Perlahan gagasan revolusi mental itu menjadi tren baru dalam birokrasi dan masyarakat. Kota Bima pun mulai mengadopsi gagasan tersebut karena dianggap sangat membantu spirit kinerja birokrasi.
Istilah revolusi mental belakangan mulai populer di Indonesia setelah digagas Presiden Indonesia baru, Joko Widodo. Perlahan gagasan revolusi mental itu menjadi tren baru dalam birokrasi dan masyarakat. Kota Bima pun mulai mengadopsi gagasan tersebut karena dianggap sangat membantu spirit kinerja birokrasi.
Walikota Bima, HM Qurais H. Abidin berpandangan, pembangunan bangsa dengan revolusi mental yang dipopulerkan Presiden kita yang baru dilantik dua hari lalu sangat sesuai dengan kondisi bangsa saat ini. Setidaknya menurut Qurais, untuk mewujudkan pembangunan manusia dengan revolusi mental itu ada tiga dimensi yakni Sehat, Cerdas, dan Berkepribadian.
Walikota juga menyampaikan falsafah menarik, yakni “Saya Suka Berteman Tapi Saya Tidak Bisa Mengakomodir”. Makna mengakomodir jelasnya adalah membuat kompromi-kompromi untuk menyenangkan pihak tertentu dengan mengorbankan kepentingan rakyat. “Inilah adalah revolusi mental yang sesungguhnya”, paparnya dengan penuh semangat saat memberikan sambutan pada acara pelantikan Pimpinan DPRD Kota Bima, Rabu kemarin.
Dijelaskannya, selama ini kita sudah sangat terbiasa membuat kompromi-kompromi dengan pihak tertentu dan mengorbankan kepentingan rakyat dan agenda pembangunan, hanya karena kita segan atau ingin menghindari gesekan-gesekan. “Dengan semangat dan harapan baru, marilah kita semakin memperkokoh kebersamaan dan yang lebih penting, saya mengajak kita semua untuk bersikap berani. Berani bekerja keras, berani memperjuangkan agenda pembangunan daerah yang sama-sama kita cintai ini”, ajak orang Nomor Satu di Kota Bima ini.
Dipaparkannya bahwa saat ini Pemerintah Kota Bima punya mimpi besar untuk membangun Kota Bima. Tidak hanya mendapat dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat maupun Provinsi NTB, saat ini Pemkot Bima juga menggandeng banyak pihak untuk bekerja sama. Mulai dari Universitas Petra Surabaya, Y-Consultant Kerajaan Belanda, hingga kedutaan besar Amerika Serikat.
“Semua pihak ini ibaratnya pintu atau kesempatan bagi kita untuk melangkah dan berkarya pada tataran yang lebih besar. Keberuntungan adalah kesempatan yang bertemu dengan kesiapan,” ujarnya.
Diapresiasinya DPRD Kota Bima periode 2014-2019 ini, yang telah memulai “Revolusi Mental”, khususnya dalam hal disiplin waktu. “Ini adalah perubahan yang sangat positif, yang Insyaallah akan diiringi oleh peningkatan kapasitas dan kompetensi para Wakil Rakyat, sehingga bermuara pada optimalnya pelaksanaan fungsi legislatif,” pujinya.
Diakhir sambutannya diucapkannya terima kasih kepada berbagai elemen masyarakat, yang terus menyatakan dukungannya bagi pemerintah Kota Bima untuk membangun daerah ini. Diajaknya seluruh pihak untuk bersama-sama bersiap bekerja sama bahu membahu memanfaatkan segala kesempatan yang ada, untuk membangun Kota Bima Tercinta.
“Segala hal yang tujuannya demi kemajuan daerah ini, harus kita perjuangkan. Semua catatan sejarah bangsa-bangsa hebat selalu menulis orang-orang tangguh yang berjuang, bukan mencatat lembeknya sikap”, pesannya sebelum menyudahi sambutannya.
Walikota juga tak lupa menyampaikan ucapan selamat kepada Fery Sofyan sebagai Ketua DPRD Kota Bima masa bhakti 2014-2019. Disampaikannya bahwa kepercayaan ini menjadi amanat besar dalam mengemban tugas sebagai bagi pimpinan para wakil rakyat Kota Bima. Peran serta sangat diharapkan dalam menuntaskan berbagai persoalan yang ada di daerah.
