Kelangkaan semen yang terjadi di Bima beberapa hari terakhir membuat masyarakat kebingungan.
Kelangkaan semen yang terjadi di Bima beberapa hari terakhir membuat masyarakat kebingungan. Pasalnya, masyarakat sebagai konsumen merasakan kesulitan mendapatkan semen. Sebab hampir disemua toko dan distributor stok semen sangat terbatas. Kalaupun ada, semen yang didapat dijual dengan harga tinggi melebihi batas normal.
Hal ini pun diatensi oleh sejumlah Anggota DPRD Kota Bima sebagai kondisi yang tidak wajar. Seperti disampaikan Ketua Komisi III, Alvian Indra Wirawan atau yang akrab disapa Pawan. Duta Partai Golkar ini menuding, kelangkaan semen yang terjadi di Kota Bima karena ulah distributor.
Sebab menurutnya, saat ini pasokan semen yang masuk ke Kota Bima tak ada hambatan dan tetap lancar. Hal itu berdasarkan pantauannya beberapa hari lalu saat ke Pelabuhan Bima. “Kelangkaan semen saya rasa sangat aneh karena semen yang masuk ke Kota Bima waktu saya lihat sangat banyak. Dikemanakan semua semen itu,” kata Alvian heran saat ditemui di Kantor DPRD Kota Bima, kemarin.
Melihat lancarnya pasokan semen itu, dia mengindikasi kelangkaan semen di Kota Bima bukan kondisi yang wajar karena faktor hambatan, melainkan karena ulah sejumlah distributor ‘nakal’. Karenanya, dia mendesak kepada Pemerintah Kota Bima melalui dinas terkait untuk segera turun mengecek keberadaan stok semen di distributor dan pengecer.
“Saya juga mendukung rencana teman-teman di Komisi II untuk segera turun bersama dinas terkait mencari solusi persoalan itu agar tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.
Anggota DPRD Kota Bima lainnya, Nazamuddin juga berpendapat, bahwa terjadi ketidakwajaran terhadap kelangkaan semen di Bima. Dia meminta distributor bertanggungjawab dengan menjelaskan kepada masyarakat apakah penyebab kelangkaan memang karena ada hambatan lain atau sengaja ditimbun. “Distributor harus menyampaikan kepada masyarakat sebagai konsumen, ini murni kelangkaan atau memang ulah mereka sendiri,” imbuhnya.
Duta PKPI ini juga berjanji, akan menindaklanjuti persoalan itu dengan turun bersama Anggota Komisi II lainnya pada pengecer dan distributor. Dia berharap, Pemerintah melalui Diskoperindag juga tidak berdiam diri dan serius menangani persoalan tersebut. Sebab jangan sampai masyarakat yang menjadi korban dan dirugikan. “Saat ini saja kelangkaan telah menyebabkan melonjaknya harga semen mencapai Rp. 75 ribu hingga Rp. 85 ribu. Kami kuatir harga kebutuhan lain yang berkaitan dengan bangunan juga akan ikut naik bersamaan dengan naiknya harga semen,” tandas dia. (KS-13)
Hal ini pun diatensi oleh sejumlah Anggota DPRD Kota Bima sebagai kondisi yang tidak wajar. Seperti disampaikan Ketua Komisi III, Alvian Indra Wirawan atau yang akrab disapa Pawan. Duta Partai Golkar ini menuding, kelangkaan semen yang terjadi di Kota Bima karena ulah distributor.
Sebab menurutnya, saat ini pasokan semen yang masuk ke Kota Bima tak ada hambatan dan tetap lancar. Hal itu berdasarkan pantauannya beberapa hari lalu saat ke Pelabuhan Bima. “Kelangkaan semen saya rasa sangat aneh karena semen yang masuk ke Kota Bima waktu saya lihat sangat banyak. Dikemanakan semua semen itu,” kata Alvian heran saat ditemui di Kantor DPRD Kota Bima, kemarin.
Melihat lancarnya pasokan semen itu, dia mengindikasi kelangkaan semen di Kota Bima bukan kondisi yang wajar karena faktor hambatan, melainkan karena ulah sejumlah distributor ‘nakal’. Karenanya, dia mendesak kepada Pemerintah Kota Bima melalui dinas terkait untuk segera turun mengecek keberadaan stok semen di distributor dan pengecer.
“Saya juga mendukung rencana teman-teman di Komisi II untuk segera turun bersama dinas terkait mencari solusi persoalan itu agar tidak merugikan masyarakat,” ujarnya.
Anggota DPRD Kota Bima lainnya, Nazamuddin juga berpendapat, bahwa terjadi ketidakwajaran terhadap kelangkaan semen di Bima. Dia meminta distributor bertanggungjawab dengan menjelaskan kepada masyarakat apakah penyebab kelangkaan memang karena ada hambatan lain atau sengaja ditimbun. “Distributor harus menyampaikan kepada masyarakat sebagai konsumen, ini murni kelangkaan atau memang ulah mereka sendiri,” imbuhnya.
Duta PKPI ini juga berjanji, akan menindaklanjuti persoalan itu dengan turun bersama Anggota Komisi II lainnya pada pengecer dan distributor. Dia berharap, Pemerintah melalui Diskoperindag juga tidak berdiam diri dan serius menangani persoalan tersebut. Sebab jangan sampai masyarakat yang menjadi korban dan dirugikan. “Saat ini saja kelangkaan telah menyebabkan melonjaknya harga semen mencapai Rp. 75 ribu hingga Rp. 85 ribu. Kami kuatir harga kebutuhan lain yang berkaitan dengan bangunan juga akan ikut naik bersamaan dengan naiknya harga semen,” tandas dia. (KS-13)
COMMENTS