Sebanyak 22 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIP) Mbojo Bima, Kamis (27/11) pagi berkunjung ke Kantor Redaksi Koran Stabilitas.
Sebanyak 22 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIP) Mbojo Bima, Kamis (27/11) pagi berkunjung ke Kantor Redaksi Koran Stabilitas. Kunjungan mahasiswa jurusan komunikasi itu bertujuan melihat dari dekat tugas jurnalistik mulai proses penulisan berita hingga penertiban Koran Stabilitas.
Setelah melihat dari dekat kegiatan wartawan di Redaksi Koran Stabilitas, Puluhan mahasiswa mengagumi cara kerja wartawan. Mereka menilai ilmu teori yang didapat dari kampus ternyata cukup jauh dengan kegiatan nyata di Redaksi Koran Stabilitas. Suasana Redaksi Stabilitas nampak cair dan bersahabat setelah mereka mendengarkan paparan dari pimpinan Redaksi Stabilitas, Rafidin, S.Sos bagaimana menjadi wartawan yang baik dan profesional.
“Terhitung media saat ini sebanyak 42 media, namun masih banyak perusahaan media tidak serius mengelolanya. Bahkan dengan sendirinya banyak media yang telah gulung tikar akibat manajemen tidak profesional,’’ jelasnya kepada mahasiswa semester III itu.
Rasa ingin tahu lebih dekat tentang cara kerja Redaksi, tidak sedikit mahasiswa seperti Ketua Tingkat, Neneng Anggriani, Aris Munaandar dan lainnya menanyakan cara menulis dan wawancara yang baik terhadap narasumber di lapangan. Menurut Rafidin yang juga Ketua PWI Bima ini, pekerjaan wartawan merupakan salah satu profesi mulia sekaligus sebagai juru dakwah masyarakat. Setiap hari ribuan pasang mata membaca karya wartawan di berbagai media di Bima dan daerah lainnya.
Ketika mahasiswa menanyakan soal manajemen Koran Stabilitas, Pemilik Perusahaan tersebut menjelaskan, semua karyawan Stabilitas baik bertugas di Kota, kabupaten Bima, maupun Dompu mendapatkan fasilitas kendaraan bermotor dari Kantor. Selain itu, karyawan yang bekerja di Kota Bima menempati tempat tinggal gratis disediakan kantor. Hal itu, untuk mempermudah kelancaran tugas-tugas karyawan agar bisa bekerja lebih nyaman sesuai harapan perusahaan.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris PWI Bima, Asrul Sani memaparkan tentang UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Ia menilai masih banyak wartawan di Kota dan Kabupaten Bima belum memahami kode etik jurnalistik. Sehingga tidak sedikit yang melakukan praktek di luar jalur dan melanggar kode etik profesinya sendiri. “Masih banyak wartawan di Bima terutama di Kecamatan yang melakukan intimidasi pejabat, kepala sekolah, guru hanya untuk mendapatkan sesuatu, itu sangat disayangkan. Mereka itu masih berkeliaran, itu bisa melecehkan profesi wartawan lain yang betul-betul memperjuangkan kebenaran di Bima,’’ ujarnya. (KS-14)
Setelah melihat dari dekat kegiatan wartawan di Redaksi Koran Stabilitas, Puluhan mahasiswa mengagumi cara kerja wartawan. Mereka menilai ilmu teori yang didapat dari kampus ternyata cukup jauh dengan kegiatan nyata di Redaksi Koran Stabilitas. Suasana Redaksi Stabilitas nampak cair dan bersahabat setelah mereka mendengarkan paparan dari pimpinan Redaksi Stabilitas, Rafidin, S.Sos bagaimana menjadi wartawan yang baik dan profesional.
“Terhitung media saat ini sebanyak 42 media, namun masih banyak perusahaan media tidak serius mengelolanya. Bahkan dengan sendirinya banyak media yang telah gulung tikar akibat manajemen tidak profesional,’’ jelasnya kepada mahasiswa semester III itu.
Rasa ingin tahu lebih dekat tentang cara kerja Redaksi, tidak sedikit mahasiswa seperti Ketua Tingkat, Neneng Anggriani, Aris Munaandar dan lainnya menanyakan cara menulis dan wawancara yang baik terhadap narasumber di lapangan. Menurut Rafidin yang juga Ketua PWI Bima ini, pekerjaan wartawan merupakan salah satu profesi mulia sekaligus sebagai juru dakwah masyarakat. Setiap hari ribuan pasang mata membaca karya wartawan di berbagai media di Bima dan daerah lainnya.
Ketika mahasiswa menanyakan soal manajemen Koran Stabilitas, Pemilik Perusahaan tersebut menjelaskan, semua karyawan Stabilitas baik bertugas di Kota, kabupaten Bima, maupun Dompu mendapatkan fasilitas kendaraan bermotor dari Kantor. Selain itu, karyawan yang bekerja di Kota Bima menempati tempat tinggal gratis disediakan kantor. Hal itu, untuk mempermudah kelancaran tugas-tugas karyawan agar bisa bekerja lebih nyaman sesuai harapan perusahaan.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris PWI Bima, Asrul Sani memaparkan tentang UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Ia menilai masih banyak wartawan di Kota dan Kabupaten Bima belum memahami kode etik jurnalistik. Sehingga tidak sedikit yang melakukan praktek di luar jalur dan melanggar kode etik profesinya sendiri. “Masih banyak wartawan di Bima terutama di Kecamatan yang melakukan intimidasi pejabat, kepala sekolah, guru hanya untuk mendapatkan sesuatu, itu sangat disayangkan. Mereka itu masih berkeliaran, itu bisa melecehkan profesi wartawan lain yang betul-betul memperjuangkan kebenaran di Bima,’’ ujarnya. (KS-14)
COMMENTS