Selama dua pekan terakhir, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Bima mencatat telah terjadi 11 kali kebakaran hutan di lokasi yang berbeda di Kota Bima.
Selama dua pekan terakhir, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Bima mencatat telah terjadi 11 kali kebakaran hutan di lokasi yang berbeda di Kota Bima. Jumlah kasus itu dinilai sangat tinggi dan berpotensi akan bertambah lagi bila masyarakat tidak hati-hati saat menyalakan api dan tidak menghentikan perlandangan liar.
Kepala Dishutbun Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba mengungkapkan, sebanyak 11 kasus kebakaran yang tercatat terjadi secara beruntun selama dua pekan terakhir. Lokasi kebakaran diantaranya di Gunung Dodu, Dana Taraha, Kolo, Oi Fo’o dan terakhir yang paling luas di Hutan Ncai Kapenta, wilayah perbatasan Kota Bima dan Ambalawi. Namun, semua kejadian itu sudah diatasi dengan cepat usai mendapatkan informasi.
“Kebakaran paling besar terjadi di Ncai Kapenta beberapa hari lalu. Sekitar dua hektar lahan kering terbakar. Kami pun terpaksa mengerahkan semua anggota untuk memadamkannya,” ungkap Abdurahman saat ditemui di kantor setempat, Kamis (2/10) kemarin.
Diakuinya, rata-rata penyebab kebakaran diduga karena disebabkan api rokok masyarakat yang dibuang sembarangan di lahan hutan kering. Kondisi rumput dan tanaman yang mengering menyebabkan api cepat merambat. Apalagi, musim kemarau seperti ini disertai dengan angin sehingga dapat memicu kebakaran lebih besar.
Untuk mengantisipasi kebakaran tidak terjadi lagi, pihaknya saat ini telah menempatkan petugas di sejumlah titik untuk menjaga kemungkinan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Petugas juga diminta melakukan pendekatan kepada masyarakat yang menggarap ladang agar berhati-hati menyalakan api dan tidak sembarangan membuang puntung rokok.
“Musim kemarau sangat rentan terjadi kebakaran, api kecil saja dapat memicu kebakaran besar. Karena itu kami minta kerjasama masyarakat untuk sama-sama menjaga hutan. Jangan sampai ekosistem dan jasad-jasad renik penyumbur tanah ikut rusak,” pungkasnya. (KS-13)
Kepala Dishutbun Kota Bima, Ir. Abdurrahman Iba mengungkapkan, sebanyak 11 kasus kebakaran yang tercatat terjadi secara beruntun selama dua pekan terakhir. Lokasi kebakaran diantaranya di Gunung Dodu, Dana Taraha, Kolo, Oi Fo’o dan terakhir yang paling luas di Hutan Ncai Kapenta, wilayah perbatasan Kota Bima dan Ambalawi. Namun, semua kejadian itu sudah diatasi dengan cepat usai mendapatkan informasi.
“Kebakaran paling besar terjadi di Ncai Kapenta beberapa hari lalu. Sekitar dua hektar lahan kering terbakar. Kami pun terpaksa mengerahkan semua anggota untuk memadamkannya,” ungkap Abdurahman saat ditemui di kantor setempat, Kamis (2/10) kemarin.
Diakuinya, rata-rata penyebab kebakaran diduga karena disebabkan api rokok masyarakat yang dibuang sembarangan di lahan hutan kering. Kondisi rumput dan tanaman yang mengering menyebabkan api cepat merambat. Apalagi, musim kemarau seperti ini disertai dengan angin sehingga dapat memicu kebakaran lebih besar.
Untuk mengantisipasi kebakaran tidak terjadi lagi, pihaknya saat ini telah menempatkan petugas di sejumlah titik untuk menjaga kemungkinan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Petugas juga diminta melakukan pendekatan kepada masyarakat yang menggarap ladang agar berhati-hati menyalakan api dan tidak sembarangan membuang puntung rokok.
“Musim kemarau sangat rentan terjadi kebakaran, api kecil saja dapat memicu kebakaran besar. Karena itu kami minta kerjasama masyarakat untuk sama-sama menjaga hutan. Jangan sampai ekosistem dan jasad-jasad renik penyumbur tanah ikut rusak,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS