HIV AIDS merupakan salah satu penyakit berbahaya, bahkan dianggap sebagai momok menakutkan bagi rakyat seluruh penjuru dunia.
HIV AIDS merupakan salah satu penyakit berbahaya, bahkan dianggap sebagai momok menakutkan bagi rakyat seluruh penjuru dunia. Sebab, penyaluran penyakit itu kebanyakan terjadi melalui hubungan intim (biologis), apalagi belum diketahui obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Penyakit itu, tidak kalah berbahaya dan mematikan dari Narkoba. Keduanya, sama-sama menjadi penyebab rusaknya masa depan generasi Bangsa.
Parahnya, HIV dan maraknya penggunaan narkoba dikalangan, pelajar, remaja, dewasa hingga kalangan tua tidak saja terjadi di Kota-Kota besar, melainkan sudah merambat hingga ke tingkat Daerah, bahkan pelosok Desa. Salah satu pemicunya diduga karena pergaulan bebas dan kurangnya pengetahuan serta pemahaman tentang bahaya penyakit HIV AIDS dan Narkoba. Karena, hampir disetiap Sekolah di Bima khususnya belum ada Mata Pelajaran (MP) tentang Narkoba dan HIV AIDS.
Istilah Kesehatan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Istilah itu akan menjadi salah satu cara pencegahan untuk menekan sekaligus mengantisipasi meningkatnya penderita HIV AIDS dan Narkoba mulai dari kalangan dewasa, remaja, hingga pelajar. Terutama, pelajar tingkat SMA. “Penyuluhan narkoba dan HIV Aids rutin kami lakukan disetiap SMA. Karena saya yakin, pelajar belum mendapat ilmu tentang dua hal itu,” kata Kabid PKB-KR Kabupaten Bima, Sri Kartika Sari, Amd, Keb.
Diakuinya, penyuluhan rutin setiap tahun dari BPPKB lebih focus diadakan di SMA dengan peserta dari pelajar kelas III. Tujuannya, agar siswa yang memasuki usia reproduksi memiliki ilmu pengetahuan tentang dua hal dimaksud. Sehingga, tidak terjerumus dalam penggunaan narkoba dan menderita penyakit “mematikan” karena dipicu pergaulan dan seks bebas dikalangan remaja. Ditambah lagi, kemudahan dalam mengakses video yang mengundang hasrat untuk melakukan hubungan diluar nikah.
”Saat ini, tontonan video semacam itu mudah didapat, bahkan tontonan itu bukan sesuatu yang tabu bagi pelajar SD dan SMP. Artinya, penyuluhan agar ilmu tentang penyebab berikut bahaya akan dua hal itu sangat penting dimiliki pelajar. Saya yakin cara seperti itu (penyuluhan), dapat mencegah terjadinya dua hal berbahaya itu, karena pengetahuan tentang penyebab dan bahaya sudah diketahui saat mengikuti penyuluhan tersebut,” jelasnya.
Sejauh mana respon pelajar atas kegiatan seperti itu, menanggapi hal itu, ia mengaku antusias pelajar sangat tinggi. Begitupun, semangat bertanya untuk mengetahui tentang dua hal tersebut. Menariknya, disampin dua hal itu, para pelajar juga banyak yang menanyakan tentang kesehatan reproduksi remaja. “Sukses atau tidaknya upaya pencegahan terhadap dua hal berbahaya itu dapat diukur dari antusias pelajar dalam mengikuti kegiatan tersebut. Saya bangga dengan pelajar SMAN 1 Bolo, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi. InsyaAllah, kegiatan seperti ini akan dilakukan terus dilakukan pada setiap Kecamatan di Kabupaten Bima,” janjinya.
