Memasuki dan pasca hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Raya Bima mengalami kenaikan harga
Memasuki dan pasca hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Raya Bima mengalami kenaikan harga. Salah satu kebutuhan yang harganya cukup melambung yakni daging ayam. Kenaikan harga daging ayam terjadi sejak beberapa hari menjelang Idul Fitri hingga kini masih dirasakan konsumen.
Pada hari normal harganya berkisar antara Rp. 32 ribu perkilogram hingga Rp. 36 ribu perkilogram. Namun saat ini melambung menjadi Rp. 45 ribu perkilogram hingga menembus Rp. 50 ribu perkilogram. Penyebab kenaikan harga tersebut karena meningkatnya jumlah permintaan konsumen yang tidak sebanding dengan persediaan daging ayam.
Hampir setiap hari kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam meningkat dibanding hari biasanya. “Apalagi pasca suasana Idul Fitri, banyak pembeli yang datang sementara stok daging ayam terbatas,” kata Hajnah, salah satu penjual daging ayam di Pasar Raya Bima, Kamis (31/7).
Diakui Hajnah, kenaikan harga bukan hanya pada penjual tetapi memang dari distributor yang memasok daging ayam. Pihaknya tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti harga pasaran. Sebab bila tidak dinaikkan, justru penjual yang mengalami kerugian. “Dari pemasok kita mengambil sekitar Rp.42 ribu perkilogram dan kita hanya menjual dengan keuntungan tidak terlalu banyak,” akunya.
Dia menambahkan, banyaknya permintaan konsumen terhadap daging ayam membuat penjual kewalahan. Namun demikian, dirinya bersyukur mendapat hikmah Idul Fitri karena daging ayam yang dijual selalu habis. (KS-13)
Pada hari normal harganya berkisar antara Rp. 32 ribu perkilogram hingga Rp. 36 ribu perkilogram. Namun saat ini melambung menjadi Rp. 45 ribu perkilogram hingga menembus Rp. 50 ribu perkilogram. Penyebab kenaikan harga tersebut karena meningkatnya jumlah permintaan konsumen yang tidak sebanding dengan persediaan daging ayam.
Hampir setiap hari kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam meningkat dibanding hari biasanya. “Apalagi pasca suasana Idul Fitri, banyak pembeli yang datang sementara stok daging ayam terbatas,” kata Hajnah, salah satu penjual daging ayam di Pasar Raya Bima, Kamis (31/7).
Diakui Hajnah, kenaikan harga bukan hanya pada penjual tetapi memang dari distributor yang memasok daging ayam. Pihaknya tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti harga pasaran. Sebab bila tidak dinaikkan, justru penjual yang mengalami kerugian. “Dari pemasok kita mengambil sekitar Rp.42 ribu perkilogram dan kita hanya menjual dengan keuntungan tidak terlalu banyak,” akunya.
Dia menambahkan, banyaknya permintaan konsumen terhadap daging ayam membuat penjual kewalahan. Namun demikian, dirinya bersyukur mendapat hikmah Idul Fitri karena daging ayam yang dijual selalu habis. (KS-13)
COMMENTS