Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin sepertinya tidak main – main mengeluarkan pernyataan untuk melapor demonstran yang telah merusak fasilitas Pemerintah ke Polisi.
Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin sepertinya tidak main – main mengeluarkan pernyataan untuk melapor demonstran yang telah merusak fasilitas Pemerintah ke Polisi. Tindakan anarkis itu menurutnya tidak diperbolehkan, apalagi merusak fasilitas milik pemerintah.
“Silahkan demo, tidak ada yang larang, itu juga diperbolehkan UU. Tapi, kalau terjadi anarkis, apalagi merusak fasilitas Pemerintah Kota Bima, saya akan bertindak,” tegasnya.
Ia mengaku, awalnya tidak tahu jika ada fasilitas pemerintah yang dirusak oleh massa aksi dari PRD, Kamis (4/9). Karena sudah mengetahui pengerusakan itu, dirinya pun tak akan tinggal diam. “Satu lampu saja yang rusak, pelakunya akan saya cari. Pasti kita lapor ke Polisi,” katanya.
Menurut dia, jika ada kejadian seperti itu, pasti akan ada orang yang merasa dirugikan, pengguna jalan juga akan terganggu. Apalagi Wakapolres diketahui mengalami luka robek dibagian kepala. “Kaua sudah begini juga kasihan polisi,” tuturnya.
Qurais juga mengaku sudah membesuk Wakapolres Bima Kota yang terluka saat menangani aksi demonstrasi tersebut. “Ya, semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya.
Sebelumnya, aksi demonstrasi dari sejumlah massa yang mengatasnamakan LMND, PRD, FNPBI dan SRMI, Kamis (4/9) siang berakhir anarkis. Massa yang menyorot persoalan Amahami seperti penimbunan dan kerusakan pohon mangrove itu pun terpaksa dibubar paksa aparat Kepolisian.
Ketegangan berawal ketika salah seorang yang diduga demonstran memukul kaca lampu di atas pagar hingga pecah. Aksi demonstrasi pun kian tak terkendali dan menjurus keanarkis. Untuk menghentikan aksi itu, aparat Kepolisian mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata dan tembakan peringatan beberapa kali keudara.
Namun, massa yang kian memanas tak mampu dikendalikan sehingga terpaksa tindakan pembubaran diambil Kepolisian. Akibat insiden itu beberapa demonstran mengalami luka-luka. Termasuk diantaranya, Wakapolres Bima Kota, Kompol Luthfi, SIK mengalami luka bocor pada bagian kepala karena diduga terkena pecahan kaca lampu yang berhamburan. (KS-13)
“Silahkan demo, tidak ada yang larang, itu juga diperbolehkan UU. Tapi, kalau terjadi anarkis, apalagi merusak fasilitas Pemerintah Kota Bima, saya akan bertindak,” tegasnya.
Ia mengaku, awalnya tidak tahu jika ada fasilitas pemerintah yang dirusak oleh massa aksi dari PRD, Kamis (4/9). Karena sudah mengetahui pengerusakan itu, dirinya pun tak akan tinggal diam. “Satu lampu saja yang rusak, pelakunya akan saya cari. Pasti kita lapor ke Polisi,” katanya.
Menurut dia, jika ada kejadian seperti itu, pasti akan ada orang yang merasa dirugikan, pengguna jalan juga akan terganggu. Apalagi Wakapolres diketahui mengalami luka robek dibagian kepala. “Kaua sudah begini juga kasihan polisi,” tuturnya.
Qurais juga mengaku sudah membesuk Wakapolres Bima Kota yang terluka saat menangani aksi demonstrasi tersebut. “Ya, semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya.
Sebelumnya, aksi demonstrasi dari sejumlah massa yang mengatasnamakan LMND, PRD, FNPBI dan SRMI, Kamis (4/9) siang berakhir anarkis. Massa yang menyorot persoalan Amahami seperti penimbunan dan kerusakan pohon mangrove itu pun terpaksa dibubar paksa aparat Kepolisian.
Ketegangan berawal ketika salah seorang yang diduga demonstran memukul kaca lampu di atas pagar hingga pecah. Aksi demonstrasi pun kian tak terkendali dan menjurus keanarkis. Untuk menghentikan aksi itu, aparat Kepolisian mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan tembakan gas air mata dan tembakan peringatan beberapa kali keudara.
Namun, massa yang kian memanas tak mampu dikendalikan sehingga terpaksa tindakan pembubaran diambil Kepolisian. Akibat insiden itu beberapa demonstran mengalami luka-luka. Termasuk diantaranya, Wakapolres Bima Kota, Kompol Luthfi, SIK mengalami luka bocor pada bagian kepala karena diduga terkena pecahan kaca lampu yang berhamburan. (KS-13)
COMMENTS