Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Kamis (06/11) siang kemarin, mekukan inspeksi mendadak (sidak) kepada distributor semen Tiga Roda
Menanggapi kelangkaan semen dan harga semen yang melambung tinggi, Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Kamis (06/11) siang kemarin, mekukan inspeksi mendadak (sidak) kepada distributor semen Tiga Roda yang berada di Kelurahan Tanjung Kota Bima, untuk mengecek ketersediaan semen di gudang Tiga Roda.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Ir.Suryadin bersama anggotannya mendatangi Distributor semen Tiga Roda, untuk mempertanyakan adanya kelangkaan dan kenaikan harga semen, yang meresahkan masyarakat beberapa hari terakhir. Selain anggota Komisi II, turut hadir Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima dan sejumlah wartawan.
Selain mempertanyakan sebab kenaikan harga dan kelanggkaan semen, sejumlah anggota komisi II ini mempertanyakan stok yang ada di gudang, termasuk soal biaya pengangkutan ke masing-masing pengecer. “Kenapa harganya bisa naik hingga 90 ribu bahkan 100 ribu, dan kenapa bisa ada kelangkaan,” tanya Suryadin.
Suryadin meminta agar kelangkaan ini cepat diatasi oleh pihak semen Tiga Roda dan sejumlah distributor semen lainnya. Dirinya juga meminta agar tidak ada kenaikan harga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). “Jangan sampai ada kenaikan harga yang melewati harga HET, karena itu akan membuat masyarakat marah, dan menyusahkan masyarakat,” ingatnya.
Muhammad Aminurlah, SE yang juga anggota Komisi II meminta kepala cabang Semen Tiga Roda agar mengawasi proses pendistribusian ke masing-masing Kecamatan. Sehingga tidak ada alasan bagi pengecer untuk menaikan harga karena alasan biaya pengankutan yang mengalami kenaikan. “Jangan menaikan harga secara sepihak begitu tampa ada dasarnya, Distributor tidak boleh tinggal diam, harus mengingatkan para pengecer agar tidak menaikan harga, kalau dia nakal beri tindakan,” pintanya.
Dirinya juga meminta kepada kepala Diskoprindag agar secara intensif turun ke lapangan untuk mengawasi proses pendistribusian dan suplai semen ke masyarakat. “Koperindag, harus selalu turun untuk mengecek, penjualan semen di semua pengecer, agar tidak ada yang menjual diatas HET,” harapnya.
Sementara itu, Distributor semen Tiga Roda, I Nyoman Jiwa, mengaku adanya kelangkaan itu disebabkan pasokan semen yang belum masuk. Namun diakuinya, persediaan semen saat ini mulai stabil, sudah ada 7500 ton semen yang sudah disuplai. “Akan ada yang masuk lagi ribuan ton lagi, sore ini dan besok pagi,” akunya.
Kalau masalah kenaikan harga yang melambung itu, bukan semata karena kelangkaan, tetapi dari perusahaan juga mengalami kenaikan harga. Selain itu, pihak pengecer juga menaikan harga karena biaya pengankutan mengalami peningkatan karena harus menginap berhari-hari untuk mengantri di gudang, sehingga imbasnya harga jual semen yang naik. “Memang ada kenaikan harga di perusahan dari Rp.59.000 menjadi Rp.61.250, dan kami distributor tidak mengatahui apa dasar kenaikannya,” akunya. (KS-02)
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Ir.Suryadin bersama anggotannya mendatangi Distributor semen Tiga Roda, untuk mempertanyakan adanya kelangkaan dan kenaikan harga semen, yang meresahkan masyarakat beberapa hari terakhir. Selain anggota Komisi II, turut hadir Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima dan sejumlah wartawan.
Selain mempertanyakan sebab kenaikan harga dan kelanggkaan semen, sejumlah anggota komisi II ini mempertanyakan stok yang ada di gudang, termasuk soal biaya pengangkutan ke masing-masing pengecer. “Kenapa harganya bisa naik hingga 90 ribu bahkan 100 ribu, dan kenapa bisa ada kelangkaan,” tanya Suryadin.
Suryadin meminta agar kelangkaan ini cepat diatasi oleh pihak semen Tiga Roda dan sejumlah distributor semen lainnya. Dirinya juga meminta agar tidak ada kenaikan harga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). “Jangan sampai ada kenaikan harga yang melewati harga HET, karena itu akan membuat masyarakat marah, dan menyusahkan masyarakat,” ingatnya.
Muhammad Aminurlah, SE yang juga anggota Komisi II meminta kepala cabang Semen Tiga Roda agar mengawasi proses pendistribusian ke masing-masing Kecamatan. Sehingga tidak ada alasan bagi pengecer untuk menaikan harga karena alasan biaya pengankutan yang mengalami kenaikan. “Jangan menaikan harga secara sepihak begitu tampa ada dasarnya, Distributor tidak boleh tinggal diam, harus mengingatkan para pengecer agar tidak menaikan harga, kalau dia nakal beri tindakan,” pintanya.
Dirinya juga meminta kepada kepala Diskoprindag agar secara intensif turun ke lapangan untuk mengawasi proses pendistribusian dan suplai semen ke masyarakat. “Koperindag, harus selalu turun untuk mengecek, penjualan semen di semua pengecer, agar tidak ada yang menjual diatas HET,” harapnya.
Sementara itu, Distributor semen Tiga Roda, I Nyoman Jiwa, mengaku adanya kelangkaan itu disebabkan pasokan semen yang belum masuk. Namun diakuinya, persediaan semen saat ini mulai stabil, sudah ada 7500 ton semen yang sudah disuplai. “Akan ada yang masuk lagi ribuan ton lagi, sore ini dan besok pagi,” akunya.
Kalau masalah kenaikan harga yang melambung itu, bukan semata karena kelangkaan, tetapi dari perusahaan juga mengalami kenaikan harga. Selain itu, pihak pengecer juga menaikan harga karena biaya pengankutan mengalami peningkatan karena harus menginap berhari-hari untuk mengantri di gudang, sehingga imbasnya harga jual semen yang naik. “Memang ada kenaikan harga di perusahan dari Rp.59.000 menjadi Rp.61.250, dan kami distributor tidak mengatahui apa dasar kenaikannya,” akunya. (KS-02)
COMMENTS