Seperti halnya yang dilakukan Dikpora Kabupaten Bima yang terus bekerja dan memperjuangkan hak guru demi peningkatan kesejahteraan
Slogan Bupati Bima, Drs, H.Syafrudin,HM.Nur,M.Pd agar Tahun 2014 ini dijadikan sebagai moment untuk kerja,kerja dan kerja, adalah penyemangat bawahanya untuk menunjukan kinerja sesuai Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang diemban. Seperti halnya yang dilakukan Dikpora Kabupaten Bima yang terus bekerja dan memperjuangkan hak guru demi peningkatan kesejahteraan, agar lebih profesional dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik.
Namun, perjuangan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) melalui Kabid KPMP, H.Asrarudin, M.Pd bukan hanya untuk guru, melainkan juga untuk perubahan dan kemajuan dunia pendidikan agar lebih baik dari sebelumnya. Bentuk perjuangan H. Davi (sapaan akrab), dibuktikan melalui sejumlah program peningkatan kesejahteraan pahlawan tanpa tanda jasa tersebut. Seperti, program sertifikasi guru, daerah terpencil, Tunjangan Fungsional (TF) dan kualifikasi pendidikan. “Alhamdulillah, hasil perjuangan itu sudah dan akan dinikmati oleh guru. Saya bangga, ada kepuasaan bathin, karena perjuangan saya dan seluruh staf KPMP membuahkan hasil. Meski, belum semua guru menikmati buah perjuangan itu,” katanya Rabu (05/11).
Dalam waktu dekat ini, dari total keseluruhan guru sertifikasi, sebagian besarnya akan segera menikmati tunjangan yang bersumber dari APBN tersebut. Kenapa sebagian, Surat Keputusan Penetapan Pembayaran (SK-PP) yang dikirim pusat melalui Dikpora yakni sebanyak 2.839 orang guru sertifikasi. Artinya, masih sekitar 281 orang guru sertifikasi yang belum mendapat SK dimaksud. Namun, hal itu jangan dijadikan sebagai hambatan untuk terus menjalankan tugas sebagai guru profesional. Karena, pihaknya tetap akan memperjuangkan hingga ke Pusat.
“Saya rela berangkat ke Jakarta demi menanyakan sisa guru yang belum dapat SK tersebut. Termasuk, memperjuangkan nasib 176 orang pengawas yang sudah tersertifikasi. Jadi, yang belum dapat SK sebagai salah satu syarat untuk pembayaran tunjangan itu, agar bersabar menunggu hasil perjuangan,” ujar putra kelahiran Kecamatan Wera tersebut.
Sejak diberlakukanya program sertifikasi hingga Tahun 2014 ini lanjutnya, memang belum semua guru terakomodir dalam program tersebut. Namun ia yakin, guru yang belum disertifikasi akan diupayakan Tahun mendatang. Karena, program pusat melalui LPMP NTB itu masih berlanjut hingga Tahun 2015. “Bagi guru yang belum terakomodir untuk menikmati tunjangan seperti dirasakan tenaga pendidik lainya, mudah-mudahan tercafer tahun berikutnya,” pintah Pejabat berbadan kekar tersebut.
Selain program itu (Sertifikasi), kesuksesan berkat kerja keras H.Davi juga tampak pada program guru daerah terpencil. Tahun 2014 ini, insentif sebanyak 904 guru terpencil untuk triwulan III sudah dibayar. Kecuali 19 guru, karena NUPTK tidak sinkronisasi dengan Dapodik. “Soal itu, masih dalam proses perjuangan, mudah-mudahan membuahkan hasil maksimal. Sehingga, 19 orang guru yang setia mengabdi di daerah terpencil dapat menikmati tunjangan tersebut,” harapnya.
