Pihak keamanan menggunakan sistem berlapis dalam mengamankan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) IX di Bima.
Pihak keamanan menggunakan sistem berlapis dalam mengamankan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) IX di Bima. Kegiatan bertema budaya itu mulai dilaksanakan, Sabtu (6/9) malam ditandai dengan makan malam bersama (welcome dinner) sebagai bentuk penyambutan para Raja dan Sultan di halaman Museum ASI Mbojo.
Rangkaian kegiatan pembukaan itu dijaga ketat aparat Kepolisian dan TNI bersenjata lengkap. Di luar ASI, sejumlah personil Kepolisian disiagakan di jalan masuk dari berbagai arah. Pintu masuk hanya dibuka dari arah depan saja sedangkan dari arah lain ditutup total.
Aparat keamanan hanya mengijinkan tamu, panitia dan undangan yang memiliki kartu pengenal yang disediakan khusus untuk masuk ke dalam areal ASI. Sementara masyarakat umum hanya bisa menyaksikan kehadiran para tamu dari seluruh keraton nusantara dan luar negeri itu dibalik besi pagar.
Tak hanya itu, para tamu tak bisa langsung masuk begitu saja ke tempat acara. Sebab, tepat di pintu masuk sudah berdiri pintu detector untuk memeriksa setiap barang yang dibawa. Alat yang biasa digunakan di Bandar Udara itu digunakan untuk mendeteksi benda-benda berbahaya seperti senjata api, bahan peledak, senjata tajam dan sejenisnya.
Pemasangan alat itu dilakukan untuk menjamin keamanan para Raja dan Sultan yang mengikuti acara makan malam. Sementara di dalam halaman ASI terlihat sejumlah pasukan pengaman dari Satuan Brimob, Penjinak Bom dan aparat Kepolisian maupun TNI berseragam bebas. Mereka bersiaga jika sewaktu-waktu ada ancaman yang membahayakan para tamu.(KS-13)
Rangkaian kegiatan pembukaan itu dijaga ketat aparat Kepolisian dan TNI bersenjata lengkap. Di luar ASI, sejumlah personil Kepolisian disiagakan di jalan masuk dari berbagai arah. Pintu masuk hanya dibuka dari arah depan saja sedangkan dari arah lain ditutup total.
Aparat keamanan hanya mengijinkan tamu, panitia dan undangan yang memiliki kartu pengenal yang disediakan khusus untuk masuk ke dalam areal ASI. Sementara masyarakat umum hanya bisa menyaksikan kehadiran para tamu dari seluruh keraton nusantara dan luar negeri itu dibalik besi pagar.
Tak hanya itu, para tamu tak bisa langsung masuk begitu saja ke tempat acara. Sebab, tepat di pintu masuk sudah berdiri pintu detector untuk memeriksa setiap barang yang dibawa. Alat yang biasa digunakan di Bandar Udara itu digunakan untuk mendeteksi benda-benda berbahaya seperti senjata api, bahan peledak, senjata tajam dan sejenisnya.
Pemasangan alat itu dilakukan untuk menjamin keamanan para Raja dan Sultan yang mengikuti acara makan malam. Sementara di dalam halaman ASI terlihat sejumlah pasukan pengaman dari Satuan Brimob, Penjinak Bom dan aparat Kepolisian maupun TNI berseragam bebas. Mereka bersiaga jika sewaktu-waktu ada ancaman yang membahayakan para tamu.(KS-13)
COMMENTS