Peristiwa kebakaran terjadi di RT 11 Dusun Sangari Desa Mbawa Kecamatan Donggo, Rabu (24/9) dini hari
Peristiwa kebakaran terjadi di RT 11 Dusun Sangari Desa Mbawa Kecamatan Donggo, Rabu (24/9) dini hari. Akibat kejadian itu, pemilik rumah yang juga mantan Kades Mbawa, H. Hakim (80) tewas terbakar di lokasi kebakaran. Selain itu, rumah korban berikut satu rumah warga lainnya ludes terbakar hingga rata dengan tanah.
Menurut saksi mata, Jamaludin peristiwa kebakaran itu terlambat diketahui karena hampir sebagian besar warga setempat keluar rumah untuk menghadiri undangan hajatan di dusun lainnya. Dirinya sempat mendengar teriakan seorang perempuan mengenai adanya kebakaran. Akhirnya terbangun dari tidur bersama warga lainnya dan bergegas mencari tahu lokasi kebakaran.
Setelah melihat kebakaran itu menimpa rumah H. Hakim, Ia pun menuju masjid untuk membangunkan masyarakat dengan pengeras suara. Masyarakat akhirnya terbangun dan menuju lokasi kebakaran. Berbagai upaya dilakukan masyarakay untuk memadamkan api yang sudah berkobar. Bahkan, terpaksa mengunakan fasilitas PDAM Donggo dengan memotong pipa yang ada untuk mendapatkan air. “Api awalnya sulit dipadamkan karena minimnya peralatan, setelah menggunakan pipa PDAM barulah bisa dipadamkan,” tuturnya.
Namun lanjut Jamaluddin, upaya yang dilakukan hanya bisa memadamkan api agar tidak meluas ke rumah warga lainnya. Sementara rumah H. Hakim dan H. Abas yang berdempetan tak mampu diselamatkan karena ganasnya si jago merah. Semua perabotan rumah tangga, mesin kompresor, satu unit sepeda motor beserta padi sebanyak 30 karung dan pupuk pertanian sebanyak tujuh sak miliki H Abas tidak ada yang terselamatkan. “Begitupun rumah milik H. Hakim tak satupun dapat terselamatkan termasuk laptop beserta isi rumah semuanya ludes,” kata dia.
Anak korban, Abakar S, Pd, terlihat tak kuasa menahan kesedihannya menyaksikan ayahnya menjadi korban. Kejadian itu diakuinya terlambat diketahui karena keluar untuk menghadiri undangan hajatan keluarga di Dusun Mbawa Satu desa setempat bersama ibu dan sebagian warga lainnya. “Kami baru tahu setelah mendapat informasi dari warga. Masyarakat dalam acara ikut lari berhamburan untuk mendatangi lokasi kejadian,” ungkapnya.
Bersama warga lainnya, Ia ikut membantu memadamkan api tetapi belum mengetahui sang Ayah ada di dalam rumah yang terbakar. Karena tak melihat Ayahnya, Ia coba mencari dan menanyakan warga tetapi tidak ada yang mengetahui persis keberadaannya. Setelah api dipadamkan, dirinya terkejut dan tak kuasa menahan tangis melihat bekas tulang belulang dan organ tubuh sang Ayah yang hangus terbakar.
“Memang kami sekeluarga lupa untuk memperhatikan orang tua kami sebelum berangkat ke acara keluarga di Mbawa Satu. Kemungkinan kebakaran terjadi karena lampu pijar yang dinyalakan didekat tidurnya dan lupa dimatikan. Semua listrik di padam di Donggo saat kejadian,” tuturnya.
