Puluhan wartawan dari media cetak dan electronik di wilayah Dompu, Jumat (14/11) menggelar aksi unjuk rasa di samping bundaran Taman Kota Dompu dan Kantor Polres Dompu.
Puluhan wartawan dari media cetak dan electronik di wilayah Dompu, Jumat (14/11) menggelar aksi unjuk rasa di samping bundaran Taman Kota Dompu dan Kantor Polres Dompu. Hal itu dilakukan, sebagai langkah solidaritas untuk mengutuk tindakan premanisme (kekerasan) oleh oknum-oknum aparat kepolisian terhadap 11 orang wartawan di Makasar yang sedang melakukan peliputan terkait aksi demo mahasiswa yang menolak kenaikan BBM yang terjadi di Makasar kemarin. Wartawan yang menjadi korban diantaranya, Ikbal (tempo). Waldy (Metro TV). Ikrar (Celebes TV).
Dalam aksi, wartawan membawa spaduk dari kertas yang berisi beberapa tulisan. Diantaranya, wartawan Dompu mengutuk oknum aparat yang memukuli wartawan. Stop kererasan terhadap Jurnalis (wartawan). Ikatan Jurnalis Televisi Indoensia (IJTI) Dompu kecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum polisi terhadap wartawan.
Dalam unjuk rasa damai yang disertai orasi yang berlansung beberapa jam tersebut, mengundang perhatian dari para pengendara yang melalui jalur tersebut, karena mereka sempat turun dari kendaraan untuk memberikan dukungan terhadap teman-teman wartawan dilokasi tersebut. Setelah itu, masa aksi bergegas menuju Kantor Polres Dompu.
Namun sayangnya, Kapolres Dompu AKBP Purnama pada saat itu tidak berada dikantor. Sehingga, langsung diwakili Kasat Intelkam Polres Dompu Ipda Syaifuddin Zuhri, yang saat itu terlihat bediri di depan kantor untuk menyabut kedatangan para kuli tinta tersebut.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cabang Dompu, Adhar Pangeran, yang juga Kontribotur MNCTV Grup wilayah Dompu dalam orasinya menyayangkan terhadap kejadian kekerasan terhadap wartawan yang terjadi pekan kemarin di makasar. ”Saya kecewa dan mengecam tindakan oknum-oknum aparat yang melakukan kekerasan terhadap teman-teman kami,” tuturnya.
Untuk itu lanjut Adhar, dirinya meminta kepada Kapolri Jendral Polisi Sutarman, untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan memecat anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis tersebut. ”Kapolri harus memecat oknum anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Makasar kemarin. Hari ini kami menyatakan akan memboikot berita-berita kepolisiam,” katanya.
Sekertaris PWI Dompu, Nasrullah, melalui orasinya juga mengutuk tindakan premanisme oknum polisi tersebut terhadap wartawan. Menurutnya, wartawan adalah mitra Polisi yang seharusnya bisa dilindungi dalam menjalankan tugas jurnlistiknya.” Kami bekerja mencari berita dan menulis berita. Polisi harus memahami undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tetang pokok-pokok pers yang didalamnya wartawan tidak boleh dianiaya dalam menjalankan tugas jurnalistik,” tegasnya.
Kasat Intelkam Polres Dompu, Syaifuddin Zuhri, berjanji apa yang telah terjadi di Makasar, tidak akan pernah ada di Kabupaten Dompu. Sebab, sejauh ini hubungan antara Polres Dompu dengan wartawan terjalin dengan baik. Sehingga, segala bentuk tindakan kekerasan itu tidak akan terjadi. ”InsyaAllah, apa yang terjadi di Makasar tidak akan terjadi di Dompu. Karena, tugas kita sama yaitu menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat,” tuturnya sembari membubuhkan tanda tangan di beberapa pamflet sebagai bentuk dukungan penolakan kekerasan terhadap wartawan. (KS-10)
Dalam aksi, wartawan membawa spaduk dari kertas yang berisi beberapa tulisan. Diantaranya, wartawan Dompu mengutuk oknum aparat yang memukuli wartawan. Stop kererasan terhadap Jurnalis (wartawan). Ikatan Jurnalis Televisi Indoensia (IJTI) Dompu kecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum polisi terhadap wartawan.
Dalam unjuk rasa damai yang disertai orasi yang berlansung beberapa jam tersebut, mengundang perhatian dari para pengendara yang melalui jalur tersebut, karena mereka sempat turun dari kendaraan untuk memberikan dukungan terhadap teman-teman wartawan dilokasi tersebut. Setelah itu, masa aksi bergegas menuju Kantor Polres Dompu.
Namun sayangnya, Kapolres Dompu AKBP Purnama pada saat itu tidak berada dikantor. Sehingga, langsung diwakili Kasat Intelkam Polres Dompu Ipda Syaifuddin Zuhri, yang saat itu terlihat bediri di depan kantor untuk menyabut kedatangan para kuli tinta tersebut.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cabang Dompu, Adhar Pangeran, yang juga Kontribotur MNCTV Grup wilayah Dompu dalam orasinya menyayangkan terhadap kejadian kekerasan terhadap wartawan yang terjadi pekan kemarin di makasar. ”Saya kecewa dan mengecam tindakan oknum-oknum aparat yang melakukan kekerasan terhadap teman-teman kami,” tuturnya.
Untuk itu lanjut Adhar, dirinya meminta kepada Kapolri Jendral Polisi Sutarman, untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan memecat anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis tersebut. ”Kapolri harus memecat oknum anggota polisi yang melakukan kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Makasar kemarin. Hari ini kami menyatakan akan memboikot berita-berita kepolisiam,” katanya.
Sekertaris PWI Dompu, Nasrullah, melalui orasinya juga mengutuk tindakan premanisme oknum polisi tersebut terhadap wartawan. Menurutnya, wartawan adalah mitra Polisi yang seharusnya bisa dilindungi dalam menjalankan tugas jurnlistiknya.” Kami bekerja mencari berita dan menulis berita. Polisi harus memahami undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tetang pokok-pokok pers yang didalamnya wartawan tidak boleh dianiaya dalam menjalankan tugas jurnalistik,” tegasnya.
Kasat Intelkam Polres Dompu, Syaifuddin Zuhri, berjanji apa yang telah terjadi di Makasar, tidak akan pernah ada di Kabupaten Dompu. Sebab, sejauh ini hubungan antara Polres Dompu dengan wartawan terjalin dengan baik. Sehingga, segala bentuk tindakan kekerasan itu tidak akan terjadi. ”InsyaAllah, apa yang terjadi di Makasar tidak akan terjadi di Dompu. Karena, tugas kita sama yaitu menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat,” tuturnya sembari membubuhkan tanda tangan di beberapa pamflet sebagai bentuk dukungan penolakan kekerasan terhadap wartawan. (KS-10)
COMMENTS