Oknum Aparat Kepolisian Polres Bima Kota dibawah kendali, AKBP, Benny Bashir, S.Ik diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap Haris salah seorang pengendara motor asal Desa O,o Kecamatan Donggo Kabupaten Bima.
Oknum Aparat Kepolisian Polres Bima Kota dibawah kendali, AKBP, Benny Bashir, S.Ik diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap Haris salah seorang pengendara motor asal Desa O,o Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Dugaan pengeroyokan itu terjadi saat Rajia Jum,at (10/10) di Taman Ria Kota Bima sekitar pukul 17.00 Wita.
Korban yang juga mahasiswa STKIP Bima itu menceritakan, kejadianya bermula saat dirinya hendak menjenguk keluarganya yang sedang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bima. Ditengah perjalanan menuju tempat tujuan, korban dihentikan oleh salah seorang anggota Polisi yang sedang melakukan razia. Mengingat terburu-buru harus ke RS, korban akhirnya dilepas oleh Anggota Polisi tersebut. “Awalnya, saya dilepas karena harus segera berada di RS. Tapi sampai di pusat razia saya kembali ditahan oleh beberapa anggota Polisi lainnya,” kata dia.
Celakanya, Polisi tak hanya menahan dan mendorong motor korban hingga terjatuh, melainkan juga bersikap kasar. Tak terima atas perlakuan itu, korbanpun emosi dan menanyakan alasan dibalik sikap kasar oknum Aparat Polisi tersebut. Adu mulutpun tak terhindarkan. Saat cekcok terjadi tiba-tiba datang oknum Anggota Satlantas, Aris Teguh. “Tanpa banyak bertanya, Aris dkk memukuli dan menendang saya. Beruntung, saya berhasil menangkis beberapa kali pukulan lebih kurang 10 orang anggota Polisi tersebut,” ujarnya.
Haris mengaku mengenal muka dan sebagian nama anggota Polisi yang diduga mengeroyoknya. Selain Aris Teguh, nama dua anggota Polisi lainya yakni, Rizal dan M.Rizal. Namun, yang diduga mengeroyok kebanyakan dari Polisi biasa bukan Polantas. “Saya tanda betul anggota Polantas itu (Aris teguh), termasuk anggota Polisi lain yang mengeroyok saya,” akunya.
Atas kejadian itu, dirinya meminta kepada Kapolres Bima Kota untuk melakukan pembinaan, terutama memberikan pelajaran karakter. Agar, memiliki sikap dan etika yang berestetika baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun saat sedang menjalankan tugasnya sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan masyarakat. “Benny harus membina sekaligus memberikan pelajaran karakter pada bawahanya, agar sikap tidak manusiawi itu tidak terulang lagi dikemudian hari. Bila perlu, tindak tegas oknum Polisi itu sesuai aturan yang berlaku pada Institusi Kepolisian, apalagi prilaku itu tergolong Tindak Pidana Kriminal,” pintahnya.
Ia menegaskan, apabila petinggi Polres Bima Kota tidak segera mengambil sikap, dirinya mengancam akan melakukan aksi demo dan blokade jalan Negara. Bahkan untuk membantu pihak Polres dirinya siap menunjuk satu persatu oknum Polisi yang memukulinya saat razia Jum,at sore lalu. “Kalau Kapolres memiliki niat dan komitmen serta serius menindaklanjuti persoalan itu, saya siap menunjuk satu persatu anggota Polisi tersebut,” terangnya.
Sementara, Aris Teguh yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Via Ponsel Jum,at malam membantah telah melakukan penganiayaan terhadap pengendara motor tersebut. “Itu tidak benar, saya tidak melakukan hal semacam itu,” ujarnya singkat. (KS-09)
Korban yang juga mahasiswa STKIP Bima itu menceritakan, kejadianya bermula saat dirinya hendak menjenguk keluarganya yang sedang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bima. Ditengah perjalanan menuju tempat tujuan, korban dihentikan oleh salah seorang anggota Polisi yang sedang melakukan razia. Mengingat terburu-buru harus ke RS, korban akhirnya dilepas oleh Anggota Polisi tersebut. “Awalnya, saya dilepas karena harus segera berada di RS. Tapi sampai di pusat razia saya kembali ditahan oleh beberapa anggota Polisi lainnya,” kata dia.
Celakanya, Polisi tak hanya menahan dan mendorong motor korban hingga terjatuh, melainkan juga bersikap kasar. Tak terima atas perlakuan itu, korbanpun emosi dan menanyakan alasan dibalik sikap kasar oknum Aparat Polisi tersebut. Adu mulutpun tak terhindarkan. Saat cekcok terjadi tiba-tiba datang oknum Anggota Satlantas, Aris Teguh. “Tanpa banyak bertanya, Aris dkk memukuli dan menendang saya. Beruntung, saya berhasil menangkis beberapa kali pukulan lebih kurang 10 orang anggota Polisi tersebut,” ujarnya.
Haris mengaku mengenal muka dan sebagian nama anggota Polisi yang diduga mengeroyoknya. Selain Aris Teguh, nama dua anggota Polisi lainya yakni, Rizal dan M.Rizal. Namun, yang diduga mengeroyok kebanyakan dari Polisi biasa bukan Polantas. “Saya tanda betul anggota Polantas itu (Aris teguh), termasuk anggota Polisi lain yang mengeroyok saya,” akunya.
Atas kejadian itu, dirinya meminta kepada Kapolres Bima Kota untuk melakukan pembinaan, terutama memberikan pelajaran karakter. Agar, memiliki sikap dan etika yang berestetika baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun saat sedang menjalankan tugasnya sebagai Pelindung, Pengayom dan Pelayan masyarakat. “Benny harus membina sekaligus memberikan pelajaran karakter pada bawahanya, agar sikap tidak manusiawi itu tidak terulang lagi dikemudian hari. Bila perlu, tindak tegas oknum Polisi itu sesuai aturan yang berlaku pada Institusi Kepolisian, apalagi prilaku itu tergolong Tindak Pidana Kriminal,” pintahnya.
Ia menegaskan, apabila petinggi Polres Bima Kota tidak segera mengambil sikap, dirinya mengancam akan melakukan aksi demo dan blokade jalan Negara. Bahkan untuk membantu pihak Polres dirinya siap menunjuk satu persatu oknum Polisi yang memukulinya saat razia Jum,at sore lalu. “Kalau Kapolres memiliki niat dan komitmen serta serius menindaklanjuti persoalan itu, saya siap menunjuk satu persatu anggota Polisi tersebut,” terangnya.
Sementara, Aris Teguh yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Via Ponsel Jum,at malam membantah telah melakukan penganiayaan terhadap pengendara motor tersebut. “Itu tidak benar, saya tidak melakukan hal semacam itu,” ujarnya singkat. (KS-09)
COMMENTS