Diantaranya, menjaga stabilitas dan keberlanjutan kegiatan pembangunan, serta merealisasikan kemandirian ekonomi dengan selalu memperhatikan budaya, adat istiadat dan kearifan lokal untuk menunjukkan kepribadian sebagai masyarakat yang bermartabat. (KS-13)
Walikota Bima, HM Qurais H. Abidin berpandangan, pembangunan bangsa dengan revolusi mental yang dipopulerkan Presiden kita yang baru dilantik dua hari lalu sangat sesuai dengan kondisi bangsa saat ini. Setidaknya menurut Qurais, untuk mewujudkan pembangunan manusia dengan revolusi mental itu ada tiga dimensi yakni Sehat, Cerdas, dan Berkepribadian.
Walikota juga menyampaikan falsafah menarik, yakni “Saya Suka Berteman Tapi Saya Tidak Bisa Mengakomodir”. Makna mengakomodir jelasnya adalah membuat kompromi-kompromi untuk menyenangkan pihak tertentu dengan mengorbankan kepentingan rakyat. “Inilah adalah revolusi mental yang sesungguhnya”, paparnya dengan penuh semangat saat memberikan sambutan pada acara pelantikan Pimpinan DPRD Kota Bima, Rabu kemarin.
Dijelaskannya, selama ini kita sudah sangat terbiasa membuat kompromi-kompromi dengan pihak tertentu dan mengorbankan kepentingan rakyat dan agenda pembangunan, hanya karena kita segan atau ingin menghindari gesekan-gesekan. “Dengan semangat dan harapan baru, marilah kita semakin memperkokoh kebersamaan dan yang lebih penting, saya mengajak kita semua untuk bersikap berani. Berani bekerja keras, berani memperjuangkan agenda pembangunan daerah yang sama-sama kita cintai ini”, ajak orang Nomor Satu di Kota Bima ini.
Dipaparkannya bahwa saat ini Pemerintah Kota Bima punya mimpi besar untuk membangun Kota Bima. Tidak hanya mendapat dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat maupun Provinsi NTB, saat ini Pemkot Bima juga menggandeng banyak pihak untuk bekerja sama. Mulai dari Universitas Petra Surabaya, Y-Consultant Kerajaan Belanda, hingga kedutaan besar Amerika Serikat.
“Semua pihak ini ibaratnya pintu atau kesempatan bagi kita untuk melangkah dan berkarya pada tataran yang lebih besar. Keberuntungan adalah kesempatan yang bertemu dengan kesiapan,” ujarnya.
Diapresiasinya DPRD Kota Bima periode 2014-2019 ini, yang telah memulai “Revolusi Mental”, khususnya dalam hal disiplin waktu. “Ini adalah perubahan yang sangat positif, yang Insyaallah akan diiringi oleh peningkatan kapasitas dan kompetensi para Wakil Rakyat, sehingga bermuara pada optimalnya pelaksanaan fungsi legislatif,” pujinya.
Diakhir sambutannya diucapkannya terima kasih kepada berbagai elemen masyarakat, yang terus menyatakan dukungannya bagi pemerintah Kota Bima untuk membangun daerah ini. Diajaknya seluruh pihak untuk bersama-sama bersiap bekerja sama bahu membahu memanfaatkan segala kesempatan yang ada, untuk membangun Kota Bima Tercinta.
“Segala hal yang tujuannya demi kemajuan daerah ini, harus kita perjuangkan. Semua catatan sejarah bangsa-bangsa hebat selalu menulis orang-orang tangguh yang berjuang, bukan mencatat lembeknya sikap”, pesannya sebelum menyudahi sambutannya.
Walikota juga tak lupa menyampaikan ucapan selamat kepada Fery Sofyan sebagai Ketua DPRD Kota Bima masa bhakti 2014-2019. Disampaikannya bahwa kepercayaan ini menjadi amanat besar dalam mengemban tugas sebagai bagi pimpinan para wakil rakyat Kota Bima. Peran serta sangat diharapkan dalam menuntaskan berbagai persoalan yang ada di daerah.
Diantaranya, menjaga stabilitas dan keberlanjutan kegiatan pembangunan, serta merealisasikan kemandirian ekonomi dengan selalu memperhatikan budaya, adat istiadat dan kearifan lokal untuk menunjukkan kepribadian sebagai masyarakat yang bermartabat. (KS-13)
COMMENTS