Walikota Bima HM Qurais H Abidin, Rabu (08/10), secara resmi membuka sosialisasi awal Neighborhood Upgrading And Shelter Project - phase 2 (NUSP - phase 2)
Walikota Bima HM Qurais H Abidin, Rabu (08/10), secara resmi membuka sosialisasi awal Neighborhood Upgrading And Shelter Project - phase 2 (NUSP - phase 2) di Aula Kantor Walikota Bima. Acara ini dihadiri oleh rombongan dari Kementrian PU diantaranya, Ayrin Saputri Harahap, ST. M.Sc Kasi wilayah 2 Direktorat Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, Titis Staf PPK NUSP-2 Direktorat Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PU, I Gusti Nyoman Sudjana, PPK Perkotaan satuan kerja non vertikal Pengembangan Permukiman Provinsi NTB, Rusdin dari Konsultan Pusat NUSP-2.
Hadir pula Plh. Sekda Kota Bima Ir Hj Rini Indriati, Kepala Bappeda Kota Bima, staf ahli, Asisten Setda, para pimpinan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tiap satker yang terlibat dalam program NUSP, Koordinator PNPM Mandiri Perkotaan Kota Bima, Ketua Forum BKM Kota Bima, para konsultan dan pendamping satker serta camat dan lurah se-Kota Bima.
Dalam sambutannya, Kasi Wilayah 2 Direktorat Pengembangan Pemukiman Ditjen Cipta Karya Kementrian PU, Ayrin Saputri Harahap, ST, MSc, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menyamakan persepsi, misdset serta visi dan misi penanganan pemukiman kumuh di Kota Bima. Menurutnya, pemukiman menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia, dimana dalam pemukiman awal lahir manusia. “Pemukiman yang berkualitas juga menentukan kualitas SDM yang dihasilkan”, jelas Airin.
Disampaikannya pula Kota Bima tahun ini mejadi kluster A dimana menjadi salah satu lokasi yang diutamakan dan mendapatkan banyak program dari Kementrian PU diantaranya Rusunawa, NUSP-2 dan MoU keterpaduan penanganan pemukiman kumuh. Diharapkannya semoga kegiatan sosialisasi ini menjadi pemicu dalam pengentasan pemukiman kumuh.
Sementara itu, Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin menyampaikan dalam waktu yang bersusulan, Kota Bima terus mendapat kunjungan tamu-tamu terhormat, baik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kerajaan Belanda, maupun Kementerian Koperasi dan UMKM, yang semuanya ingin membantu pemerintah dan masyarakat Kota Bima untuk membangun dan menata kota Bima.
“Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project - Phase 2(NUSP-Phase-2) telah diinisiasi pengusulannya oleh Pemerintah Kota bima Sejak tahun 2013 lalu pada saat kedatangan Mr. Wolfgang Kubitzki (Perwakilan ADB) dalam rangka Loan Fact Finding Mission lokasi sasaran NUSP - Phase 2”, jelasnya.
Program ini kata Walikota, akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2014-2018 dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan perumahan sehat, layak dan berkelanjutan melalui sistem perencanaan yang terpadu serta meningkatkan kapasitas infrastuktur perumahan dan permukiman. Baru-baru ini pula Kota Bima mendapat kehormatan sebagai salah satu dari 6 kota terpilih di Indonesia, yang diundang sebagai pembicara dalam seminar memperingati hari habitat sedunia di Jakarta.
Terkait penataan permukiman diakuinya, kota bima saat ini sudah melakukan beberapa kegiatan antara lain, pembangunan sanitasi, perbaikan jalan dan gang lingkungan, Pembangunan kolam retensi untuk menampung banjir rob, Pembangunan rusunawa sebagai tempat relokasi warga yang bermukim di bantaran sungai, Pembangunan MCK Plus Plus, serta penyediaan layanan air bersih.
Dikatakannya, Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project - Phase 2 (NUSP - Phase 2) ini seakan menjadi pelengkap untuk menyempurnakan upaya yang sudah dirintis dalam menata kota ini. Tidak dapat dihindari bahwa akibat pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di perkotaan tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota yang optimal sehingga berakibat pada semakin meluasnya lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Bima.
Berdasarkan hasil survei pada tahun 2013 sambungnya, luas kawasan permukiman kumuh adalah sebesar 59,48 ha yang tersebar pada 33 kawasan atau lingkungan di 17 kelurahan. Kualitas permukiman pada kawasan ini akan terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu sehingga perlu untuk ditangani segera.
Dijelaskannya pula, Pemerintah Kota Bima memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan program nasional menuju Indonesia 100 berbanding 0 berbanding 100 pada tahun 2019. Yakni 100 persen cakupan pelayanan air minum atau ari bersih, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen cakupan pelayanan sanitasi lingkungan. Dalam rangka pencapaian 100 persen cakupan pelayanan sanitasi perkotaan, Pemerintah Kota Bima telah berupaya melalui beberapa kegiatan.
Antara lain kerjasama proyek sanitasi dengan kedutaan besar Kerajaan Belanda, Bappenas dan Y Concultancy dalam rangka penyiapan dokumen perencanaan komprehensif pengembangan sanitasi perkotaan. Beberapa pilot project pada sektor air limbah dan persampahan sedang di susun dan akan diimplementasikan dalam waktu dekat.
