisten, Kadis Nakertrans, dan beberapa pejabat lain, kalau lebih dari itu pejabat yang ikut, itu bukan tanggungan kita, karena yang diundang hanya 7 orang saja,” terangnya.
Menurut Chandra, keberangkatan Bupati Bima ke Makasar untuk menghadiri undangan Silaturahmi dan halal bihalal dengan keluarga besar Bima yang ada di makasar. Acaranya berlangsung hari Minggu ini (Minggu kemarin. Red). Rencananya acara itu dihadiri oleh seluruh keluarga besar bima yang ada di makasar, juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Walikota Makasar.
Selian itu, menurutnya, Bupati juga akan bertemu dengan tokoh akademisi dan tokoh perguruan tinggi, untuk tindak lanjut pertemuan beberapa waktu lalu. Selain itu, akan disempatkan juga meninjau fasilitas asrama Bima yang ada makasar.
Kalau masalah konflik di Soromandi, dirinya sudah turun bersama pihak terkait untuk meredam aramah warga. “Kalau dibilang pemerintah tidak ada yang peduli dengan masyarakat, karena semua pejabat sudah berangkat, kan masih ada kabag humas,” ujarnya sambil tertawa.
Lanjutnya, dari 7 orang yang diundang, salah satunya adalah Camat Sape. Karena Camat Sape pernah bertugas di makasar, sehingga diundang khusus oleh warga bima yang ada di makasar. “ Camat Sape diundang khusus, ndak tahu kalau ada banyak kepala dinas yang ikut,” tuturnya.
Informasi yang diperoleh, Sabtu lalu sejumlah pejabat sedang asyik menikmati suasana di salah satu tempat pemandian di Makasar. Di saat yang bersamaan, salah satu warga Desa Sai meniggal dunia karena terlibat konflik di Dusun Lia Kecamatan Soromandi. (ST-02)
COMMENTS