Dua kasus penculikan anak di Kota Bima belakangan ini menjadi pelajaran penting bagi orangtua dan pihak sekolah.
Dua kasus penculikan anak di Kota Bima belakangan ini menjadi pelajaran penting bagi orangtua dan pihak sekolah. Setidaknya, kasus itu mengingatkan kepada mereka agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak. Apalagi, banyak modus digunakan pelaku untuk memuluskan aksinya.
“Pihak sekolah dan orangtua murid harus membangun koordinasi yang baik untuk mengawasi anak. Bila perlu sekolah harus buat kartu kendali bagi orang yang menjemput siswa usai pulang sekolah,” kata Plt. Kabag Humas dan Protokol Sekda Kota Bima, Ihya Gazali, S.Sos kepada wartawan, kemarin.
Pria yang akrab disapa Gozil ini mengatakan, pembuatan kartu kendali bertujuan agar pihak sekolah mengetahui siapa yang menjemput anak. Bila penjempu tidak mengenakan kartu kendali, maka guru atau satpam sekolah berhak menanyakan identitas mereka. “Dengan kartu kendali, anak juga akan tahu siapa yang menjemput mereka bila orang tua mereka berhalangan,” ungkapnya.
Namun kata dia, sebelum membuat kartu kendali perlu ada koordinasi terlebih dahulu antara pihak sekolah dan orangtua murid. Sehingga ada kesamaan persepsi untuk menerapkannya. Belajar dari dua kasus itu juga, Pemerintah Kota Bima akan berupaya maksimal memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan sekolah agar motivasi anak tidak terganggu karena persoalan tersebut.
“Pada setiap kesempatan seperti khutbah jum’at dan kegiatan kemasyarakatan pencerahan untuk meningkatkan kewaspadaan akan tetap diberikan,” ujarnya.
Untuk mencegah tindak kejahatan itu tidak terulang, orang tua juga diingatkan tidak memakaikan perhiasan mencolok kepada anak. Sebab itu akan mengundang niat jahat orang lain. (KS-13)
“Pihak sekolah dan orangtua murid harus membangun koordinasi yang baik untuk mengawasi anak. Bila perlu sekolah harus buat kartu kendali bagi orang yang menjemput siswa usai pulang sekolah,” kata Plt. Kabag Humas dan Protokol Sekda Kota Bima, Ihya Gazali, S.Sos kepada wartawan, kemarin.
Pria yang akrab disapa Gozil ini mengatakan, pembuatan kartu kendali bertujuan agar pihak sekolah mengetahui siapa yang menjemput anak. Bila penjempu tidak mengenakan kartu kendali, maka guru atau satpam sekolah berhak menanyakan identitas mereka. “Dengan kartu kendali, anak juga akan tahu siapa yang menjemput mereka bila orang tua mereka berhalangan,” ungkapnya.
Namun kata dia, sebelum membuat kartu kendali perlu ada koordinasi terlebih dahulu antara pihak sekolah dan orangtua murid. Sehingga ada kesamaan persepsi untuk menerapkannya. Belajar dari dua kasus itu juga, Pemerintah Kota Bima akan berupaya maksimal memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan sekolah agar motivasi anak tidak terganggu karena persoalan tersebut.
“Pada setiap kesempatan seperti khutbah jum’at dan kegiatan kemasyarakatan pencerahan untuk meningkatkan kewaspadaan akan tetap diberikan,” ujarnya.
Untuk mencegah tindak kejahatan itu tidak terulang, orang tua juga diingatkan tidak memakaikan perhiasan mencolok kepada anak. Sebab itu akan mengundang niat jahat orang lain. (KS-13)
COMMENTS