Pengangkatan, Drs. Sudirman sebagai Kepala SMP Negeri III Bolo tidak saja disesalkan kalangan pemerhati pendidikan dan masyarakat Bolo.
Pengangkatan, Drs. Sudirman sebagai Kepala SMP Negeri III Bolo tidak saja disesalkan kalangan pemerhati pendidikan dan masyarakat Bolo. Namun kebijakan pengangkatan Sudirman juga mendapat tanggapan dari Anggota DPRD Kabupaten Bima, Sulaiman, MT, SH.
Ketua Komisi I ini berpendapat, Sudirman telah diketahui publik memilik latar belakang buruk karena pernah terlibat kasus amoral tiga kali. Pengangkatannya sebagai Kepala Sekolah justru akan menjadi bumerang dan menambah masalah baru bagi Bupati Bima.
Politisi Gerindra ini menilai kebijakan Bupati melantik kembali Sudirman menjadi kepala sekolah justru melanggar aturan dan prosedural yang dibuat oleh pemerintah sendiri. Mengingat komitmen Bupati selama ini akan menempatkan para pejabat pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) orang-orang bersih dan terhindar dari korupsi, nepotisme dan prilaku amoral. “Janji itu justru dilanggar dan kedepan menjadi bumerang sendiri bagi Bupati,” sorotnya.
Jika Bupati mengambil kebijakan lain tidak berdasarkan akal sehat kata dia, bukan mendapatkan simpatik dari kalangan masyarakat dan permerhati pendidikan. Namun justru mendapatkan reaksi dan protes keras. Sulaiman malah mempertanyakan kepada Bupati apakah tidak ada orang lain lagi yang memenuhi syarat di Kecamatan Bolo, sehingga memaksakan Sudirman menjadi kepala sekolah. “Saya kira masih banyak guru-guru lain di Bolo yang layak menjadi kepala sekolah dan yang lulus calon kepala sekolah, kenapa harus di paksakan. Itu keliru besar,’’ kritiknya.
Dikatakannya, pelantikan kepala sekolah yang jumlahnya ratusan baru-baru ini bukan saja di SMP Negeri III Bolo yang bermasalah. Laporan yang didapatkannya dari masyarakat, ada beberapa Kepala Sekolah lainnya yang juga bermasalah. Seperti Kepala sekolah di SMA Negeri I Lambu, Drs Usman. Sebanyak 70 orang masyararkat Lambu, Sape mendatangi Komisi I untuk menolak Usman menjadi Kepala SMA Negeri I Lambu.
Ia meminta kepada Bupati untuk meninjau kembali pengangkatan kepala-kepala sekolah bermasalah. Hal itu dimungkinkan agar Bupati tidak mendapatkan cibiran dan reaksi dari masyarakat pendidikan.
Tak hanya itu, reaksi datang dari masyarakat Kecamatan Donggo atas pengangkatan Kepala SMP Negeri II Donggo, ST. Syarah, SE, S.Pd. Ia merupakan kakak Kandung dari Kepala Dinas Dikpora Kabupeten Bima, Drs. Tajudin. Parahnya lagi, Kepala SMP Negeri II Donggo sebelumnya justru di buang ke Kecamatan Soromandi.
“Banyak guru-guru yang sudah Cakep hanya menjadi penonton di Kecamatan sendiri. Untuk apa guru-guru ikuti tes calon kepala sekolah kalau tidak diberi kesempatan menjadi kepala sekolah,’’ ujar salah seorang guru asal Donggo yang tidak mau namanya dikorankan. (KS-14)
Ketua Komisi I ini berpendapat, Sudirman telah diketahui publik memilik latar belakang buruk karena pernah terlibat kasus amoral tiga kali. Pengangkatannya sebagai Kepala Sekolah justru akan menjadi bumerang dan menambah masalah baru bagi Bupati Bima.
Politisi Gerindra ini menilai kebijakan Bupati melantik kembali Sudirman menjadi kepala sekolah justru melanggar aturan dan prosedural yang dibuat oleh pemerintah sendiri. Mengingat komitmen Bupati selama ini akan menempatkan para pejabat pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) orang-orang bersih dan terhindar dari korupsi, nepotisme dan prilaku amoral. “Janji itu justru dilanggar dan kedepan menjadi bumerang sendiri bagi Bupati,” sorotnya.
Jika Bupati mengambil kebijakan lain tidak berdasarkan akal sehat kata dia, bukan mendapatkan simpatik dari kalangan masyarakat dan permerhati pendidikan. Namun justru mendapatkan reaksi dan protes keras. Sulaiman malah mempertanyakan kepada Bupati apakah tidak ada orang lain lagi yang memenuhi syarat di Kecamatan Bolo, sehingga memaksakan Sudirman menjadi kepala sekolah. “Saya kira masih banyak guru-guru lain di Bolo yang layak menjadi kepala sekolah dan yang lulus calon kepala sekolah, kenapa harus di paksakan. Itu keliru besar,’’ kritiknya.
Dikatakannya, pelantikan kepala sekolah yang jumlahnya ratusan baru-baru ini bukan saja di SMP Negeri III Bolo yang bermasalah. Laporan yang didapatkannya dari masyarakat, ada beberapa Kepala Sekolah lainnya yang juga bermasalah. Seperti Kepala sekolah di SMA Negeri I Lambu, Drs Usman. Sebanyak 70 orang masyararkat Lambu, Sape mendatangi Komisi I untuk menolak Usman menjadi Kepala SMA Negeri I Lambu.
Ia meminta kepada Bupati untuk meninjau kembali pengangkatan kepala-kepala sekolah bermasalah. Hal itu dimungkinkan agar Bupati tidak mendapatkan cibiran dan reaksi dari masyarakat pendidikan.
Tak hanya itu, reaksi datang dari masyarakat Kecamatan Donggo atas pengangkatan Kepala SMP Negeri II Donggo, ST. Syarah, SE, S.Pd. Ia merupakan kakak Kandung dari Kepala Dinas Dikpora Kabupeten Bima, Drs. Tajudin. Parahnya lagi, Kepala SMP Negeri II Donggo sebelumnya justru di buang ke Kecamatan Soromandi.
“Banyak guru-guru yang sudah Cakep hanya menjadi penonton di Kecamatan sendiri. Untuk apa guru-guru ikuti tes calon kepala sekolah kalau tidak diberi kesempatan menjadi kepala sekolah,’’ ujar salah seorang guru asal Donggo yang tidak mau namanya dikorankan. (KS-14)
COMMENTS