Kamarni (21), warga asal Desa Tambe Kecamatan Bolo yang menderita penyakit kista kini telah ditangani di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kamarni (21), warga asal Desa Tambe Kecamatan Bolo yang menderita penyakit kista kini telah ditangani di Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kamarni tiba di RSUP Mataram Kamis (2/10) lalu sekitar pukul 21.45 Wita menggunakan Ambulance RSUD Bima Persiapan di Bolo. Kini perempuan dari keluarga tidak mampu itu dirawat di Ruang Nifas, Bangsal Melati Kamar 1003 RSUP Mataram.
Saat perjalanan dari Bima menuju Mataram, Kamarni didampingi Perawat Pendamping, Ramlah (Ibunya), Yusuf (Pamannya), Ningsih (Sepupu Kamarni) dan relawan Komunitas Babuju serta beberapa warga asal Bima. Sesampai di RSUP Mataram, Kamarni langsung di arahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan penangan awal, pemasangan tabung oksigen serta tindakkan standar lainnya sebelum dipindahkan dua jam kemudian keruang Nifas,” tutur Ketua Komunitas Babuju, Rangga melalui rilisnya.
Rangga mengatakan, penanganan yang dilakukan pada hari pertama (3/10) yakni Pemeriksaan Laboratorium dari cairan yang disedot dan pemeriksaan darah. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, Kamarni disarankan untuk segera dirujuk ke RS Sanglah-Denpasar. “Dokter yang menangani Kamarni selama di RSUP Mataram yani dr. Gede Jayantika. S.POG,” jelasnya.
Menurut penjelasan Kabid Humas RSUP Mataram Bidang Penyakit Dalam & Tumor, Solikin, SKM, MPH kata Rangga, Kamarni akan segera di USG sebelum dirujuk ke RS Sanglah. Solikin menyayangkan sikap keluarga Kamarni sebelum ini yang pulang ke Bima setelah dikeluarkan surat rujukan ke RS sanglah 2012 yang lalu. Masalahnya, berdasarkan rekap medis yang ada diruangannya, Kamarni pernah ditangani oleh RSUP Mataram selama dua minggu pada tahun 2012 yg lalu. “Surat rujukan sudah diberikan, hanya saja oleh pihak keluarga membawanya pulang ke Bima dengan alasan biaya, meski pada akhirnya kami memaklumi hal itu,” jelas Rangga mengutip penjelasan Solikin.
Untuk membantu meringankan biaya pengobatan Kamarni lanjutnya, Komunitas Babuju Bima membuka Dompet Peduli Kamarni. Hingga Jum’at (3/10) donasi yang masuk berjumlah Rp. 9.430.000. Jumlah tersebut bertambah setelah Dompet Peduli menerima transferan dari Perwakilan PNS Kabupaten Bima dari hasil Donasi Spontanitas saat Upacara Gabungan 1 Oktober 2014 lalu di Kantor Pemkab Bima yang dipimpin oleh Kabag Humas & Protokoler.
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Kamarni akan menjalani penanganan medis selama 2 hingga 3 bulan, dengan proyeksi biaya diluar jaminan BPJS adalah Rp. 20 hingga Rp. 30 juta rupiah,” pungkasnya. (KS-13)
Saat perjalanan dari Bima menuju Mataram, Kamarni didampingi Perawat Pendamping, Ramlah (Ibunya), Yusuf (Pamannya), Ningsih (Sepupu Kamarni) dan relawan Komunitas Babuju serta beberapa warga asal Bima. Sesampai di RSUP Mataram, Kamarni langsung di arahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan penangan awal, pemasangan tabung oksigen serta tindakkan standar lainnya sebelum dipindahkan dua jam kemudian keruang Nifas,” tutur Ketua Komunitas Babuju, Rangga melalui rilisnya.
Rangga mengatakan, penanganan yang dilakukan pada hari pertama (3/10) yakni Pemeriksaan Laboratorium dari cairan yang disedot dan pemeriksaan darah. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, Kamarni disarankan untuk segera dirujuk ke RS Sanglah-Denpasar. “Dokter yang menangani Kamarni selama di RSUP Mataram yani dr. Gede Jayantika. S.POG,” jelasnya.
Menurut penjelasan Kabid Humas RSUP Mataram Bidang Penyakit Dalam & Tumor, Solikin, SKM, MPH kata Rangga, Kamarni akan segera di USG sebelum dirujuk ke RS Sanglah. Solikin menyayangkan sikap keluarga Kamarni sebelum ini yang pulang ke Bima setelah dikeluarkan surat rujukan ke RS sanglah 2012 yang lalu. Masalahnya, berdasarkan rekap medis yang ada diruangannya, Kamarni pernah ditangani oleh RSUP Mataram selama dua minggu pada tahun 2012 yg lalu. “Surat rujukan sudah diberikan, hanya saja oleh pihak keluarga membawanya pulang ke Bima dengan alasan biaya, meski pada akhirnya kami memaklumi hal itu,” jelas Rangga mengutip penjelasan Solikin.
Untuk membantu meringankan biaya pengobatan Kamarni lanjutnya, Komunitas Babuju Bima membuka Dompet Peduli Kamarni. Hingga Jum’at (3/10) donasi yang masuk berjumlah Rp. 9.430.000. Jumlah tersebut bertambah setelah Dompet Peduli menerima transferan dari Perwakilan PNS Kabupaten Bima dari hasil Donasi Spontanitas saat Upacara Gabungan 1 Oktober 2014 lalu di Kantor Pemkab Bima yang dipimpin oleh Kabag Humas & Protokoler.
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Kamarni akan menjalani penanganan medis selama 2 hingga 3 bulan, dengan proyeksi biaya diluar jaminan BPJS adalah Rp. 20 hingga Rp. 30 juta rupiah,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS