Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Bima berhasil memantapkan kiprahnya dengan membangun klinik kesehatan di Desa Panda kecamatan Palibelo.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Bima berhasil memantapkan kiprahnya dengan membangun klinik kesehatan di Desa Panda kecamatan Palibelo. Bila tidak ada halangan, Klinik ini akan diresmikan oleh Bupati Bima, Rabu (10/12) mendatang.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Bima, Hj. St. Rosni, S. Adm. Sabtu (6/12) mengatakan, Klinik IBI Kabupaten Bima yang berdiri di atas tanah hibah dari sesepuh Bidan Hj. Hasyah dan Peletakan batu pertama pembangunan dilaksanakan pada tanggal 23 September 2012 lalu oleh Bupati Bima Almarhum H. Ferry Zulkarnain, ST.
Klinik IBI yang berlokasi di desa Panda Kecamatan Palibelo berdiri di atas tanah seluas 600 meter persegi yang berasal dari hibah sesepuh Bidan seluas 400 meter dan 200 dibeli dari dana sumbangan anggota.
Kapasitas gedung yang dibangun berlantai dua, di lantai pertama terdiri dari ruang pendaftaran, ruang antenatal care (pemeriksaan kehamilan), ruang pelayanan Keluarga Berencana, ruang konseling, ruang bersalin, ruang penanganan bayi baru lahir dan perawatan ibu nifas. “Sedangkan pada lantai dua terdapat ruang pertemuan dan ruang sekretariat IBI," terangnya.
Dia menambahkan, klinik ini berangkat dari ikhtiar untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bima dan pencapaian target MDGs (Mellenium Development Goals) tahun 2015 sebesar 23 per 100.000, kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi (AKB) dan 102 per 100.000, Kelahiran Hidup untuk Angka Kematian Ibu (AKI).
"IBI Cabang Kabupaten Bima sebagai organisasi profesi yang anggotanya memiliki legitimasi memberikan pelayanan khusus KIA, KB, dan kesehatan reproduksi merasa berkewajiban mengambil bagian secara aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Bima," kata Rosni.
Inilah alasan mengapa IBI membangun Klinik bersalin yang ke depan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berupa belayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. IBI terus meningkatkan upaya-upaya seperti pelayanan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di sarana kesehatan yang memadai berperan penting mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bima.
Upaya lainnya adalah peningkatan angka pemakaian kontrasepsi yang dilakukan melalui peningkatan pelayanan kehamilan, persalinan, KB, dan kesehatan Reproduksi. Kedepan upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi diprioritaskan pada perluasan akses kesehatan berkualitas, pelayanan kebidanan yang koprehensif, penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat.
Dirinya optimis, target kegiatan dalam periode kepemimpinannya akan mampu mereaslisasikan program kerja. Mengingat saat ini, jumlah jumlah anggota IBI Kabupaten Bima lebih kurang 700 orang yang bertugas di Poskesdes, Puskesmas, RSUD Bima, Dinas Kesehatan, BPPKB, Institusi pendidikan Bidan, terhimpun dalam kepengurusan IBI baik di tingkat cabang maupun ranting.
Secara kelembagaan, diakui Rosni bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan bidang Kesehatan Keluarga Dikes Kabupaten Bima untuk melakukan uji kelayakan terhadap semua Bidan sebelum ditempatkan di desa. “Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan Bidan dalam menolong persalinan dan penanganan kegawatdaruratan kebidanan," tutur Kabid di RSUD Kabupaten Bima ini.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Bima, Hj. St. Rosni, S. Adm. Sabtu (6/12) mengatakan, Klinik IBI Kabupaten Bima yang berdiri di atas tanah hibah dari sesepuh Bidan Hj. Hasyah dan Peletakan batu pertama pembangunan dilaksanakan pada tanggal 23 September 2012 lalu oleh Bupati Bima Almarhum H. Ferry Zulkarnain, ST.
Klinik IBI yang berlokasi di desa Panda Kecamatan Palibelo berdiri di atas tanah seluas 600 meter persegi yang berasal dari hibah sesepuh Bidan seluas 400 meter dan 200 dibeli dari dana sumbangan anggota.
Kapasitas gedung yang dibangun berlantai dua, di lantai pertama terdiri dari ruang pendaftaran, ruang antenatal care (pemeriksaan kehamilan), ruang pelayanan Keluarga Berencana, ruang konseling, ruang bersalin, ruang penanganan bayi baru lahir dan perawatan ibu nifas. “Sedangkan pada lantai dua terdapat ruang pertemuan dan ruang sekretariat IBI," terangnya.
Dia menambahkan, klinik ini berangkat dari ikhtiar untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bima dan pencapaian target MDGs (Mellenium Development Goals) tahun 2015 sebesar 23 per 100.000, kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi (AKB) dan 102 per 100.000, Kelahiran Hidup untuk Angka Kematian Ibu (AKI).
"IBI Cabang Kabupaten Bima sebagai organisasi profesi yang anggotanya memiliki legitimasi memberikan pelayanan khusus KIA, KB, dan kesehatan reproduksi merasa berkewajiban mengambil bagian secara aktif dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Bima," kata Rosni.
Inilah alasan mengapa IBI membangun Klinik bersalin yang ke depan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berupa belayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. IBI terus meningkatkan upaya-upaya seperti pelayanan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di sarana kesehatan yang memadai berperan penting mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bima.
Upaya lainnya adalah peningkatan angka pemakaian kontrasepsi yang dilakukan melalui peningkatan pelayanan kehamilan, persalinan, KB, dan kesehatan Reproduksi. Kedepan upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi diprioritaskan pada perluasan akses kesehatan berkualitas, pelayanan kebidanan yang koprehensif, penyebarluasan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat.
Dirinya optimis, target kegiatan dalam periode kepemimpinannya akan mampu mereaslisasikan program kerja. Mengingat saat ini, jumlah jumlah anggota IBI Kabupaten Bima lebih kurang 700 orang yang bertugas di Poskesdes, Puskesmas, RSUD Bima, Dinas Kesehatan, BPPKB, Institusi pendidikan Bidan, terhimpun dalam kepengurusan IBI baik di tingkat cabang maupun ranting.
Secara kelembagaan, diakui Rosni bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan bidang Kesehatan Keluarga Dikes Kabupaten Bima untuk melakukan uji kelayakan terhadap semua Bidan sebelum ditempatkan di desa. “Hal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan Bidan dalam menolong persalinan dan penanganan kegawatdaruratan kebidanan," tutur Kabid di RSUD Kabupaten Bima ini.
COMMENTS