Masalah di Desa Karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima bukan saja soal krisis pangan. Desa setempat juga sangat terbelakang dalam pembangunan.
Masalah di Desa Karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima bukan saja soal krisis pangan. Desa setempat juga sangat terbelakang dalam pembangunan. Misalnya saja kondisi dua sekolahnya yang saat ini rusak parah.
Sekolah dimaksud yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta Karampi dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karampi. Kedua sekolah tersebut dalam kondisi rusak parah. Semua atap ruangan sekolah sudah ambruk dan hingga kini belum diperbaiki karena keterbatasan biaya. Akibatnya para siswa dua sekolah terpaksa belajar dengan melantai di luar ruangan.
Menurut Kepala Desa Karampi, Rifdun H Hasan, kondisi itu sudah terjadi sejak setahun terakhir. Untuk MI dibangun Tahun 2013 lalu dan hanya memiliki dua lokal ruangan kelas dengan jumlah siswa sekitar 132 orang. Kayu penyangga atap genteng tak bertahan lama karena keropos sejak awal Tahun 2014. "Sejumlah genteng sempat jatuh saat siswa belajar tapi untungnya tidak ada yang kena. Karena kuatir membahayakan siswa sewaktu-waktu akhirnya kita turunkan semua gentengnya," kata Rifdun kepada wartawan di Karampi, kemarin.
Kondisi yang sama juga kata dia, terjadi di SDN Karampi yang lokasi tak jauh dari situ. Sekolah yang baru direhab Tahun 2009 silam itu hanya memiliki dua lokal ruangan dengan jumlah siswa sekitar 176 orang. "Siswa SDN Karampi juga terpaksa belajar di luar karena atap gentengnya sudah ambruk," sambungnya.
Diakuinya, karena keterbatasan biaya dua sekolah itu belum mampu diperbaiki dan hanya dibiarkan begitu saja. Upaya untuk mengajukan proposal permohonan bantuan dana kepada Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama sudah dilakukan beberapa bulanb lalu. Namun hingga kini belum ada isyarat dan respon untuk membantu.
Selain dua sekolah itu lanjutnya, di Karampi juga masih ada sekolah darurat, yakni SMA 4 Langgudu. Sekolah itu hanya berdinding papan dan beratap daun kelapa. Sekolah tersebut masih satu atap dengan SMA Negeri 1 Langgudu. Sebelum punya bangunan sendiri sempat menumpang di SDN Karampi. "Tapi karena baru dirintis dua bulan lalu, itu tidak masalah buat warga disini," ujarnya.
Sekolah dimaksud yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta Karampi dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karampi. Kedua sekolah tersebut dalam kondisi rusak parah. Semua atap ruangan sekolah sudah ambruk dan hingga kini belum diperbaiki karena keterbatasan biaya. Akibatnya para siswa dua sekolah terpaksa belajar dengan melantai di luar ruangan.
Menurut Kepala Desa Karampi, Rifdun H Hasan, kondisi itu sudah terjadi sejak setahun terakhir. Untuk MI dibangun Tahun 2013 lalu dan hanya memiliki dua lokal ruangan kelas dengan jumlah siswa sekitar 132 orang. Kayu penyangga atap genteng tak bertahan lama karena keropos sejak awal Tahun 2014. "Sejumlah genteng sempat jatuh saat siswa belajar tapi untungnya tidak ada yang kena. Karena kuatir membahayakan siswa sewaktu-waktu akhirnya kita turunkan semua gentengnya," kata Rifdun kepada wartawan di Karampi, kemarin.
Kondisi yang sama juga kata dia, terjadi di SDN Karampi yang lokasi tak jauh dari situ. Sekolah yang baru direhab Tahun 2009 silam itu hanya memiliki dua lokal ruangan dengan jumlah siswa sekitar 176 orang. "Siswa SDN Karampi juga terpaksa belajar di luar karena atap gentengnya sudah ambruk," sambungnya.
Diakuinya, karena keterbatasan biaya dua sekolah itu belum mampu diperbaiki dan hanya dibiarkan begitu saja. Upaya untuk mengajukan proposal permohonan bantuan dana kepada Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama sudah dilakukan beberapa bulanb lalu. Namun hingga kini belum ada isyarat dan respon untuk membantu.
Selain dua sekolah itu lanjutnya, di Karampi juga masih ada sekolah darurat, yakni SMA 4 Langgudu. Sekolah itu hanya berdinding papan dan beratap daun kelapa. Sekolah tersebut masih satu atap dengan SMA Negeri 1 Langgudu. Sebelum punya bangunan sendiri sempat menumpang di SDN Karampi. "Tapi karena baru dirintis dua bulan lalu, itu tidak masalah buat warga disini," ujarnya.
COMMENTS