Sebagai bentuk penolakan terhadap berkembangnya paham Islam State of Iraq and Syiria (ISIS) di Kota Bima
Sebagai bentuk penolakan terhadap berkembangnya paham Islam State of Iraq and Syiria (ISIS) di Kota Bima, organisasi kepemudaan GP Ansor Kota Bima, Jumat (15/8) sore memasang sejumlah spanduk di berbagai titik. Spanduk itu berisi tulisan penolakan dan seruan kepada masyarakat untuk mewaspadai bahaya menyebarnya paham ISIS di Kota Bima.
Lokasi pemasangan spanduk itu diantaranya dilakukan di Taman Ria, simpang empat Kelurahan Penato’i, simpang empat pasar raya Bima dan Sekretariat GP Ansor Kelurahan Pane. Selain spanduk, pengurus organisasi otonom Nahdlatul Ulama (NU) itu juga membagikan stiker penolakan ISIS kepada masyarakat dan pengguna jalan yang melintas.
Ketua GP Ansor Kota Bima, Dzul Amirulhaq menegaskan, pihaknya dan seluruh elemen NU secara tegas menyatakan bahwa Kota Bima harus menjadi zona bebas ISIS serta bebas dari gerakan-gerakan radikal yang mengancam integrasi bangsa dan kemurnian budaya masyarakat Bima. “Kami berada di barisan terdepan untuk menghadang upaya-upaya agitasi dan provokasi ajaran ISIS di Kota Bima,” ujarnya.
Menurutnya, ajaran dan ideologi ISIS selain bertentangan dgn NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, juga bertentangan dgn budaya beragama masyarakat Kota Bima yg sangat toleran dan menjunjung ting gi perbedaan. “Silakan beragama yang wajar-wajar saja,” kata Dzul.
Untuk membantu pemerintah lanjutnya, GP Ansor membuka sekretariat 24 Jam untuk menerima pengaduan dari masyarakat tentang indikasi adanya kelompok-kelompok yang dicurigai sebagai bagian dari ISIS. “Kami akan turun untuk mengidentifikasi oknum dan kelompok yang secara terbuka mendekalarasikan ISIS, dengan maksud untuk diajak kembali ke jalan Islam Rahmatan lil Alamin,” terangnya.
Dzul menambahkan, demi menjaga stabilitas dan iklim investasi serta percepatan pembangunan di Kota Bima, GP Ansor mengajak pihak-pihak yang telah secara sadar maupun tidak sadar terlibat dalam penggalangan ISIS ini untuk segera kembali kepada syariat Islam yang sesuai dengan budaya bangsa dan tradisi Bima (KS-13)
Lokasi pemasangan spanduk itu diantaranya dilakukan di Taman Ria, simpang empat Kelurahan Penato’i, simpang empat pasar raya Bima dan Sekretariat GP Ansor Kelurahan Pane. Selain spanduk, pengurus organisasi otonom Nahdlatul Ulama (NU) itu juga membagikan stiker penolakan ISIS kepada masyarakat dan pengguna jalan yang melintas.
Ketua GP Ansor Kota Bima, Dzul Amirulhaq menegaskan, pihaknya dan seluruh elemen NU secara tegas menyatakan bahwa Kota Bima harus menjadi zona bebas ISIS serta bebas dari gerakan-gerakan radikal yang mengancam integrasi bangsa dan kemurnian budaya masyarakat Bima. “Kami berada di barisan terdepan untuk menghadang upaya-upaya agitasi dan provokasi ajaran ISIS di Kota Bima,” ujarnya.
Menurutnya, ajaran dan ideologi ISIS selain bertentangan dgn NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, juga bertentangan dgn budaya beragama masyarakat Kota Bima yg sangat toleran dan menjunjung ting gi perbedaan. “Silakan beragama yang wajar-wajar saja,” kata Dzul.
Untuk membantu pemerintah lanjutnya, GP Ansor membuka sekretariat 24 Jam untuk menerima pengaduan dari masyarakat tentang indikasi adanya kelompok-kelompok yang dicurigai sebagai bagian dari ISIS. “Kami akan turun untuk mengidentifikasi oknum dan kelompok yang secara terbuka mendekalarasikan ISIS, dengan maksud untuk diajak kembali ke jalan Islam Rahmatan lil Alamin,” terangnya.
Dzul menambahkan, demi menjaga stabilitas dan iklim investasi serta percepatan pembangunan di Kota Bima, GP Ansor mengajak pihak-pihak yang telah secara sadar maupun tidak sadar terlibat dalam penggalangan ISIS ini untuk segera kembali kepada syariat Islam yang sesuai dengan budaya bangsa dan tradisi Bima (KS-13)
COMMENTS