Selain kegiatan itu tambahnya, juga dilaksanakan kegiatan pertemuan Medis Teknis dengan mitra kerja, seperti Bidan, IDI, Dikes, PKK dan Kemenag. Tujuanya, membuat komitmen dengan mitra kerja untuk mengsukseskan program Keluarga Berencana (KB). Bentuknya, koordinasi, keterbukaan informasi, transparans dan bertanggungjawab. Disamping itu, melakukan komunikasi dua arah dengan harmonis dan melakukan pelayanan KB secara tepat dan cepat. “Kemenag dilibatkan karena Instansi itu yang bertugas memberikan wawasan pra nikah. Misalnya, menunda kehamilan, sehingga istilah bulan madu dirubah menjadi Tahun madu. Intinya, untuk mengsukseskan program KB sangat dibutuhkan peranan semua pihak, salah satunya Kemenag,” pungkasnya. (KS-09)
Parahnya, HIV dan maraknya penggunaan narkoba dikalangan, pelajar, remaja, dewasa hingga kalangan tua tidak saja terjadi di Kota-Kota besar, melainkan sudah merambat hingga ke tingkat Daerah, bahkan pelosok Desa. Salah satu pemicunya diduga karena pergaulan bebas dan kurangnya pengetahuan serta pemahaman tentang bahaya penyakit HIV AIDS dan Narkoba. Karena, hampir disetiap Sekolah di Bima khususnya belum ada Mata Pelajaran (MP) tentang Narkoba dan HIV AIDS.
Istilah Kesehatan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Istilah itu akan menjadi salah satu cara pencegahan untuk menekan sekaligus mengantisipasi meningkatnya penderita HIV AIDS dan Narkoba mulai dari kalangan dewasa, remaja, hingga pelajar. Terutama, pelajar tingkat SMA. “Penyuluhan narkoba dan HIV Aids rutin kami lakukan disetiap SMA. Karena saya yakin, pelajar belum mendapat ilmu tentang dua hal itu,” kata Kabid PKB-KR Kabupaten Bima, Sri Kartika Sari, Amd, Keb.
Diakuinya, penyuluhan rutin setiap tahun dari BPPKB lebih focus diadakan di SMA dengan peserta dari pelajar kelas III. Tujuannya, agar siswa yang memasuki usia reproduksi memiliki ilmu pengetahuan tentang dua hal dimaksud. Sehingga, tidak terjerumus dalam penggunaan narkoba dan menderita penyakit “mematikan” karena dipicu pergaulan dan seks bebas dikalangan remaja. Ditambah lagi, kemudahan dalam mengakses video yang mengundang hasrat untuk melakukan hubungan diluar nikah.
”Saat ini, tontonan video semacam itu mudah didapat, bahkan tontonan itu bukan sesuatu yang tabu bagi pelajar SD dan SMP. Artinya, penyuluhan agar ilmu tentang penyebab berikut bahaya akan dua hal itu sangat penting dimiliki pelajar. Saya yakin cara seperti itu (penyuluhan), dapat mencegah terjadinya dua hal berbahaya itu, karena pengetahuan tentang penyebab dan bahaya sudah diketahui saat mengikuti penyuluhan tersebut,” jelasnya.
Sejauh mana respon pelajar atas kegiatan seperti itu, menanggapi hal itu, ia mengaku antusias pelajar sangat tinggi. Begitupun, semangat bertanya untuk mengetahui tentang dua hal tersebut. Menariknya, disampin dua hal itu, para pelajar juga banyak yang menanyakan tentang kesehatan reproduksi remaja. “Sukses atau tidaknya upaya pencegahan terhadap dua hal berbahaya itu dapat diukur dari antusias pelajar dalam mengikuti kegiatan tersebut. Saya bangga dengan pelajar SMAN 1 Bolo, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi. InsyaAllah, kegiatan seperti ini akan dilakukan terus dilakukan pada setiap Kecamatan di Kabupaten Bima,” janjinya.
Selain kegiatan itu tambahnya, juga dilaksanakan kegiatan pertemuan Medis Teknis dengan mitra kerja, seperti Bidan, IDI, Dikes, PKK dan Kemenag. Tujuanya, membuat komitmen dengan mitra kerja untuk mengsukseskan program Keluarga Berencana (KB). Bentuknya, koordinasi, keterbukaan informasi, transparans dan bertanggungjawab. Disamping itu, melakukan komunikasi dua arah dengan harmonis dan melakukan pelayanan KB secara tepat dan cepat. “Kemenag dilibatkan karena Instansi itu yang bertugas memberikan wawasan pra nikah. Misalnya, menunda kehamilan, sehingga istilah bulan madu dirubah menjadi Tahun madu. Intinya, untuk mengsukseskan program KB sangat dibutuhkan peranan semua pihak, salah satunya Kemenag,” pungkasnya. (KS-09)
COMMENTS