Tiga peraih suara terbanyak pada Pemilu Legislatif beberapa waktu lalu telah mengusulkan calon Pimpinan DPRD Kabupaten Bima
Tiga peraih suara terbanyak pada Pemilu Legislatif beberapa waktu lalu telah mengusulkan calon Pimpinan DPRD Kabupaten Bima. Masing-masing Dari PAN mengusulkan Murni Suciyati, Partai Golkar mengusulkan Indah Damayanti Putri, dan Gerindra mengusulkan H Syamsudin. Sementara dari Partai Demokrat sempat mengusulkan Nukrah, tetapi karena belum ada dokumen lengkap akhirnya dikosongkan dulu sambil menunggu dilengkapi syarat administrasi itu.
Pengusulan nama calon pimpinan DPRD itu dilakukan dalam Sidang Paripurna, Rabu (15/10) di ruang rapat utama kantor DPRD setempat. Jalannya sidang Paripurna DPRD Kabupaten Bima, Rabu (15/10) pagi berlangsung alot. Selama berlangsung sidang dengan agenda penetapan Calon Ketua DPRD definitif itu diwarnai 'hujan' interupsi. Bahkan sejumlah Anggota Dewan terlibat adu mulut dan saling tunjuk di ruang rapat utama kantor setempat.
Praktis, sidang dengan pimpinan sidang sementara, Murni Suciyati (PAN) dan HJ Indah Damayanti Putri (Golkar) itu berubah menjadi gaduh seperti debat kusir. Masing-masing Anggota Dewan saling mempertahankan pendapat dan tak ada yang mau kalah. Seperti Fahrirrahman (PAN) dan Masdin (PPP). Keduanya berdebat soal tata tertib sidang hingga berdiri dan saling tunjuk-menunjuk dengan nada bahasa emosi.
Suasana itupun menjadi tontotan peserta sidang dan tamu yang diundang. Ada juga yang coba menengahi, tetapi justru semakin gaduh. "Seharusnya jangan ada satupun yang bicara kalau belum diijinkan pimpinan sidang. Ini kok malah bicara sendiri-sendiri," ujar Aminurlah menyela.
Akhirnya karena semakin tak terarah, pimpinan terpaksa menskorsing sidang selama 10 menit lantaran tidak ada titik temu. Dalam agenda sidang paripurna itu, partai peraih suara terbanyak merekomendasikan masing-masing satu nama untuk diusulkan menjadi Pimpinan DPRD Kabupaten Bima definitif. Dinamika forum sempat terjadi saat Partai Demokrat mengusulkan calon Pimpinan.
Saat pengusulan tersebut, Partai Demokrat yang mengusulkan Nukrah hanya melampirkan surat rekomendasi dari DPC Kabupaten Bima. Padahal, ketentuannya harus mendapatkan rekomendasi dari DPP. Pengusulan itu pun dinilai cacat karena belum memenuhi syarat sesuai aturan. Forum juga sempat mempersoalkan, surat rekomendasi karena ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Sekretaris. Sebab, semestinya ditandatangani Ketua dan Sekretaris.
Setelah itu, sidang kembali dilanjutkan dengan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) untuk memimpin sidang penetapan calon pimpinan DPRD definitif. 'Hujan' interupsi kembali berlangsung karena pimpinan sidang hanya sekilas membaca nama-nama calon Pansus yang diusulkan fraksi kemudian mengetuk palu mengakhiri sidang.
Meski begitu, sidang pada akhirnya tetap dilanjutkan. "Kami berharap Pansus yang dibentuk nantinya bisa bekerja dengan baik dan sesuai jadwal," ingat Murni Sucyati menutup sidang.
Dikonfirmas terpisah, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bima melalui Wakil Sekretaris, Adiman Husain membenarkan bahwa partai baru melampirkan rekomendasi dari DPC untuk pengusulan unsur Pimpinan DPRD. Nama yang direkomendasikan merupakan kesepakatan bersama dari tingkat ranting hingga DPC. “Memang belum kita lampirkan rekomendasi DPP. Secepatnya akan segera kita lengkapi karena cuma itu saja yang kurang,” tandasnya. (KS-13)
Pengusulan nama calon pimpinan DPRD itu dilakukan dalam Sidang Paripurna, Rabu (15/10) di ruang rapat utama kantor DPRD setempat. Jalannya sidang Paripurna DPRD Kabupaten Bima, Rabu (15/10) pagi berlangsung alot. Selama berlangsung sidang dengan agenda penetapan Calon Ketua DPRD definitif itu diwarnai 'hujan' interupsi. Bahkan sejumlah Anggota Dewan terlibat adu mulut dan saling tunjuk di ruang rapat utama kantor setempat.
Praktis, sidang dengan pimpinan sidang sementara, Murni Suciyati (PAN) dan HJ Indah Damayanti Putri (Golkar) itu berubah menjadi gaduh seperti debat kusir. Masing-masing Anggota Dewan saling mempertahankan pendapat dan tak ada yang mau kalah. Seperti Fahrirrahman (PAN) dan Masdin (PPP). Keduanya berdebat soal tata tertib sidang hingga berdiri dan saling tunjuk-menunjuk dengan nada bahasa emosi.
Suasana itupun menjadi tontotan peserta sidang dan tamu yang diundang. Ada juga yang coba menengahi, tetapi justru semakin gaduh. "Seharusnya jangan ada satupun yang bicara kalau belum diijinkan pimpinan sidang. Ini kok malah bicara sendiri-sendiri," ujar Aminurlah menyela.
Akhirnya karena semakin tak terarah, pimpinan terpaksa menskorsing sidang selama 10 menit lantaran tidak ada titik temu. Dalam agenda sidang paripurna itu, partai peraih suara terbanyak merekomendasikan masing-masing satu nama untuk diusulkan menjadi Pimpinan DPRD Kabupaten Bima definitif. Dinamika forum sempat terjadi saat Partai Demokrat mengusulkan calon Pimpinan.
Saat pengusulan tersebut, Partai Demokrat yang mengusulkan Nukrah hanya melampirkan surat rekomendasi dari DPC Kabupaten Bima. Padahal, ketentuannya harus mendapatkan rekomendasi dari DPP. Pengusulan itu pun dinilai cacat karena belum memenuhi syarat sesuai aturan. Forum juga sempat mempersoalkan, surat rekomendasi karena ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Sekretaris. Sebab, semestinya ditandatangani Ketua dan Sekretaris.
Setelah itu, sidang kembali dilanjutkan dengan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) untuk memimpin sidang penetapan calon pimpinan DPRD definitif. 'Hujan' interupsi kembali berlangsung karena pimpinan sidang hanya sekilas membaca nama-nama calon Pansus yang diusulkan fraksi kemudian mengetuk palu mengakhiri sidang.
Meski begitu, sidang pada akhirnya tetap dilanjutkan. "Kami berharap Pansus yang dibentuk nantinya bisa bekerja dengan baik dan sesuai jadwal," ingat Murni Sucyati menutup sidang.
Dikonfirmas terpisah, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bima melalui Wakil Sekretaris, Adiman Husain membenarkan bahwa partai baru melampirkan rekomendasi dari DPC untuk pengusulan unsur Pimpinan DPRD. Nama yang direkomendasikan merupakan kesepakatan bersama dari tingkat ranting hingga DPC. “Memang belum kita lampirkan rekomendasi DPP. Secepatnya akan segera kita lengkapi karena cuma itu saja yang kurang,” tandasnya. (KS-13)
COMMENTS