Memoles dunia pendidikan di Kota Bima sesungguhnya tidak terlalu sulit. Prinsipnya dasar pendidikan yang baik yakni memulai dari pendidikan berkarakter.
Memoles dunia pendidikan di Kota Bima sesungguhnya tidak terlalu sulit. Prinsipnya dasar pendidikan yang baik yakni memulai dari pendidikan berkarakter. Begitu konsep pendidikan yang akan dijalankan Kadis Dikpora Kota Bima, Drs Alwi Yasin MAp, Rabu (13/8) kemarin, saat ditanya apa komitmennya mengawali kepemimpinan di Dinas yang bertautan dengan dunia sekolah tersebut.
Filosofi Alwi, langkah pertama menentukan seribu langkah kedepan. Artinya menanamkan pondasi pendidikan yang berkarakater pada semua tingkatan, menjadi kata kunci pencerdasan anak bangsa.
Apa pendidikan berkarakter yang dimaksudnya ?, kata Alwi, pendidikan berkarakter yakni dimulai dari pendidikan akhlaq atau pendidikan berdasar pondasi agama. Sangat disayangkannya, selama ini siswa begitu pobia dengan pelajaran agama. Padahal pendidikan dengan mendasari akhlaq yang baik pada seluruh siswa akan berimplikasi pada seluruh pelajaran keilmuan yang lainnya.
“Bayangkan banyak sekali siswa yang tidak bisa membaca tulis Al Qur’an dan memahami tata cara sholat. Kedepan dipastikan Alwi, meski tidak begitu menyita waktu belajar, akan diupayakan seluruh lembaga pendidikan mulai dari TK hingga SMA, mengawali dan mengakhiri jam pembelajaran di sekolah dengan menyisipkan siraman rohani. “Itu menjadi prasyarat kenaikan kelas, “katanya.
Disisi lain konsep yang akan dibangun dirinya pada dunia pendidikan, mengembalikan guru pada titahnya. Artinya, guru tidak lagi berorientasi pada penghasilan sebagai imbalan dari bekerja. Tetapi mengajar dengan marwah sebagai orang tua dan pembimbing siswa.
Fenomena kekinian jelasnya, guru hanya berkutat pada transaksional upah dari bekerja, sibuk dengan tunjangan sertifikasi guru. Kalau guru sudah berpikir ekonomis dan memiliki moral berpikir sebagai pekerja dengan berharap upah, rebutan jam mengajar untuk memenuhi kuota sertifikasi, maka dunia pendidikan bisa merugi. “Paradigma seperti itu harus segera dikubur agar dunia pendidikan bisa berkarakter, “tegasnya. (KS-02)
Filosofi Alwi, langkah pertama menentukan seribu langkah kedepan. Artinya menanamkan pondasi pendidikan yang berkarakater pada semua tingkatan, menjadi kata kunci pencerdasan anak bangsa.
Apa pendidikan berkarakter yang dimaksudnya ?, kata Alwi, pendidikan berkarakter yakni dimulai dari pendidikan akhlaq atau pendidikan berdasar pondasi agama. Sangat disayangkannya, selama ini siswa begitu pobia dengan pelajaran agama. Padahal pendidikan dengan mendasari akhlaq yang baik pada seluruh siswa akan berimplikasi pada seluruh pelajaran keilmuan yang lainnya.
“Bayangkan banyak sekali siswa yang tidak bisa membaca tulis Al Qur’an dan memahami tata cara sholat. Kedepan dipastikan Alwi, meski tidak begitu menyita waktu belajar, akan diupayakan seluruh lembaga pendidikan mulai dari TK hingga SMA, mengawali dan mengakhiri jam pembelajaran di sekolah dengan menyisipkan siraman rohani. “Itu menjadi prasyarat kenaikan kelas, “katanya.
Disisi lain konsep yang akan dibangun dirinya pada dunia pendidikan, mengembalikan guru pada titahnya. Artinya, guru tidak lagi berorientasi pada penghasilan sebagai imbalan dari bekerja. Tetapi mengajar dengan marwah sebagai orang tua dan pembimbing siswa.
Fenomena kekinian jelasnya, guru hanya berkutat pada transaksional upah dari bekerja, sibuk dengan tunjangan sertifikasi guru. Kalau guru sudah berpikir ekonomis dan memiliki moral berpikir sebagai pekerja dengan berharap upah, rebutan jam mengajar untuk memenuhi kuota sertifikasi, maka dunia pendidikan bisa merugi. “Paradigma seperti itu harus segera dikubur agar dunia pendidikan bisa berkarakter, “tegasnya. (KS-02)
COMMENTS