Kelangkaan dan mahalnya harga semen tidak hanya terjadi di Kota dan Kabupaten Bima, kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Kabupaten Dompu.
Kelangkaan dan mahalnya harga semen tidak hanya terjadi di Kota dan Kabupaten Bima, kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Kabupaten Dompu. Harga semen melonjak naik secara draktis dari harga Rp.65 ribu menjadi Rp.85 ribu persak. Kenaikan harga bahan utama bangunan itu disebabkan karena terjadinya kelangkaan semena selama seminggu terakhir. Akibatnya, pasokan semen yang biasanya stabil kini mulai berkurang di wilayah Dompu.
Kabid Perdagangan Dinas Koperindag Tamben Dompu, Iskandar HMA, Kamis (06/11) mengatakan, dari hasil monitoring dilapangan memang ditemukan terjadi kelangkaan stok semen di wilayah Dompu. Sehingga berdampak pada kenaikan harga semen yang ada di sejumlah toko bangunan di Dompu. ”Kami kemarin sudah turun langsung ke sejumlah toko-toko bangunan dan memang untuk stok semen berkurang. Harganya pun mengalami kenaikan akibat tidak ada pasokan dari Jawa,” ungkapnya.
Disinggung, apakah kenaikan semen karena isu kenaikan BBM ? Iskandar mengaku, tidak menutup kemungkinan dugaan itu benar. Namun, untuk mengatisipasi kenaikan BBM akan terus memonitoring di lapangan untuk mengetahui kondisi harga barang dan sembako yang ada di pasar Dompu. ”Kemarin kami sudah menggelar rapat koodinasi dan akan memperketat pengawasan disejumlah Toko dan Pasar yang ada di Dompu,” janjinya.
Salah satu pemilik toko bangunan, Wirantono saat didatangi wartawan membenarkan bahwa saat ini menjual semen merek Tiga Roda dengan harga Rp.85 ribu persak. ”Kami menjual dengan harga seperti itu, karena dalam beberapa minggu ini terjadi kelangkaan. Sehingga, pasokan semen mulai berkurang,” ungkapnya.
Diakuinya, sebelum terjadi kelangkaan, dirinya biasa memesan di pusat produksi semen dengan jumlah sesuai keinginanya. Namun, beberapa minggu ini jatah pembelian semen sudah dibatasi. ”Biasanya kami mengambil semen sebanyak ribuan sak sekali pengambilan. Akan tetapi setelah terjadi kelangkaan ini, kami hanya bisa mendapatkan jatah paling tinggi 500 sak saja,” ujarnya.
Namun, dampak positif kelangkaan semen juga dirasakan. Wirantono mengaku, keuntungan dari hasil penjualan semen meningkat selama beberapa minggu terakhir. ”Sebelum adanya kelangkaan semen ini, keuntungan yang bisa kami dapatkan senilai Rp.4 ribu sampai Rp.5 ribu persak. Tapi dalam beberapa minggu ini kami mampu menghasilkan keuntungan senilai Rp.10 ribu persak,” tuturnya. KS-10)
Kabid Perdagangan Dinas Koperindag Tamben Dompu, Iskandar HMA, Kamis (06/11) mengatakan, dari hasil monitoring dilapangan memang ditemukan terjadi kelangkaan stok semen di wilayah Dompu. Sehingga berdampak pada kenaikan harga semen yang ada di sejumlah toko bangunan di Dompu. ”Kami kemarin sudah turun langsung ke sejumlah toko-toko bangunan dan memang untuk stok semen berkurang. Harganya pun mengalami kenaikan akibat tidak ada pasokan dari Jawa,” ungkapnya.
Disinggung, apakah kenaikan semen karena isu kenaikan BBM ? Iskandar mengaku, tidak menutup kemungkinan dugaan itu benar. Namun, untuk mengatisipasi kenaikan BBM akan terus memonitoring di lapangan untuk mengetahui kondisi harga barang dan sembako yang ada di pasar Dompu. ”Kemarin kami sudah menggelar rapat koodinasi dan akan memperketat pengawasan disejumlah Toko dan Pasar yang ada di Dompu,” janjinya.
Salah satu pemilik toko bangunan, Wirantono saat didatangi wartawan membenarkan bahwa saat ini menjual semen merek Tiga Roda dengan harga Rp.85 ribu persak. ”Kami menjual dengan harga seperti itu, karena dalam beberapa minggu ini terjadi kelangkaan. Sehingga, pasokan semen mulai berkurang,” ungkapnya.
Diakuinya, sebelum terjadi kelangkaan, dirinya biasa memesan di pusat produksi semen dengan jumlah sesuai keinginanya. Namun, beberapa minggu ini jatah pembelian semen sudah dibatasi. ”Biasanya kami mengambil semen sebanyak ribuan sak sekali pengambilan. Akan tetapi setelah terjadi kelangkaan ini, kami hanya bisa mendapatkan jatah paling tinggi 500 sak saja,” ujarnya.
Namun, dampak positif kelangkaan semen juga dirasakan. Wirantono mengaku, keuntungan dari hasil penjualan semen meningkat selama beberapa minggu terakhir. ”Sebelum adanya kelangkaan semen ini, keuntungan yang bisa kami dapatkan senilai Rp.4 ribu sampai Rp.5 ribu persak. Tapi dalam beberapa minggu ini kami mampu menghasilkan keuntungan senilai Rp.10 ribu persak,” tuturnya. KS-10)
COMMENTS