Teka teki tentang siapa figur yang bakal maju sebagai Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bima periode 2015-2020 mendatang
Teka teki tentang siapa figur yang bakal maju sebagai Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bima periode 2015-2020 mendatang, perlahan mulai mencuat kepermukaan. Nama Politikus PAN, Adi Mahyudi dan Incumbent Bupati Bima, Drs, H.Syafrudin, HM.Nur, M.Pd, ada yang prediksi bakal bersatu (berpasangan). Bahkan ada pula prediksi kedua Kader Partai Politik (Parpol) itu akan bersaing demi mewujudkan ambisi untuk menjadi orang nomor satu di Kabupaten Bima tersebut.
Lantas bagaimana dengan figur istri mendiang almarhum Bupati Bima, H. Feri Zulkarnain, ST yakni, HJ. Indah Damayanti Putri, apakah akan maju sebagai Cabup, Cawabup ataukah lebih nyaman menduduki kursi DPRD Kabupaten Bima periode 2014-2019 ?. Menarik dinanti, mengingat suasana Politik saban hari kian memanas dan menarik untuk diperbincangkan. Apalagi ketiga Politikus, seperti H. Syafruddin, Adi Mahyudi dan Dinda diwacanakan akan berpasangan. Hanya saja belum bisa dipastikan, apakah H. Syafru-Adi, Adi-Dinda, H.Syafru-Dinda, ataukah ketiganya bakal memutuskan untuk maju sebagai calon orang nomor satu (terpencar).
Sikap politik Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bima tersebut, terkesan masih malu-malu kucing, antara menyatakan siap tampil sebagai Cabup, Cawabup ataukah ingin fokus sebagai Wakil Rakyat. Apalagi hingga saat ini, belum ada keputusan partai tentang siapa kader yang memiliki dukungan, pengaruh dan kekuatan politik untuk memenangkan pemilihan Kepala dan Wakil Kepala Daerah di Dana Mbojo tersebut. “Golkar pasti akan mengusung Dinda pada pemilihan Bupati dan Wabup Bima periode lima tahun mendatang. Cuman, belum bisa dipastikan apakah Dinda jadi orang nomor satu atau dua, karena sejauh ini Golkar belum menentukan sikap,” kata Wakil Sekretaris I Golkar Kabupaten Bima, Drs, M. Guntur kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Politikus kelahiran Desa Kala Kecamatan Donggo itu menilai, Dae Dinda merupakan salah satu kader terbaik yang dimiliki Golkar. Kemampuanya dalam berpolitik tak diragukan lagi, sebagai Politikus Srikandi ia mampu bersaing sekaligus memperoleh suara figure nomor dua dari istri Bupati Bima yakni Hj. Rostina, H.Syafrudin pada Pemilihan Legislativ (Pileg) Juli 2014 lalu. Katanya, moment Pileg itu merupakan bukti kesanggupan Dinda dalam berpolitik. Artinya, kesuksesan hingga berhasil menjadi wakil rakyat dapat dijadikan alasan dan dasar bagi Golkar untuk mengusung Dinda pada pentas bergengsi tersebut. “Saya tidak mengatakan, Dinda diusung sebagai Cabup atau Cawabup, yang jelas Golkar akan usung Dinda. Lagipula tak bisa dipungkiri, Dinda adalah salah satu kader terbaik yang dimiliki Golkar saat ini,” ujarnya dihalaman Kantor Bupati Bima.
Namun pengesahan Undang-Undang (UU) Pilkada oleh anggota legislatif, menurut Mantan Anggota Dewan itu akan jadi ”momok” menakutkan bagi para figur yang berkeinginan tampil pada Pilkada tersebut. Sebab, UU Pilkada itu adalah buah perjuangan Kualisi Merah Putih (KMP). Apalagi dalam koalisi itu terdapat parpol besar seperti, Gerindra, PAN, Golkar, PKS, PPP dan PBB. Artinya kata Guntur, hasil perjuangan KMP di Pusat sudah jelas mempengaruhi suasana politik ditingkat Daerah. Bahkan, koalisi dibawah kendali Prabowo Subianto pasti solid dan bersatu demi ambisi meraih kemenangan pada Pilkada ditingkat Daerah Kabupaten atau Kota.
