Kasus gizi buruk dan gizi kurang masih menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian Pemerintah Kabupaten Bima.
Kasus gizi buruk dan gizi kurang masih menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian Pemerintah Kabupaten Bima. Sebab faktanya, penderita gizi buruk masih saja dijumpai dari kalangan masyarakat tidak mampu. Selama Bulan Oktober 2014 kemarin misalnya, RSUD Bima merawat dua pasien penderita gizi buruk. Dua bocah itu masing-masing bernama Rabiatul Adawiah (10) asal Desa Roi Kabupaten Bima dan Zahirah (1) warga Desa Soro Kecamatan Lambu.
RSUD Bima yang dikonfirmasi melalui Perawat Penanggungjawab Ruangan Isolasi RSUD Bima, Fitri AMd.Kep, Rabiatul mengungkapkan, setelah dirawat lebih kurang satu bulan. Kedua bocah, pada Tanggal 31 Oktober lalu dirujuk ke RSU Mataram untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Rabiatul awalnya dirawat di Sal Anak dan masuk karena anemia. Karena penyakitnya komplikasi dan limpa semakin membesar, akhirnya disarankan ke RSU Mataram, setelah sebelumnya sempat dirawat di Ruangan Isolasi,” jelasnya, Selasa (4/11).
Sedangkan Zahirah, lanjutnya, lahir normal dengan berat badan 3,5 kilogram. Namun lantaran orangtuanya terlalu cepat memberikan makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI), bocah berusia satu tahun itu mengalami perkembangan fisik yang tidak normal. “Zahirah masuk ke Sal Anak karena menderita gizi buruk dan infeksi paru paru. Lalu dibawa ke ruangan Isolasi karena diduga TBC. Setelah diperiksa, TBC negatif. Kondisi Zahirah kini semakin membaik,” tambahnya. (KS-13)
RSUD Bima yang dikonfirmasi melalui Perawat Penanggungjawab Ruangan Isolasi RSUD Bima, Fitri AMd.Kep, Rabiatul mengungkapkan, setelah dirawat lebih kurang satu bulan. Kedua bocah, pada Tanggal 31 Oktober lalu dirujuk ke RSU Mataram untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Rabiatul awalnya dirawat di Sal Anak dan masuk karena anemia. Karena penyakitnya komplikasi dan limpa semakin membesar, akhirnya disarankan ke RSU Mataram, setelah sebelumnya sempat dirawat di Ruangan Isolasi,” jelasnya, Selasa (4/11).
Sedangkan Zahirah, lanjutnya, lahir normal dengan berat badan 3,5 kilogram. Namun lantaran orangtuanya terlalu cepat memberikan makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI), bocah berusia satu tahun itu mengalami perkembangan fisik yang tidak normal. “Zahirah masuk ke Sal Anak karena menderita gizi buruk dan infeksi paru paru. Lalu dibawa ke ruangan Isolasi karena diduga TBC. Setelah diperiksa, TBC negatif. Kondisi Zahirah kini semakin membaik,” tambahnya. (KS-13)
COMMENTS