Aparat Penegak Hukum Polres Bima Kabupaten dibawah kendali AKBP, Ekawana, Warmasyah, S.Ik didesak untuk segera menangkap bandar besar narkoba.
Peredaran Narkoba di Daerah Kabupaten Bima kian merajalela. Karenanya, Aparat Penegak Hukum Polres Bima Kabupaten dibawah kendali AKBP, Ekawana, Warmasyah, S.Ik didesak untuk segera menangkap bandar besar narkoba. Termasuk, menangkap oknum Polisi yang diduga terlibat dan berada dibalik bisnis haram tersebut.
Desakan itu mengemuka saat aksi demostrasi yang digelar ratusan warga Tente Kecamatan Woha Rabu (03/12) di depan Polsek Woha. Sebelum melakukan aksi, massa berjalan kaki mulai dari Desa Tente sembari membawa Spanduk bertuliskan pemberantasan peredaran narkoba. Selain itu, massa aksi juga membawa keranda jenazah. Aksi yang melibatkan masyarakat dan beberapa pelajar SMP dan SMA tersebut sempat memacetkan arus Lalu Lintas (Lalin).
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Anwar mengatakan, belakangan ini peredaran narkoba di Kecamatan Woha khususnya di Tente saban hari kian marak. Bahkan, Tente disebut sebagai Las Vegas daerah Bima. Sebab, transaksi narkoba ibarat jual beli sayur di pasar. “Transaksi narkoba di Tente bak orang jual beli sayur, mereka melakukan transaksi mulai dari Pukul 22:00 malam hingga Pukul 03 : 00 Dini hari,” katanya saat menyampaikan orasi.
Celakanya lanjut Anwar, peredaran narkoba diduga tidak hanya melibatkan oknum dari kalangan masyarakat biasa saja, tetapi juga melibatkan oknum Polisi. Jadi tidak heran, ketika peredaran barang haram yang merusak generasi bangsa itu tidak mampu diberantas. “Bagaimana narkoba bisa diberantas, sementara oknum Polisi yang memiliki tugas dan kewajiban untuk memberantas barang itu berada dibalik bandar-bandar narkoba,” duganya.
Ia mengecam bisnis dan peredaran narkoba diwilayah Woha, karena hampir sebagian besar pelajar dan remaja sudah kecanduan dengan narkoba. Efeknya, generasi bangsa sudah banyak yang melakukan tindak pidana kriminal, seperti mencuri, merampok, menjabret dan tindak kejahatan laion yang melawan hukum. “Masa depan generasi di Tente sudah hancur, mereka bahkan rela mencuri demi mendapat uang untuk membeli barang tersebut. Buktinya, sudah banyak harta milik warga yang hilang sejak maraknya pelaku yang mengkosumsi barang itu,” sesalnya.
Pada kesempatan itu, massa dibawah koordinator Anwar menilai tidak ada sikap tegas dan keberanian Polisi dalam memberantas barang tersebut. Sehingga peredaran narkoba di Tente bukannya berkurang, tapi justeru semakin merajalela. Masalahnya, yang dilakukan Polisi akhir-akhir ini hanya sibuk dengan operasi Zebra, sementara peredaran narkoba terkesan diabaikan. “Yang kami tahu zebra hanya makan rumput, tapi narkoba memakan manusia. Artinya, polisi harus gencar memberantas narkoba, apalagi Polres Bima Kabupaten sebelumnya dari Kasat narkoba. Saya menduga ada pembiaran dari Polisi, jadi kinerja Ekawana patut kami tanyakan,” tuturnya.
Prihatin atas masalah sosial yang merugikan generasi dan mencoreng citra Woha tersebut, para demostrans dengan tegas meminta Polisi untuk segera menangkap bandar besar, kurier, pelaku yang mengkosumsi barang tersebut. Termasuk, oknum Polisi yang diduga kuat ikut menikmati hasil kejahatan dalam kaitan itu. “Sekali lagi, kami minta Polisi segera menangkap bandar besar dan juga oknum Polisi. Kami telah mengantongi siapa saja nama bandar dan oknum Polisi yang diduga terlibat didalamnya. Jadi, tinggal ada komitmen moral dan keberanian Polisi untuk menangkap pelaku dibalik bisnis haram tersebut,” tegasnya.
