Kelangkaan semen di Kota Bima bukan hanya terindikasi dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Kelangkaan semen di Kota Bima bukan hanya terindikasi dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), akan tetapi diduga penjual dan pengecer nakal menjual semen hingga ke Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa, selain itu ditimbun oleh segelincir oknum pengusaha besar di Bima untuk meraip keuntungan besar ketika harga BBM naik.
Pernyataan diatas disampaikan pemilik salah satu toko bangunan di Kota Bima yang juga mengaku pengecer/penjual semen jenis tiga roda, tonasa dan gresik. Pada wartawan ini sumber terpecaya ini mengaku, saat pihaknya mengambil semen dari distributor di Pelabuhan Kota Bima jatah semen yang diterimanya dibandingkan dua bulan yang lalu berkurang.
Hal ini disebabkan ada oknum pengecer yang memiliki jatah lebih tinggi darinya dan sengaja menjual semen ke luar daerah (tujuan Dompu dan Sumbawa). “Saya hawatir oknum pengecer menimbun semen dan dijual setelah ada penetapan pemerintah dengan kenaikan harga BBM, bukan sebaliknya dengan dalil akan menjual ke luar daerah tujuan Dompu dan Sumbawa,” ujarnya saat ditemui Selasa (4/11) yang meminta identitasnya dirahasiakan
Menurutnya, distributor semen di Bima ini ada 5 orang pengusaha besar, yakni semen tiga roda distributornya Nusa Bangunan dan CKS, Tiga Roda oleh SAA dan distributor semen gresik Waru Abadi dan Bintang Mas. “Saat ini ditingkat pengecer menjual semen per saknya seharga Rp. 70 ribu hingga Rp. 80 ribu,” tambahnya.
Sementara Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Bima melalui Kabid Perdagangan Ratnaningsih, SE diruang kerjanya Selasa (4/11) membantah dengan keras, kalau terjadi penimbunan semen di Kota Bima ini. Pasalnya, Senin (3/11) pihaknya bersama Komisi II DPRD Kota Bima dan Polres Bima Kota melakukan pengawasan ditingkat distributor, jadi tidak didapatkan adanya isu penimbunan. “Yang terjadi saat ini terkait kelangkaan semen disebabkan antrian kapal berkepanjangan di Ujung Pandang selaku daerah pembuat semen di indonesia ini, jadi bukan Kota Bima saja yang langkah tapi seluruh indonesia,” ujarnya.
Dari pengawasan pihaknya, harga ditingkat distributor untuk semen Tonasa Rp. 56.500, Bosowa Rp. 54.550 dan Tiga Roda Rp. 61.250 per saknya. Untuk hari ini (Selasa 4/11, red) ada kapal pengakut semen masuk di pelabuhan Bima dan sejak kelangkaan semen yang masuk di Bima adalah semen jenis tiga roda yang rutin masuk, sedangkan jenis lain berkurang pasokannya dari pusat.
Pada kesempatan itu pula, saat wartawan bertanya Harga Eceran Tertinggi (HET) seluruh jenis semen, Ratnaningsih tidak bisa menjawab, malah berdalil pasarlah yang menentukan harganya bukan pemerintah. Pasalnya, itu bukan jenis solar, gas, minyak tanah, pupuk dan lain-lain. (KS – 04)
Pernyataan diatas disampaikan pemilik salah satu toko bangunan di Kota Bima yang juga mengaku pengecer/penjual semen jenis tiga roda, tonasa dan gresik. Pada wartawan ini sumber terpecaya ini mengaku, saat pihaknya mengambil semen dari distributor di Pelabuhan Kota Bima jatah semen yang diterimanya dibandingkan dua bulan yang lalu berkurang.
Hal ini disebabkan ada oknum pengecer yang memiliki jatah lebih tinggi darinya dan sengaja menjual semen ke luar daerah (tujuan Dompu dan Sumbawa). “Saya hawatir oknum pengecer menimbun semen dan dijual setelah ada penetapan pemerintah dengan kenaikan harga BBM, bukan sebaliknya dengan dalil akan menjual ke luar daerah tujuan Dompu dan Sumbawa,” ujarnya saat ditemui Selasa (4/11) yang meminta identitasnya dirahasiakan
Menurutnya, distributor semen di Bima ini ada 5 orang pengusaha besar, yakni semen tiga roda distributornya Nusa Bangunan dan CKS, Tiga Roda oleh SAA dan distributor semen gresik Waru Abadi dan Bintang Mas. “Saat ini ditingkat pengecer menjual semen per saknya seharga Rp. 70 ribu hingga Rp. 80 ribu,” tambahnya.
Sementara Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Bima melalui Kabid Perdagangan Ratnaningsih, SE diruang kerjanya Selasa (4/11) membantah dengan keras, kalau terjadi penimbunan semen di Kota Bima ini. Pasalnya, Senin (3/11) pihaknya bersama Komisi II DPRD Kota Bima dan Polres Bima Kota melakukan pengawasan ditingkat distributor, jadi tidak didapatkan adanya isu penimbunan. “Yang terjadi saat ini terkait kelangkaan semen disebabkan antrian kapal berkepanjangan di Ujung Pandang selaku daerah pembuat semen di indonesia ini, jadi bukan Kota Bima saja yang langkah tapi seluruh indonesia,” ujarnya.
Dari pengawasan pihaknya, harga ditingkat distributor untuk semen Tonasa Rp. 56.500, Bosowa Rp. 54.550 dan Tiga Roda Rp. 61.250 per saknya. Untuk hari ini (Selasa 4/11, red) ada kapal pengakut semen masuk di pelabuhan Bima dan sejak kelangkaan semen yang masuk di Bima adalah semen jenis tiga roda yang rutin masuk, sedangkan jenis lain berkurang pasokannya dari pusat.
Pada kesempatan itu pula, saat wartawan bertanya Harga Eceran Tertinggi (HET) seluruh jenis semen, Ratnaningsih tidak bisa menjawab, malah berdalil pasarlah yang menentukan harganya bukan pemerintah. Pasalnya, itu bukan jenis solar, gas, minyak tanah, pupuk dan lain-lain. (KS – 04)
COMMENTS