Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Bima, Senin (20/10) menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) ke-3 Periode 2013-2018 bertempat di Paruga Nae Convention Hall Kota Bima.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Bima, Senin (20/10) menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) ke-3 Periode 2013-2018 bertempat di Paruga Nae Convention Hall Kota Bima. Muscab dibuka secara resmi oleh Walikota Bima, HM Qurais H. Abidin. Hadir pula dalam acara tersebut Ketua TP PKK Kota Bima, Hj Yani Marlina M Qurais, Ketua GOW Kota Bima, Hj. Badrah Ekawati A Rahman, Ketua Pengurus Daerah IBI NTB, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bima, Ketua Pengurus IBI Kota Bima dan anggota IBI se-Kota Bima.
Dalam arahannya Walikota Bima, HM Qurais H Abidin menjelaskan, bahwa salah satu target utama Pemerintah Kota Bima adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat, dengan menekan angka kemiskinan. Kemiskinan terkait langsung dengan ketidakmampuan masyarakat miskin dalam mengakses sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
Salah satu indikator itu jelasnya, masyarakat miskin sudah mampu mengakses layanan kesehatan yang disediakan pemerintah daerah adalah dengan mengukur tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bima, terjadi fluktuasi angka kematian bayi dari tahun ke tahun, dimana angka kematian bayi tertinggi terjadi pada tahun 2009.
Sedangkan untuk angka kematian ibu melahirkan masih terjadi angka naik turun sehingga memerlukan penanganan yang lebih intens terhadap permasalahan ini. “Disinilah keberadaan bidan yang kompeten mutlak diperlukan. Bidan memiliki tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk perempuan saja, namun juga untuk keluarga dan masyarakat,” papar Orang Nomor Satu di Kota Bima ini.
Terkait kondisi Kota Bima, disadarinya bahwa untuk beberapa lokasi, medannya cukup berat dan aksesnya tidak mudah. Contohnya ke Ndano Nae. Tantangan lain adalah perlakuan masyarakat. Masih ada saja bidan yang mendapat perlakuan yang kurang baik. Demikian pula, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, khususnya bidan yang kompeten, yang ditunjang oleh dukungan masyarakat, dapat menjadi modal dan senjata untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata dan menjangkau semua wilayah kota bima. Kepada IBI juga diberikannya sarana dan prasarana berupa 1 unit Ambulance sebagai bentuk dukungan penuh dari pemerintah dukungan bagi para bidan dalam menunaikan tugasnya.
Sementara itu, Ketua IBI Cabang Kota Bima, melaporkan bahwa saat ini anggota IBI Kota Bima pada tahun 2014 ini sudah berjumlah 207 orang, meningkat dari 156 orang dari tahun 2013. Anggota IBI ini tersebar di Dikes, BPPKB, Puskesmas, Poskesdes, RS Swasta, Pengelola atau Dosen di Institusi Kebidanan. Sebanyak 103 orang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), PTT sebanyak 11 orang, pegawai RS Swasta 8 orang, Dosen 3 orang, magang/sukarela sebanyak 82 orang.
Pada tahun 2014, jumlah rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan di Kota Bima mencapai 52 unit, yang terdiri atas 1 unit rumah sakit, 5 unit puskesmas, 17 unit puskesmas pembantu, dan 29 unit polindes, yang tersebar di seluruh kecamatan. Diakhir acara, diberikan reward bagi bidan dan perawat yang berprestasi. (KS-13)
Dalam arahannya Walikota Bima, HM Qurais H Abidin menjelaskan, bahwa salah satu target utama Pemerintah Kota Bima adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat, dengan menekan angka kemiskinan. Kemiskinan terkait langsung dengan ketidakmampuan masyarakat miskin dalam mengakses sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
Salah satu indikator itu jelasnya, masyarakat miskin sudah mampu mengakses layanan kesehatan yang disediakan pemerintah daerah adalah dengan mengukur tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bima, terjadi fluktuasi angka kematian bayi dari tahun ke tahun, dimana angka kematian bayi tertinggi terjadi pada tahun 2009.
Sedangkan untuk angka kematian ibu melahirkan masih terjadi angka naik turun sehingga memerlukan penanganan yang lebih intens terhadap permasalahan ini. “Disinilah keberadaan bidan yang kompeten mutlak diperlukan. Bidan memiliki tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk perempuan saja, namun juga untuk keluarga dan masyarakat,” papar Orang Nomor Satu di Kota Bima ini.
Terkait kondisi Kota Bima, disadarinya bahwa untuk beberapa lokasi, medannya cukup berat dan aksesnya tidak mudah. Contohnya ke Ndano Nae. Tantangan lain adalah perlakuan masyarakat. Masih ada saja bidan yang mendapat perlakuan yang kurang baik. Demikian pula, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, khususnya bidan yang kompeten, yang ditunjang oleh dukungan masyarakat, dapat menjadi modal dan senjata untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata dan menjangkau semua wilayah kota bima. Kepada IBI juga diberikannya sarana dan prasarana berupa 1 unit Ambulance sebagai bentuk dukungan penuh dari pemerintah dukungan bagi para bidan dalam menunaikan tugasnya.
Sementara itu, Ketua IBI Cabang Kota Bima, melaporkan bahwa saat ini anggota IBI Kota Bima pada tahun 2014 ini sudah berjumlah 207 orang, meningkat dari 156 orang dari tahun 2013. Anggota IBI ini tersebar di Dikes, BPPKB, Puskesmas, Poskesdes, RS Swasta, Pengelola atau Dosen di Institusi Kebidanan. Sebanyak 103 orang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), PTT sebanyak 11 orang, pegawai RS Swasta 8 orang, Dosen 3 orang, magang/sukarela sebanyak 82 orang.
Pada tahun 2014, jumlah rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan di Kota Bima mencapai 52 unit, yang terdiri atas 1 unit rumah sakit, 5 unit puskesmas, 17 unit puskesmas pembantu, dan 29 unit polindes, yang tersebar di seluruh kecamatan. Diakhir acara, diberikan reward bagi bidan dan perawat yang berprestasi. (KS-13)
COMMENTS