Pemberian tunjangan daerah khusus (Terpencil) oleh pihak pemerintah, kepada kepala sekolah dan para dewan guru yang mengabdi di SDN Inpres Kawae Kecamatan Wawo dipertanyakan
Pemberian tunjangan daerah khusus (Terpencil) oleh pihak pemerintah, kepada kepala sekolah dan para dewan guru yang mengabdi di SDN Inpres Kawae Kecamatan Wawo dipertanyakan oleh berbagai kalangan, terutama para tenaga pendidik lainnya yang bertugas diwilayah kecamatan setempat.
Sejumlah guru yang mengabdi pada berbagai sekolah di Kecamatan Wawo kepada Koran ini, Jum,at (21/11) mengungkapkan, sejak setahun yang lalu hingga saat ini mereka mendapat informasi bahwa kepala sekolah dan guru-guru, terutama PNS yang mengajar di SDN Inpres Kawae mendapat tunjangan daerah terpencil dari pihak pemerintah. Olehnya itu mereka mengaku sangat keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut, karena keberdaan SDN Inpres Kawae dinilai sangat tidak pantas dan layak untuk mendapatkan tunjangan dimaksud.
Menurut sejumlah guru, tidak layaknya salah satu sekolah yang berlokasi di Dusun Kawae Desa Maria Utara untuk mendapatkan tunjangan terpencil tersebut, karena letak geografis sangat berdekatan dengan jalan protocol lintas Bima-Sape, yakni hanya sekitar 2 Kilometer. Mestinya, lokasi yang layak mendapat tunjangan daerah terpencil diwilayah Kecamatan Wawo kata sejumlah guru itu, hanyalah kepala sekolah dan guru-guru yang mengabdi di Desa Riamau dan Tarlawi saja, sebab lokasinya sangat jauh, terutama Desa Riamau yang jaraknya mencapai 25 Kilometer dari jalan protocol lintas Bima-Sape.
Sejumlah guru tersebut mempertanyakan kepada pihak pemerintah pusat maupun daerah Kabupaten Bima, tentang kriteria dan alasan diberikannya tunjangan terpencil bagi SDN Inpres Kawae itu. Karena lokasi sekolah yang bersangkutan tidak jauh dari jalan protocol. “Sepengetahuan kami selama ini, tunjangan terpencil itu hanya diberikan kepada guru-guru yang khusus mengabdi di desa yang sangat terpencil, seperti di Riamau. Tapi faktanya saat ini, sekolah yang lokasinya hanya sekitar 2 KM dari jalan protocol saja, tetap diberikan tunjangan daerah khusus oleh pihak pemerintah. Ada apa dengan semua ini,” ungkap sejumlah guru.
Menanggapi hal itu, Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan Wawo, Alimuddin, S.Pd. M.Pd yang dikonfirmasi Koran ini Sabtu kemarin (22/11) menjelaskan, persyaratan pemberian tunjangan daerah khusus (Terpencil) bagi para guru tersebut, bukan semata-mata mengacu pada letak geografis sekolah saja, akan tetapi dilihat dari berbagai aspek dan kategorinya, seperti antara lain, pola hidup masyarakat, kantibmas, daerah terbelakang diluar pengawasan instansi, termasuk obyek wisatanya.
Jadi dalam hal ini kepala sekolah dan guru-guru di SDN Inpres Kawae sudah layak mendapat tunjangan terpencil, karena lokasi sekolahnya didukung oleh berbagai aspek dan kriteria dimaksud, meskipun jarak lokasinya memang sangat dekat dengan jalan protokol lintas Bima-Sape. “Sesuai peraturan pemerintah, guru-guru di SDN Inpres Kawae itu sudah layak mendapat tunjangan terpencil, karena lokasi sekolahnya didukung oleh berbagai aspek dimaksud,” jelas Alimuddin. (KS-03)
Sejumlah guru yang mengabdi pada berbagai sekolah di Kecamatan Wawo kepada Koran ini, Jum,at (21/11) mengungkapkan, sejak setahun yang lalu hingga saat ini mereka mendapat informasi bahwa kepala sekolah dan guru-guru, terutama PNS yang mengajar di SDN Inpres Kawae mendapat tunjangan daerah terpencil dari pihak pemerintah. Olehnya itu mereka mengaku sangat keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut, karena keberdaan SDN Inpres Kawae dinilai sangat tidak pantas dan layak untuk mendapatkan tunjangan dimaksud.
Menurut sejumlah guru, tidak layaknya salah satu sekolah yang berlokasi di Dusun Kawae Desa Maria Utara untuk mendapatkan tunjangan terpencil tersebut, karena letak geografis sangat berdekatan dengan jalan protocol lintas Bima-Sape, yakni hanya sekitar 2 Kilometer. Mestinya, lokasi yang layak mendapat tunjangan daerah terpencil diwilayah Kecamatan Wawo kata sejumlah guru itu, hanyalah kepala sekolah dan guru-guru yang mengabdi di Desa Riamau dan Tarlawi saja, sebab lokasinya sangat jauh, terutama Desa Riamau yang jaraknya mencapai 25 Kilometer dari jalan protocol lintas Bima-Sape.
Sejumlah guru tersebut mempertanyakan kepada pihak pemerintah pusat maupun daerah Kabupaten Bima, tentang kriteria dan alasan diberikannya tunjangan terpencil bagi SDN Inpres Kawae itu. Karena lokasi sekolah yang bersangkutan tidak jauh dari jalan protocol. “Sepengetahuan kami selama ini, tunjangan terpencil itu hanya diberikan kepada guru-guru yang khusus mengabdi di desa yang sangat terpencil, seperti di Riamau. Tapi faktanya saat ini, sekolah yang lokasinya hanya sekitar 2 KM dari jalan protocol saja, tetap diberikan tunjangan daerah khusus oleh pihak pemerintah. Ada apa dengan semua ini,” ungkap sejumlah guru.
Menanggapi hal itu, Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan Wawo, Alimuddin, S.Pd. M.Pd yang dikonfirmasi Koran ini Sabtu kemarin (22/11) menjelaskan, persyaratan pemberian tunjangan daerah khusus (Terpencil) bagi para guru tersebut, bukan semata-mata mengacu pada letak geografis sekolah saja, akan tetapi dilihat dari berbagai aspek dan kategorinya, seperti antara lain, pola hidup masyarakat, kantibmas, daerah terbelakang diluar pengawasan instansi, termasuk obyek wisatanya.
Jadi dalam hal ini kepala sekolah dan guru-guru di SDN Inpres Kawae sudah layak mendapat tunjangan terpencil, karena lokasi sekolahnya didukung oleh berbagai aspek dan kriteria dimaksud, meskipun jarak lokasinya memang sangat dekat dengan jalan protokol lintas Bima-Sape. “Sesuai peraturan pemerintah, guru-guru di SDN Inpres Kawae itu sudah layak mendapat tunjangan terpencil, karena lokasi sekolahnya didukung oleh berbagai aspek dimaksud,” jelas Alimuddin. (KS-03)
COMMENTS