Oknum Pimpinan DPRD Kabupaten Bima, H. Syamsudin diduga melakukan penghinaan dan percobaan pelecehan terhadap salah satu mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP)
Oknum Pimpinan DPRD Kabupaten Bima, H. Syamsudin diduga melakukan penghinaan dan percobaan pelecehan terhadap salah satu mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Mbojo Bima berinisial IM. Kejadian itu berlangsung di Salon Bunda Hilin di kopmpleks pasar raba, Sabtu (13/12) lalu.
Atas sikap salah satu pimpinan dewan yang membuat dirinya terusik itu, IM mendatangi ruangan pimpinan dewan untuk melakukan klarifikasi. Bahkan dirinya hendak melaporkan kejadian yang menimpa dirinya ke polres Bima Kota. Senin pagi, IM bersama sejumlah rekannya, mendatangi ruangan H. Syamsudin. saat klarifikasi pun, H. Syamsudin mengakui hal tersebut, dan sempat meminta maaf. "Awalnya dia tidak mengakui, namun terakhir dia meminta maaf," ceritanya.
Kepada koran ini, IM menceritakan kronologis kejadian yang menimpa dirinya. Sabtu sekitar pukul 05.20 wita, dirinya berada di salon itu, untuk smoothing rambut, bersama temannya Al. Pada saat itu, datang H.Syamsudin bersama seorang supir untuk menghitamkan rambutnya. Setiba di salon, H. Syamsuddin mulai melirik mereka berdua, dan mulai menggoda, dengan bertanya dari mana dan menawarkan diri maen ke rumah mereka.
Awalnya dia meminta nomor handphone, namun dirinya tidak mau memberikannya. Berlanjut, oknum pimpinan dewan tersebut kembali mengajak bicara, dan sedikit merayu. Bahkan menanyakan soal pacar IM. Tidak hanya itu, H. Syamsudin pada saat itu sempat membicarakan pesta miras bersama wanita dan pergi ke lakey bersama teman-temannya, karena mengira keduanya wanita nggak benar. "Didepan kita dia berbicara, (dawara ja dou siwe ndi maru labo ro ndi perkosa di kamar ake. bahasa bima red)," tuturnya mengutip pembicaraan pimpinan dewan.
Oknum juga diakui menanyakannya sudah punya pacar atau belum. “Saya jawab punya pacar tentara. Dia juga memuji bodi kita. Bahkan dia mengira kami biduan," akunya. Tak berhenti disitu, karena belum diladeni pembicaraannya oleh IM, H. Syamsudin kembali mengeluarkan jurus rayuan Dengan modus melihat garis tangan. Dirinya meminta tangan IM untuk melihat garis tangan dan meramalkan tentang jodoh dan kehidupan IM ke depannya. Namun permintaan Pimpinan DPRD Kabupaten Bima tersebut ditolak IM.
Lantaran ditolak permintaannya, H. Syamsudin geram dan mengeluarkan bahasa kasar, yang semestinya tidak pantas diucapkan. "Eee la tota ba dou, ma dosa ku da kade’e mu nggahi dou ma tua, indoku nahu ma perkosa lalomu, nahu ma tio garis tangan. Baru kamu ini yang berani menolak permintaan saya, semua orang tahu siapa saya, saya ini pimpinan dewan," ceritanya kembali mengutip perkataan pimpinan dewan duta Gerinda.
IM keberatan dengan sikap oknum pimpinan dewan tersebu, dan meminta agar Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Bima memberikan pembinaan terhadap pimpinan dewan yang seharusnya menjadi contoh masyarakat tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima H.Syamsuddin yang dikonfirmasi membantah keras tudingan tersebut. Dirinya tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu kepada IM dan temannya, apalagi sampai merayunya. “Informasi itu tidak benar, dan itu fitnah yang sengaja ditujukan ke saya,” elaknya. (KS-02)
Atas sikap salah satu pimpinan dewan yang membuat dirinya terusik itu, IM mendatangi ruangan pimpinan dewan untuk melakukan klarifikasi. Bahkan dirinya hendak melaporkan kejadian yang menimpa dirinya ke polres Bima Kota. Senin pagi, IM bersama sejumlah rekannya, mendatangi ruangan H. Syamsudin. saat klarifikasi pun, H. Syamsudin mengakui hal tersebut, dan sempat meminta maaf. "Awalnya dia tidak mengakui, namun terakhir dia meminta maaf," ceritanya.
Kepada koran ini, IM menceritakan kronologis kejadian yang menimpa dirinya. Sabtu sekitar pukul 05.20 wita, dirinya berada di salon itu, untuk smoothing rambut, bersama temannya Al. Pada saat itu, datang H.Syamsudin bersama seorang supir untuk menghitamkan rambutnya. Setiba di salon, H. Syamsuddin mulai melirik mereka berdua, dan mulai menggoda, dengan bertanya dari mana dan menawarkan diri maen ke rumah mereka.
Awalnya dia meminta nomor handphone, namun dirinya tidak mau memberikannya. Berlanjut, oknum pimpinan dewan tersebut kembali mengajak bicara, dan sedikit merayu. Bahkan menanyakan soal pacar IM. Tidak hanya itu, H. Syamsudin pada saat itu sempat membicarakan pesta miras bersama wanita dan pergi ke lakey bersama teman-temannya, karena mengira keduanya wanita nggak benar. "Didepan kita dia berbicara, (dawara ja dou siwe ndi maru labo ro ndi perkosa di kamar ake. bahasa bima red)," tuturnya mengutip pembicaraan pimpinan dewan.
Oknum juga diakui menanyakannya sudah punya pacar atau belum. “Saya jawab punya pacar tentara. Dia juga memuji bodi kita. Bahkan dia mengira kami biduan," akunya. Tak berhenti disitu, karena belum diladeni pembicaraannya oleh IM, H. Syamsudin kembali mengeluarkan jurus rayuan Dengan modus melihat garis tangan. Dirinya meminta tangan IM untuk melihat garis tangan dan meramalkan tentang jodoh dan kehidupan IM ke depannya. Namun permintaan Pimpinan DPRD Kabupaten Bima tersebut ditolak IM.
Lantaran ditolak permintaannya, H. Syamsudin geram dan mengeluarkan bahasa kasar, yang semestinya tidak pantas diucapkan. "Eee la tota ba dou, ma dosa ku da kade’e mu nggahi dou ma tua, indoku nahu ma perkosa lalomu, nahu ma tio garis tangan. Baru kamu ini yang berani menolak permintaan saya, semua orang tahu siapa saya, saya ini pimpinan dewan," ceritanya kembali mengutip perkataan pimpinan dewan duta Gerinda.
IM keberatan dengan sikap oknum pimpinan dewan tersebu, dan meminta agar Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Bima memberikan pembinaan terhadap pimpinan dewan yang seharusnya menjadi contoh masyarakat tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima H.Syamsuddin yang dikonfirmasi membantah keras tudingan tersebut. Dirinya tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu kepada IM dan temannya, apalagi sampai merayunya. “Informasi itu tidak benar, dan itu fitnah yang sengaja ditujukan ke saya,” elaknya. (KS-02)
COMMENTS