Camat Donggo, Abubakar, SE mengaku turut prihatin atas musibah yang menimpa warganya. Ia telah mendapat laporan dari masyarakat di Desa Mbawa terkait peristiwa yang merenggut nyawa H. Hakim itu. Dia berharap kejadian itu dapat menjadi peringatan bagi masyarakat lainnya agar berhati menyalakan api karena angin sangat kencang dimusim kemarau. “Kami akan langsung melaporkan kepada Bapak Bupati Bima, dinas sosial, Kesra dan BPBD terkait musibah ini. Agar memperhatikan keadaan korban kebakaran ini,” tandasnya. (KS-11)
Menurut saksi mata, Jamaludin peristiwa kebakaran itu terlambat diketahui karena hampir sebagian besar warga setempat keluar rumah untuk menghadiri undangan hajatan di dusun lainnya. Dirinya sempat mendengar teriakan seorang perempuan mengenai adanya kebakaran. Akhirnya terbangun dari tidur bersama warga lainnya dan bergegas mencari tahu lokasi kebakaran.
Setelah melihat kebakaran itu menimpa rumah H. Hakim, Ia pun menuju masjid untuk membangunkan masyarakat dengan pengeras suara. Masyarakat akhirnya terbangun dan menuju lokasi kebakaran. Berbagai upaya dilakukan masyarakay untuk memadamkan api yang sudah berkobar. Bahkan, terpaksa mengunakan fasilitas PDAM Donggo dengan memotong pipa yang ada untuk mendapatkan air. “Api awalnya sulit dipadamkan karena minimnya peralatan, setelah menggunakan pipa PDAM barulah bisa dipadamkan,” tuturnya.
Namun lanjut Jamaluddin, upaya yang dilakukan hanya bisa memadamkan api agar tidak meluas ke rumah warga lainnya. Sementara rumah H. Hakim dan H. Abas yang berdempetan tak mampu diselamatkan karena ganasnya si jago merah. Semua perabotan rumah tangga, mesin kompresor, satu unit sepeda motor beserta padi sebanyak 30 karung dan pupuk pertanian sebanyak tujuh sak miliki H Abas tidak ada yang terselamatkan. “Begitupun rumah milik H. Hakim tak satupun dapat terselamatkan termasuk laptop beserta isi rumah semuanya ludes,” kata dia.
Anak korban, Abakar S, Pd, terlihat tak kuasa menahan kesedihannya menyaksikan ayahnya menjadi korban. Kejadian itu diakuinya terlambat diketahui karena keluar untuk menghadiri undangan hajatan keluarga di Dusun Mbawa Satu desa setempat bersama ibu dan sebagian warga lainnya. “Kami baru tahu setelah mendapat informasi dari warga. Masyarakat dalam acara ikut lari berhamburan untuk mendatangi lokasi kejadian,” ungkapnya.
Bersama warga lainnya, Ia ikut membantu memadamkan api tetapi belum mengetahui sang Ayah ada di dalam rumah yang terbakar. Karena tak melihat Ayahnya, Ia coba mencari dan menanyakan warga tetapi tidak ada yang mengetahui persis keberadaannya. Setelah api dipadamkan, dirinya terkejut dan tak kuasa menahan tangis melihat bekas tulang belulang dan organ tubuh sang Ayah yang hangus terbakar.
“Memang kami sekeluarga lupa untuk memperhatikan orang tua kami sebelum berangkat ke acara keluarga di Mbawa Satu. Kemungkinan kebakaran terjadi karena lampu pijar yang dinyalakan didekat tidurnya dan lupa dimatikan. Semua listrik di padam di Donggo saat kejadian,” tuturnya.
Camat Donggo, Abubakar, SE mengaku turut prihatin atas musibah yang menimpa warganya. Ia telah mendapat laporan dari masyarakat di Desa Mbawa terkait peristiwa yang merenggut nyawa H. Hakim itu. Dia berharap kejadian itu dapat menjadi peringatan bagi masyarakat lainnya agar berhati menyalakan api karena angin sangat kencang dimusim kemarau. “Kami akan langsung melaporkan kepada Bapak Bupati Bima, dinas sosial, Kesra dan BPBD terkait musibah ini. Agar memperhatikan keadaan korban kebakaran ini,” tandasnya. (KS-11)
COMMENTS