Pandangan yang biasanya membuat mata segar akan indahnya pepohonan di sepanjang gunung Ule hingga Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima kini berubah
Pandangan yang biasanya membuat mata segar akan indahnya pepohonan di sepanjang gunung Ule hingga Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima kini berubah. Saat ini hanya tanah kering yang dihiasi bekas bakaran saja yang terlihat. Semua itu, terjadi karena pepohonan telah dibabat.
Kering kerontang bekas bakaran ladang terlihat jelas disetiap perbukitan yang ada disepanjang Kelurahan Kolo. Tal ayal, akibat bekas pembakaran warga, bukit dan gunung itu berwarna hitam dan mengeluarkan asap. Tidak tampak satu batang pohon besar yang berdiri, hampir semua bukit dan gunung sepanjang jalan ke Kelurahan Kolo gersang.
Nur Hasim warga Kota Bima yang saat itu bepergian ke Kelurahan Kolo mengaku, dengan kondisi Bima yang panas hampir 39 derajat celsius ini, tidak ada satu gunung-pun yang memberikan pandangan hijau. Ia pun heran, entah kenapa seluruh bukit gunung disana kering kerontang.”Apa pertanda ini semua, ketika gunung mulai gundul, panas menyengat, bebatuan disetiap bukit gunung sebelum PLTU Bonto terlihat. Hanya batu dan sisa pembakaran yang Nampak, lalu ini salah siapa,” ujarnya, Rabu (5/11) siang .
Sertiap Ia melewati jalan lanjutnya, tidak tampak satu helai daun pohon yang terjatuh ditanah, karena pepohonan sudah ditebang. Asap dan api sisa pembakaran bukit masih terlihat bersama hawa panas. Bayangkan saja ketika berwisata ke Kolo, pasti panas menyengat yang dirasakan, apalagi pakai kendaraan roda dua.”Waduh mas, kok bukit pada gundul ya, pantasan panas sekali,”ujarnya.
Ia menyarankan ke Pemerintah Kota Bima, agar memberikan solusi yang bisa membuat masyarakat tidak selalu membabat hutan dengan sesuka hati. Misalnya, memprogramkan penanaman pohon atau apalah. Yang peting, bisa mengembalikan pepohonan yang sebelumnya telah dibabat oleh warga.”Di sepanjang kawasan Kolo, akan dijadikan aikon wisata di Kota Bima. Masa aikon wisata, hutannya gundul kaya gini kan kurang aenak dipandang. Apa kata wisatawan nantinya,”sarannya.(KS-05)
Kering kerontang bekas bakaran ladang terlihat jelas disetiap perbukitan yang ada disepanjang Kelurahan Kolo. Tal ayal, akibat bekas pembakaran warga, bukit dan gunung itu berwarna hitam dan mengeluarkan asap. Tidak tampak satu batang pohon besar yang berdiri, hampir semua bukit dan gunung sepanjang jalan ke Kelurahan Kolo gersang.
Nur Hasim warga Kota Bima yang saat itu bepergian ke Kelurahan Kolo mengaku, dengan kondisi Bima yang panas hampir 39 derajat celsius ini, tidak ada satu gunung-pun yang memberikan pandangan hijau. Ia pun heran, entah kenapa seluruh bukit gunung disana kering kerontang.”Apa pertanda ini semua, ketika gunung mulai gundul, panas menyengat, bebatuan disetiap bukit gunung sebelum PLTU Bonto terlihat. Hanya batu dan sisa pembakaran yang Nampak, lalu ini salah siapa,” ujarnya, Rabu (5/11) siang .
Sertiap Ia melewati jalan lanjutnya, tidak tampak satu helai daun pohon yang terjatuh ditanah, karena pepohonan sudah ditebang. Asap dan api sisa pembakaran bukit masih terlihat bersama hawa panas. Bayangkan saja ketika berwisata ke Kolo, pasti panas menyengat yang dirasakan, apalagi pakai kendaraan roda dua.”Waduh mas, kok bukit pada gundul ya, pantasan panas sekali,”ujarnya.
Ia menyarankan ke Pemerintah Kota Bima, agar memberikan solusi yang bisa membuat masyarakat tidak selalu membabat hutan dengan sesuka hati. Misalnya, memprogramkan penanaman pohon atau apalah. Yang peting, bisa mengembalikan pepohonan yang sebelumnya telah dibabat oleh warga.”Di sepanjang kawasan Kolo, akan dijadikan aikon wisata di Kota Bima. Masa aikon wisata, hutannya gundul kaya gini kan kurang aenak dipandang. Apa kata wisatawan nantinya,”sarannya.(KS-05)
COMMENTS