Perolehan Pendapatan Asli Daerah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima setiap tahun seringkali anjlok.
Perolehan Pendapatan Asli Daerah Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bima setiap tahun seringkali anjlok. Target Rp. 1 Miliar tiap tahun, hanya mampu dicapai tak lebih dari 30 persen. Tidak maksimalnya penglolaan alat berat kerap menjadi kendala. Banyaknya alat berat yang rusak dan jarang disewa pihak ketiga, bagian pengelola Alat berat meminta agar perolehan PAD diturunkan.
"Kami sudah minta pada Tahun 2015 target PAD diturunkan hingga Rp 400 juta saja. Bila perlu itu mulai dilakukan pada Anggaran Perubahan Tahun ini," kata Syahrul, ST Kepala UPT Workshop dan Laboratorium Dinas PU Kota Bima, Senin lalu.
Saat ditemui wartawan, ia mengaku target beberapa tahun terakhir memang sebanyak Rp. 1 Miliar. Sementara beban perolehan PAD, lebih banyak diberikan kepada alat berat. Tapi jika dilihat dari kondisi alat, justru tidak memungkinkan, karena semakin lama semakin tua. "Alat sudah banyak yang rusak dan sudah tidak produktif," ujarnya.
Dia menyebutkan, jumlah alat, Eksavator satu unit namun rusak berat, satu unit Graider masih berfungsi dengan baik, Loder dan Vibro masing-masing satu unit dalam kondisi rusak, dan Dum Truk lima unit. Namun dari semua yang ada, Dum Truk hanya satu yang baik. "Kondisinya rusak sejak lama," ungkapnya.
Untuk penyewaan, lanjutnya, Eksavator satu jam disewa sebesar Rp. 250 ribu, Graider, Loder dan Vibro sebanyak Rp. 125 ribu per hari, sementara Dumtruk Rp. 400 ribu perhari. "Penyewaan ini musiman. Kecuali kita yang mencari dan rajin menghubungi orang yang ingin sewa," tuturnya.
Kata Syahrul, dari PAD yang diajukan sebanyak Rp. 400 Juta, sebanyak Rp. 350 Juta dibebankan pada alat berat, dan Rp. 50 Juta dari pendapatan Dinas. "Saya sekarang selalu melapor kondisi alat. Dan dari workshop PAD terakhir Rp 130 juta," tambahnya. (KS-13)
"Kami sudah minta pada Tahun 2015 target PAD diturunkan hingga Rp 400 juta saja. Bila perlu itu mulai dilakukan pada Anggaran Perubahan Tahun ini," kata Syahrul, ST Kepala UPT Workshop dan Laboratorium Dinas PU Kota Bima, Senin lalu.
Saat ditemui wartawan, ia mengaku target beberapa tahun terakhir memang sebanyak Rp. 1 Miliar. Sementara beban perolehan PAD, lebih banyak diberikan kepada alat berat. Tapi jika dilihat dari kondisi alat, justru tidak memungkinkan, karena semakin lama semakin tua. "Alat sudah banyak yang rusak dan sudah tidak produktif," ujarnya.
Dia menyebutkan, jumlah alat, Eksavator satu unit namun rusak berat, satu unit Graider masih berfungsi dengan baik, Loder dan Vibro masing-masing satu unit dalam kondisi rusak, dan Dum Truk lima unit. Namun dari semua yang ada, Dum Truk hanya satu yang baik. "Kondisinya rusak sejak lama," ungkapnya.
Untuk penyewaan, lanjutnya, Eksavator satu jam disewa sebesar Rp. 250 ribu, Graider, Loder dan Vibro sebanyak Rp. 125 ribu per hari, sementara Dumtruk Rp. 400 ribu perhari. "Penyewaan ini musiman. Kecuali kita yang mencari dan rajin menghubungi orang yang ingin sewa," tuturnya.
Kata Syahrul, dari PAD yang diajukan sebanyak Rp. 400 Juta, sebanyak Rp. 350 Juta dibebankan pada alat berat, dan Rp. 50 Juta dari pendapatan Dinas. "Saya sekarang selalu melapor kondisi alat. Dan dari workshop PAD terakhir Rp 130 juta," tambahnya. (KS-13)
COMMENTS