Anggota DPRD Kabupaten Bima, meminta kepada Kapolres Bima Kota, khususnya Kasat Reskrim agar segera menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi Fiberglass, yang sudah setahun lebih ditangani oleh penyidik Tipikor Polres Bima Kota.
Anggota DPRD Kabupaten Bima, meminta kepada Kapolres Bima Kota, khususnya Kasat Reskrim agar segera menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi Fiberglass, yang sudah setahun lebih ditangani oleh penyidik Tipikor Polres Bima Kota. Bila tidak, maka patut dipertanyakan kinerja aparat Kepolisian, karena menangani kasus tersebut telah menghabiskan waktu yang cukup lama. Demikian disampaikan Edy Muchlis S,Sos Anggota DPRD Kabupaten Bima asal Desa Laju tersebut.
Edy yang merupakan pimpinan Rintam Post tersebut mempertanyakan kinerja aparat Kepolisian yang begitu lama menangani kasus fiberglass. Sebelumnya polisi pernah menyampaikan pada media massa, bahwa setelah masa purna dewan, akan ditetapkan tersangka fiberglass.”Tapi kenapa hingga sekarang tidak juga ditetapkan tersangka tersebut,”tanya Wakil rakyat dapil III ini.
Kasus fiberglass merupakan kasus yang ditunggu rakyat penuntasannya hingga di meja pengadilan. Artinya, jika kasus itu mandeg di polisi, maka kinerja polisi akan dicap oleh publik. Karena itu, penetapan tersangka secepatnya adalah solusi terbaik bagi polisi keluar dari asumsi negative publik.”Saya merasa yakin, kasus fiberglass akan segera diselesaikan polisi di Tahun 2014 sekarang, apalagi sekarang kasat Reskrim merupakan kasat yang berhasil menangani banyak kasus korupsi saat bertugas di Aceh,”tuturnya yakin.
Khusus kepada Kapolres, Beny Basir, agar memberi support bagi anggota, khususnya Kasat Reskrim baru dalam menangani kasus korupsi. Mungkin katanya, Kapolres masih mengedepankan asas kekeluargaan, sehingga banyak kasus korupsi tidak tuntas ditangan polisi.”Dengan kasat baru sekarang, saya merasa yakin akan banyak kasus korupsi masuk jaksa dari penyidik Polisi. Contoh, kasus korupsi APBN oleh empat oknum kasek, menjadi bukti bahwa kasat Reskrim sekarang serius memberantas korupsi di Bima”pungkasnya.
Di tempat yang sama, Sulaiman MT,SH juga mendesak polisi agar segera menyelesaikan kasus korupsi yang telah lama ditangani oleh penyidik Tipikor Polres Bima Kota. Antara lain, kasus fiberglass, drumband, dan masih banyak kasus lain yang saat ini tengah ditangani polisi. Lebih khusus lagi, duta Gerindra ini meminta polisi usut proyek Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebanyak Rp.9,3Millyar di Oi Fo,o. pasalnya, proyek tersebut menghabiskan uang Negara banyak, tapi fisiknya tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan.”Banyak kasus yang ditangani di Polisi itu, tapi banyak yang tidak tuntas,”keluhnya.
Sulaiman juga mengaku dalam waktu dekat akan bersilaturrahmi dengan Kapolres Bima Kota dan Kapolres Kabupaten Bima bersama seluruh jajarannya. Tujuannya, memberi motivasi bagi kepolisia agar serius menegakan hukum, terutama penuntasan kasus korupsi di Bima ini.”Banyak kasus korupsi di Bima ini, tapi tidak banyak yang diselesaikan secara hukum,”ungkapnya.
Di akhiri keterangan persnya, Sulaiman yang diamini juga oleh Edy Muchlis ini kembali menegaskan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menyerahkan berkas dugaan mark up proyek penimbunan di Godo sebanyak Rp.9,8Milyar.”Kasus timbunan itu akan kami bongkar kembali, bila perlu akan menempuh jalur pansus dewan,”janjinya. (KS-007)
Kasus fiberglass merupakan kasus yang ditunggu rakyat penuntasannya hingga di meja pengadilan. Artinya, jika kasus itu mandeg di polisi, maka kinerja polisi akan dicap oleh publik. Karena itu, penetapan tersangka secepatnya adalah solusi terbaik bagi polisi keluar dari asumsi negative publik.”Saya merasa yakin, kasus fiberglass akan segera diselesaikan polisi di Tahun 2014 sekarang, apalagi sekarang kasat Reskrim merupakan kasat yang berhasil menangani banyak kasus korupsi saat bertugas di Aceh,”tuturnya yakin.
Khusus kepada Kapolres, Beny Basir, agar memberi support bagi anggota, khususnya Kasat Reskrim baru dalam menangani kasus korupsi. Mungkin katanya, Kapolres masih mengedepankan asas kekeluargaan, sehingga banyak kasus korupsi tidak tuntas ditangan polisi.”Dengan kasat baru sekarang, saya merasa yakin akan banyak kasus korupsi masuk jaksa dari penyidik Polisi. Contoh, kasus korupsi APBN oleh empat oknum kasek, menjadi bukti bahwa kasat Reskrim sekarang serius memberantas korupsi di Bima”pungkasnya.
Sulaiman juga mengaku dalam waktu dekat akan bersilaturrahmi dengan Kapolres Bima Kota dan Kapolres Kabupaten Bima bersama seluruh jajarannya. Tujuannya, memberi motivasi bagi kepolisia agar serius menegakan hukum, terutama penuntasan kasus korupsi di Bima ini.”Banyak kasus korupsi di Bima ini, tapi tidak banyak yang diselesaikan secara hukum,”ungkapnya.
Di akhiri keterangan persnya, Sulaiman yang diamini juga oleh Edy Muchlis ini kembali menegaskan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menyerahkan berkas dugaan mark up proyek penimbunan di Godo sebanyak Rp.9,8Milyar.”Kasus timbunan itu akan kami bongkar kembali, bila perlu akan menempuh jalur pansus dewan,”janjinya. (KS-007)
COMMENTS