“Saya yakin, KMP akan solid hingga ketingkat Daerah. Karena, tujuan perjuangan peresmian UU Pilkada dimaksud yakni menguatkan kekuatan politik dengan strategi menguasai Kepala dan Wakil Kepala Daerah. Begitupun, politik pada Pilkada Kabupaten Bima periode lima tahun mendatang. Cuman soal itu, belum ada komunikasi antara KMP tingkat Daerah dan Pusat. Biasanya, kualisi ditingkat daerah akan bersikap ketika ada perintah dari Pusat,” tuturnya. (KS-09)
Lantas bagaimana dengan figur istri mendiang almarhum Bupati Bima, H. Feri Zulkarnain, ST yakni, HJ. Indah Damayanti Putri, apakah akan maju sebagai Cabup, Cawabup ataukah lebih nyaman menduduki kursi DPRD Kabupaten Bima periode 2014-2019 ?. Menarik dinanti, mengingat suasana Politik saban hari kian memanas dan menarik untuk diperbincangkan. Apalagi ketiga Politikus, seperti H. Syafruddin, Adi Mahyudi dan Dinda diwacanakan akan berpasangan. Hanya saja belum bisa dipastikan, apakah H. Syafru-Adi, Adi-Dinda, H.Syafru-Dinda, ataukah ketiganya bakal memutuskan untuk maju sebagai calon orang nomor satu (terpencar).
Sikap politik Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Bima tersebut, terkesan masih malu-malu kucing, antara menyatakan siap tampil sebagai Cabup, Cawabup ataukah ingin fokus sebagai Wakil Rakyat. Apalagi hingga saat ini, belum ada keputusan partai tentang siapa kader yang memiliki dukungan, pengaruh dan kekuatan politik untuk memenangkan pemilihan Kepala dan Wakil Kepala Daerah di Dana Mbojo tersebut. “Golkar pasti akan mengusung Dinda pada pemilihan Bupati dan Wabup Bima periode lima tahun mendatang. Cuman, belum bisa dipastikan apakah Dinda jadi orang nomor satu atau dua, karena sejauh ini Golkar belum menentukan sikap,” kata Wakil Sekretaris I Golkar Kabupaten Bima, Drs, M. Guntur kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Politikus kelahiran Desa Kala Kecamatan Donggo itu menilai, Dae Dinda merupakan salah satu kader terbaik yang dimiliki Golkar. Kemampuanya dalam berpolitik tak diragukan lagi, sebagai Politikus Srikandi ia mampu bersaing sekaligus memperoleh suara figure nomor dua dari istri Bupati Bima yakni Hj. Rostina, H.Syafrudin pada Pemilihan Legislativ (Pileg) Juli 2014 lalu. Katanya, moment Pileg itu merupakan bukti kesanggupan Dinda dalam berpolitik. Artinya, kesuksesan hingga berhasil menjadi wakil rakyat dapat dijadikan alasan dan dasar bagi Golkar untuk mengusung Dinda pada pentas bergengsi tersebut. “Saya tidak mengatakan, Dinda diusung sebagai Cabup atau Cawabup, yang jelas Golkar akan usung Dinda. Lagipula tak bisa dipungkiri, Dinda adalah salah satu kader terbaik yang dimiliki Golkar saat ini,” ujarnya dihalaman Kantor Bupati Bima.
Namun pengesahan Undang-Undang (UU) Pilkada oleh anggota legislatif, menurut Mantan Anggota Dewan itu akan jadi ”momok” menakutkan bagi para figur yang berkeinginan tampil pada Pilkada tersebut. Sebab, UU Pilkada itu adalah buah perjuangan Kualisi Merah Putih (KMP). Apalagi dalam koalisi itu terdapat parpol besar seperti, Gerindra, PAN, Golkar, PKS, PPP dan PBB. Artinya kata Guntur, hasil perjuangan KMP di Pusat sudah jelas mempengaruhi suasana politik ditingkat Daerah. Bahkan, koalisi dibawah kendali Prabowo Subianto pasti solid dan bersatu demi ambisi meraih kemenangan pada Pilkada ditingkat Daerah Kabupaten atau Kota.
“Saya yakin, KMP akan solid hingga ketingkat Daerah. Karena, tujuan perjuangan peresmian UU Pilkada dimaksud yakni menguatkan kekuatan politik dengan strategi menguasai Kepala dan Wakil Kepala Daerah. Begitupun, politik pada Pilkada Kabupaten Bima periode lima tahun mendatang. Cuman soal itu, belum ada komunikasi antara KMP tingkat Daerah dan Pusat. Biasanya, kualisi ditingkat daerah akan bersikap ketika ada perintah dari Pusat,” tuturnya. (KS-09)
COMMENTS