Rencana Polisi dan pihak Dokter untuk meng-otopsi jenazah korban penembakan atas bentrok Desa Nisa Kecamatan Woha dan Desa Cenggu Kecamatan Palibelo, batal dilakukan
Rencana Polisi dan pihak Dokter untuk meng-otopsi jenazah korban penembakan atas bentrok Desa Nisa Kecamatan Woha dan Desa Cenggu Kecamatan Palibelo, batal dilakukan. Pasalnya, istri korban yakni Ika Trisasmita Mayangsari menolak jenazah suaminya untuk diotopsi. Karena,langkah itu tidak akan menghidupkan kembali suaminya.
Menurutnya, otopsi terhadap jenazah mendiang suaminya tidak ada manfaatnya. Karena, langkah seperti itu hanya untuk mengeluarkan sisa proyektil yang bersarang dalam tubuh jenazah suaminya.”Untuk apa jenazah suami saya diotopsi, biar saja sisa proyektil itu dimakamkan bersama suami saya agar warga yang membunuhnya merasa puas,”ujarnya saat ditemui wartawan di depan kamar jenazah RSUD Bima Minggu malam kemarin.
Dengan kehendak dan ijin Allah SWT lanjutnya, ia meng-ihlaskan kepergian suaminya walaupun dengan cara yang sangat tidak wajar. Diyakininya,tuhan akan memberikan kekuatan pada anak dan dirinya.”Tuhan tidak buta dan tuli, saya yakin tuhan akan membalas perbuatan orang yang telah membunuh suami saya,”tuturnya.
Ika menceritakan, sehari sebelum suaminya tertembak hingga tewas, Ia bermimpi ada sekelompok orang yang memainkan gendang perang. Antara sadar dan tidak, ternyata itu terjadi pada suaminya.”Saya tidak menyangka hal ini akan terjadi dan menimpa suami saya,”ujarnya sedih.
Ini merupakan kali keduanya bentrok antar Desa Cenggu dan Dusun Kampo Tolo Desa Nisa. Pada tahun 2013 lalu usai lebaran seperti sekarang ini, bentrok yang sama terjadi. ”Ini yang membuat saya semakin tidak percaya lagi dengan aparat Kepolisian Polres Bima Kabupaten. Tidak ada pencegahan yang mereka lakukan agar masyarakat tidak bentrok. Dimana fungsi intelejen yang dibentuk itu,”tegasnya.(KS-05)
Menurutnya, otopsi terhadap jenazah mendiang suaminya tidak ada manfaatnya. Karena, langkah seperti itu hanya untuk mengeluarkan sisa proyektil yang bersarang dalam tubuh jenazah suaminya.”Untuk apa jenazah suami saya diotopsi, biar saja sisa proyektil itu dimakamkan bersama suami saya agar warga yang membunuhnya merasa puas,”ujarnya saat ditemui wartawan di depan kamar jenazah RSUD Bima Minggu malam kemarin.
Dengan kehendak dan ijin Allah SWT lanjutnya, ia meng-ihlaskan kepergian suaminya walaupun dengan cara yang sangat tidak wajar. Diyakininya,tuhan akan memberikan kekuatan pada anak dan dirinya.”Tuhan tidak buta dan tuli, saya yakin tuhan akan membalas perbuatan orang yang telah membunuh suami saya,”tuturnya.
Ika menceritakan, sehari sebelum suaminya tertembak hingga tewas, Ia bermimpi ada sekelompok orang yang memainkan gendang perang. Antara sadar dan tidak, ternyata itu terjadi pada suaminya.”Saya tidak menyangka hal ini akan terjadi dan menimpa suami saya,”ujarnya sedih.
Ini merupakan kali keduanya bentrok antar Desa Cenggu dan Dusun Kampo Tolo Desa Nisa. Pada tahun 2013 lalu usai lebaran seperti sekarang ini, bentrok yang sama terjadi. ”Ini yang membuat saya semakin tidak percaya lagi dengan aparat Kepolisian Polres Bima Kabupaten. Tidak ada pencegahan yang mereka lakukan agar masyarakat tidak bentrok. Dimana fungsi intelejen yang dibentuk itu,”tegasnya.(KS-05)
COMMENTS