Amir Jama’ah Ansharusy Syari’ah (JAS) Wilayah Nusra, Ustad Abdul Hakim menyesalkan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima
Amir Jama’ah Ansharusy Syari’ah (JAS) Wilayah Nusra, Ustad Abdul Hakim menyesalkan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bima yang menuding Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) dan Hizbut Tahrir (HTI) sebagai Ormas Islam berbahaya dan perlu diwaspadai. Baik mengenai konsep khilafah dan dugaan mendukung deklarasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Mestinya MUI tabayyun (konfirmasi) terlebih dahulu sebelum menyimpulkan HTI dan JAT sebagai Ormas Islam berbahaya dan perlu diwaspadai. Sebab pernyataan itu tanpa dasar yang kuat,” kata Ustad Abdul Hakim saat menyampaikan keterangan pers kepada media di Maktab JAS Kelurahan Melayu Kota Bima, kemarin.
Apalagi pandangan MUI mengenai khilafah jelasnya, sangat berbeda dengan pandangan mayoritas ulama syar’i didunia yang sepakat bahwa khilafah harus ditegakkan. “Khilafah merupakan panggilan bagi seluruh umat Islam. Suka tidak suka, lambat laun khilafah pasti akan tegak di Bumi Allah,” tegasnya.
Meski jama’ahnya saat ini sudah terpisah dari JAT, pihaknya tetap berencana akan mendatangi MUI Kota Bima dalam waktu dekat untuk meminta klarifikasi terhadap pernyataan yang disampaikan tersebut. Apalagi, MUI merupakan lembaga Islam yang menjadi rujukan sehingga setiap apa yang disampaikan mesti dipertanngung jawabkan dengan dasar kuat. Ustad Abdul Hakim juga menyinggung soal pandangan HTI tentang ISIS.
Menurut mantan Amir JAT ini, pandangan HTI dan JAS hampir sama dalam memahami konsep khilafah dan tidak sepakat dengan khilafah yang dideklarasikan ISIS saat ini. Dia juga membantah mengenai tudingan bahwa dukungan ISIS di Bima dilakukan orang-orang JAT yang saat ini bergabung dengan JAS. “Kami menduga itu dilakukan jamaah diluar JAS, atau bisa saja dari jamaah yang saat ini tetap mengatasnamakan JAT,” tandasnya didampingi sejumlah pengurus JAS.
Secara terpisah, dalam pernyataan sebelumnya, Ketua HTI Bima, Muhammad Ayyubi Khilafah mengaku tak sepakat dengan konsep khilafah ISIS. Pasalnya, penegakkan khilafah telah ditampilkan dengan gambaran yang buruk. Sehingga tidak yakin dengan khilafah yang ditegakkan oleh ISIS, karena khilafah yang diklaim telah berdiri itu jauh dari gambaran Khilafah yang syar’i seperti diperintahkan Rasulullah.
Meski demikian, Ayyubi berpandangan bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh umat islam seluruh dunia yang menerapkan seluruh syariat islam dan menyeberluaskan ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Seluruh ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah sepakat akan wajibnya khilafah ini.
Sebelumnya, Ketua MUI Kota Bima, Drs HM Saleh menuding JAT dan HTI sebagai Ormasl Islam berbahaya dan perlu diwaspadai. Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat koordinasi (rakor) membahas soal ISIS yang digelar Pemerintah Kota Bima dengan unsur FKPD beberapa hari lalu. Selain itu, MUI juga menduga dua ormas itu ikut mendukung keberadaan ISIS. (KS-13)
“Mestinya MUI tabayyun (konfirmasi) terlebih dahulu sebelum menyimpulkan HTI dan JAT sebagai Ormas Islam berbahaya dan perlu diwaspadai. Sebab pernyataan itu tanpa dasar yang kuat,” kata Ustad Abdul Hakim saat menyampaikan keterangan pers kepada media di Maktab JAS Kelurahan Melayu Kota Bima, kemarin.
Apalagi pandangan MUI mengenai khilafah jelasnya, sangat berbeda dengan pandangan mayoritas ulama syar’i didunia yang sepakat bahwa khilafah harus ditegakkan. “Khilafah merupakan panggilan bagi seluruh umat Islam. Suka tidak suka, lambat laun khilafah pasti akan tegak di Bumi Allah,” tegasnya.
Meski jama’ahnya saat ini sudah terpisah dari JAT, pihaknya tetap berencana akan mendatangi MUI Kota Bima dalam waktu dekat untuk meminta klarifikasi terhadap pernyataan yang disampaikan tersebut. Apalagi, MUI merupakan lembaga Islam yang menjadi rujukan sehingga setiap apa yang disampaikan mesti dipertanngung jawabkan dengan dasar kuat. Ustad Abdul Hakim juga menyinggung soal pandangan HTI tentang ISIS.
Menurut mantan Amir JAT ini, pandangan HTI dan JAS hampir sama dalam memahami konsep khilafah dan tidak sepakat dengan khilafah yang dideklarasikan ISIS saat ini. Dia juga membantah mengenai tudingan bahwa dukungan ISIS di Bima dilakukan orang-orang JAT yang saat ini bergabung dengan JAS. “Kami menduga itu dilakukan jamaah diluar JAS, atau bisa saja dari jamaah yang saat ini tetap mengatasnamakan JAT,” tandasnya didampingi sejumlah pengurus JAS.
Secara terpisah, dalam pernyataan sebelumnya, Ketua HTI Bima, Muhammad Ayyubi Khilafah mengaku tak sepakat dengan konsep khilafah ISIS. Pasalnya, penegakkan khilafah telah ditampilkan dengan gambaran yang buruk. Sehingga tidak yakin dengan khilafah yang ditegakkan oleh ISIS, karena khilafah yang diklaim telah berdiri itu jauh dari gambaran Khilafah yang syar’i seperti diperintahkan Rasulullah.
Meski demikian, Ayyubi berpandangan bahwa Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh umat islam seluruh dunia yang menerapkan seluruh syariat islam dan menyeberluaskan ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Seluruh ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah sepakat akan wajibnya khilafah ini.
Sebelumnya, Ketua MUI Kota Bima, Drs HM Saleh menuding JAT dan HTI sebagai Ormasl Islam berbahaya dan perlu diwaspadai. Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat koordinasi (rakor) membahas soal ISIS yang digelar Pemerintah Kota Bima dengan unsur FKPD beberapa hari lalu. Selain itu, MUI juga menduga dua ormas itu ikut mendukung keberadaan ISIS. (KS-13)
COMMENTS