Bekerja dan terus bekerja sesuai amanat Bupati, tak hanya melalui program sertifikasi guru dan Daerah terpencil PNS dan non PNS yang memenuhi syarat. Namun juga untuk guru honor dan sukarela melalui tunjangan fungsional dan kualifikasi pendidikan. Tahun ini, tunjangan fungsional sebanyak 720 guru non PNS dari APBN sudah dibayar melalui rekening masing-masing penerima tunjangan tersebut. Begitupun, tunjangan kualifikasi pendidikan sebanyak 283 guru yang melanjutkan S1. “Kami kerja jujur dan ikhlas tanpa mengharap imbalan, apalagi berharap pujian. Intinya, semua yang kami lakukan untuk guru dan masa depan pendidikan, “terangnya. (KS-09/Advetorial)
Namun, perjuangan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) melalui Kabid KPMP, H.Asrarudin, M.Pd bukan hanya untuk guru, melainkan juga untuk perubahan dan kemajuan dunia pendidikan agar lebih baik dari sebelumnya. Bentuk perjuangan H. Davi (sapaan akrab), dibuktikan melalui sejumlah program peningkatan kesejahteraan pahlawan tanpa tanda jasa tersebut. Seperti, program sertifikasi guru, daerah terpencil, Tunjangan Fungsional (TF) dan kualifikasi pendidikan. “Alhamdulillah, hasil perjuangan itu sudah dan akan dinikmati oleh guru. Saya bangga, ada kepuasaan bathin, karena perjuangan saya dan seluruh staf KPMP membuahkan hasil. Meski, belum semua guru menikmati buah perjuangan itu,” katanya Rabu (05/11).
Dalam waktu dekat ini, dari total keseluruhan guru sertifikasi, sebagian besarnya akan segera menikmati tunjangan yang bersumber dari APBN tersebut. Kenapa sebagian, Surat Keputusan Penetapan Pembayaran (SK-PP) yang dikirim pusat melalui Dikpora yakni sebanyak 2.839 orang guru sertifikasi. Artinya, masih sekitar 281 orang guru sertifikasi yang belum mendapat SK dimaksud. Namun, hal itu jangan dijadikan sebagai hambatan untuk terus menjalankan tugas sebagai guru profesional. Karena, pihaknya tetap akan memperjuangkan hingga ke Pusat.
“Saya rela berangkat ke Jakarta demi menanyakan sisa guru yang belum dapat SK tersebut. Termasuk, memperjuangkan nasib 176 orang pengawas yang sudah tersertifikasi. Jadi, yang belum dapat SK sebagai salah satu syarat untuk pembayaran tunjangan itu, agar bersabar menunggu hasil perjuangan,” ujar putra kelahiran Kecamatan Wera tersebut.
Sejak diberlakukanya program sertifikasi hingga Tahun 2014 ini lanjutnya, memang belum semua guru terakomodir dalam program tersebut. Namun ia yakin, guru yang belum disertifikasi akan diupayakan Tahun mendatang. Karena, program pusat melalui LPMP NTB itu masih berlanjut hingga Tahun 2015. “Bagi guru yang belum terakomodir untuk menikmati tunjangan seperti dirasakan tenaga pendidik lainya, mudah-mudahan tercafer tahun berikutnya,” pintah Pejabat berbadan kekar tersebut.
Selain program itu (Sertifikasi), kesuksesan berkat kerja keras H.Davi juga tampak pada program guru daerah terpencil. Tahun 2014 ini, insentif sebanyak 904 guru terpencil untuk triwulan III sudah dibayar. Kecuali 19 guru, karena NUPTK tidak sinkronisasi dengan Dapodik. “Soal itu, masih dalam proses perjuangan, mudah-mudahan membuahkan hasil maksimal. Sehingga, 19 orang guru yang setia mengabdi di daerah terpencil dapat menikmati tunjangan tersebut,” harapnya.
Bekerja dan terus bekerja sesuai amanat Bupati, tak hanya melalui program sertifikasi guru dan Daerah terpencil PNS dan non PNS yang memenuhi syarat. Namun juga untuk guru honor dan sukarela melalui tunjangan fungsional dan kualifikasi pendidikan. Tahun ini, tunjangan fungsional sebanyak 720 guru non PNS dari APBN sudah dibayar melalui rekening masing-masing penerima tunjangan tersebut. Begitupun, tunjangan kualifikasi pendidikan sebanyak 283 guru yang melanjutkan S1. “Kami kerja jujur dan ikhlas tanpa mengharap imbalan, apalagi berharap pujian. Intinya, semua yang kami lakukan untuk guru dan masa depan pendidikan, “terangnya. (KS-09/Advetorial)
COMMENTS