Menanggapi tuntatan massa aksi, Wakapolres Bima Kabupaten, Kompol Abdul Mufit, mengaku siap menangkap bandar narkoba, termasuk oknum Polisi. Namun, ia meminta kepada warga untuk menyerahkan nama-nama bandar dan oknum Polisi yang diduga terlibat dalam bisnis tersebut. “Saya minta warga menyerahkan nama-nama bandar dan oknum Polisi itu, yakin dan percaya saya akan menangkap para pelaku tindak kejahatan tersebut,” pintanya. (KS-09)
Desakan itu mengemuka saat aksi demostrasi yang digelar ratusan warga Tente Kecamatan Woha Rabu (03/12) di depan Polsek Woha. Sebelum melakukan aksi, massa berjalan kaki mulai dari Desa Tente sembari membawa Spanduk bertuliskan pemberantasan peredaran narkoba. Selain itu, massa aksi juga membawa keranda jenazah. Aksi yang melibatkan masyarakat dan beberapa pelajar SMP dan SMA tersebut sempat memacetkan arus Lalu Lintas (Lalin).
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Anwar mengatakan, belakangan ini peredaran narkoba di Kecamatan Woha khususnya di Tente saban hari kian marak. Bahkan, Tente disebut sebagai Las Vegas daerah Bima. Sebab, transaksi narkoba ibarat jual beli sayur di pasar. “Transaksi narkoba di Tente bak orang jual beli sayur, mereka melakukan transaksi mulai dari Pukul 22:00 malam hingga Pukul 03 : 00 Dini hari,” katanya saat menyampaikan orasi.
Celakanya lanjut Anwar, peredaran narkoba diduga tidak hanya melibatkan oknum dari kalangan masyarakat biasa saja, tetapi juga melibatkan oknum Polisi. Jadi tidak heran, ketika peredaran barang haram yang merusak generasi bangsa itu tidak mampu diberantas. “Bagaimana narkoba bisa diberantas, sementara oknum Polisi yang memiliki tugas dan kewajiban untuk memberantas barang itu berada dibalik bandar-bandar narkoba,” duganya.
Ia mengecam bisnis dan peredaran narkoba diwilayah Woha, karena hampir sebagian besar pelajar dan remaja sudah kecanduan dengan narkoba. Efeknya, generasi bangsa sudah banyak yang melakukan tindak pidana kriminal, seperti mencuri, merampok, menjabret dan tindak kejahatan laion yang melawan hukum. “Masa depan generasi di Tente sudah hancur, mereka bahkan rela mencuri demi mendapat uang untuk membeli barang tersebut. Buktinya, sudah banyak harta milik warga yang hilang sejak maraknya pelaku yang mengkosumsi barang itu,” sesalnya.
Pada kesempatan itu, massa dibawah koordinator Anwar menilai tidak ada sikap tegas dan keberanian Polisi dalam memberantas barang tersebut. Sehingga peredaran narkoba di Tente bukannya berkurang, tapi justeru semakin merajalela. Masalahnya, yang dilakukan Polisi akhir-akhir ini hanya sibuk dengan operasi Zebra, sementara peredaran narkoba terkesan diabaikan. “Yang kami tahu zebra hanya makan rumput, tapi narkoba memakan manusia. Artinya, polisi harus gencar memberantas narkoba, apalagi Polres Bima Kabupaten sebelumnya dari Kasat narkoba. Saya menduga ada pembiaran dari Polisi, jadi kinerja Ekawana patut kami tanyakan,” tuturnya.
Prihatin atas masalah sosial yang merugikan generasi dan mencoreng citra Woha tersebut, para demostrans dengan tegas meminta Polisi untuk segera menangkap bandar besar, kurier, pelaku yang mengkosumsi barang tersebut. Termasuk, oknum Polisi yang diduga kuat ikut menikmati hasil kejahatan dalam kaitan itu. “Sekali lagi, kami minta Polisi segera menangkap bandar besar dan juga oknum Polisi. Kami telah mengantongi siapa saja nama bandar dan oknum Polisi yang diduga terlibat didalamnya. Jadi, tinggal ada komitmen moral dan keberanian Polisi untuk menangkap pelaku dibalik bisnis haram tersebut,” tegasnya.
Menanggapi tuntatan massa aksi, Wakapolres Bima Kabupaten, Kompol Abdul Mufit, mengaku siap menangkap bandar narkoba, termasuk oknum Polisi. Namun, ia meminta kepada warga untuk menyerahkan nama-nama bandar dan oknum Polisi yang diduga terlibat dalam bisnis tersebut. “Saya minta warga menyerahkan nama-nama bandar dan oknum Polisi itu, yakin dan percaya saya akan menangkap para pelaku tindak kejahatan tersebut,” pintanya. (KS-09)
COMMENTS