Diakhir sambutannya HM Qurais berharap semoga kegiatan sosialisasi awal NUSP-2 Kota Bima tahun 2014 ini dapat terlaksana dengan baik sebagai titik awal upaya bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota Bima dan masyarakat serta stakeholder lainnya untuk penanganan kawasan kumuh perkotaan di Kota Bima. (KS-13)
Hadir pula Plh. Sekda Kota Bima Ir Hj Rini Indriati, Kepala Bappeda Kota Bima, staf ahli, Asisten Setda, para pimpinan dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tiap satker yang terlibat dalam program NUSP, Koordinator PNPM Mandiri Perkotaan Kota Bima, Ketua Forum BKM Kota Bima, para konsultan dan pendamping satker serta camat dan lurah se-Kota Bima.
Dalam sambutannya, Kasi Wilayah 2 Direktorat Pengembangan Pemukiman Ditjen Cipta Karya Kementrian PU, Ayrin Saputri Harahap, ST, MSc, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menyamakan persepsi, misdset serta visi dan misi penanganan pemukiman kumuh di Kota Bima. Menurutnya, pemukiman menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia, dimana dalam pemukiman awal lahir manusia. “Pemukiman yang berkualitas juga menentukan kualitas SDM yang dihasilkan”, jelas Airin.
Disampaikannya pula Kota Bima tahun ini mejadi kluster A dimana menjadi salah satu lokasi yang diutamakan dan mendapatkan banyak program dari Kementrian PU diantaranya Rusunawa, NUSP-2 dan MoU keterpaduan penanganan pemukiman kumuh. Diharapkannya semoga kegiatan sosialisasi ini menjadi pemicu dalam pengentasan pemukiman kumuh.
Sementara itu, Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin menyampaikan dalam waktu yang bersusulan, Kota Bima terus mendapat kunjungan tamu-tamu terhormat, baik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kerajaan Belanda, maupun Kementerian Koperasi dan UMKM, yang semuanya ingin membantu pemerintah dan masyarakat Kota Bima untuk membangun dan menata kota Bima.
“Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project - Phase 2(NUSP-Phase-2) telah diinisiasi pengusulannya oleh Pemerintah Kota bima Sejak tahun 2013 lalu pada saat kedatangan Mr. Wolfgang Kubitzki (Perwakilan ADB) dalam rangka Loan Fact Finding Mission lokasi sasaran NUSP - Phase 2”, jelasnya.
Program ini kata Walikota, akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2014-2018 dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan perumahan sehat, layak dan berkelanjutan melalui sistem perencanaan yang terpadu serta meningkatkan kapasitas infrastuktur perumahan dan permukiman. Baru-baru ini pula Kota Bima mendapat kehormatan sebagai salah satu dari 6 kota terpilih di Indonesia, yang diundang sebagai pembicara dalam seminar memperingati hari habitat sedunia di Jakarta.
Terkait penataan permukiman diakuinya, kota bima saat ini sudah melakukan beberapa kegiatan antara lain, pembangunan sanitasi, perbaikan jalan dan gang lingkungan, Pembangunan kolam retensi untuk menampung banjir rob, Pembangunan rusunawa sebagai tempat relokasi warga yang bermukim di bantaran sungai, Pembangunan MCK Plus Plus, serta penyediaan layanan air bersih.
Dikatakannya, Program Neighborhood Upgrading and Shelter Project - Phase 2 (NUSP - Phase 2) ini seakan menjadi pelengkap untuk menyempurnakan upaya yang sudah dirintis dalam menata kota ini. Tidak dapat dihindari bahwa akibat pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di perkotaan tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota yang optimal sehingga berakibat pada semakin meluasnya lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kota Bima.
Berdasarkan hasil survei pada tahun 2013 sambungnya, luas kawasan permukiman kumuh adalah sebesar 59,48 ha yang tersebar pada 33 kawasan atau lingkungan di 17 kelurahan. Kualitas permukiman pada kawasan ini akan terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu sehingga perlu untuk ditangani segera.
Dijelaskannya pula, Pemerintah Kota Bima memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan program nasional menuju Indonesia 100 berbanding 0 berbanding 100 pada tahun 2019. Yakni 100 persen cakupan pelayanan air minum atau ari bersih, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen cakupan pelayanan sanitasi lingkungan. Dalam rangka pencapaian 100 persen cakupan pelayanan sanitasi perkotaan, Pemerintah Kota Bima telah berupaya melalui beberapa kegiatan.
Antara lain kerjasama proyek sanitasi dengan kedutaan besar Kerajaan Belanda, Bappenas dan Y Concultancy dalam rangka penyiapan dokumen perencanaan komprehensif pengembangan sanitasi perkotaan. Beberapa pilot project pada sektor air limbah dan persampahan sedang di susun dan akan diimplementasikan dalam waktu dekat.
Diakhir sambutannya HM Qurais berharap semoga kegiatan sosialisasi awal NUSP-2 Kota Bima tahun 2014 ini dapat terlaksana dengan baik sebagai titik awal upaya bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota Bima dan masyarakat serta stakeholder lainnya untuk penanganan kawasan kumuh perkotaan di Kota Bima. (KS-13)
COMMENTS