Salah satu mega Proyek DAM senilai Rp. 4,8 Miliar di lokasi Amabaena Desa Parangina Kecamatan Sape tidak dapat dimantaatkan oleh masyarakat setempat.
Salah satu mega Proyek DAM senilai Rp. 4,8 Miliar di lokasi Amabaena Desa Parangina Kecamatan Sape tidak dapat dimantaatkan oleh masyarakat setempat. Pasalnya, proyek dari dana Propinsi Tahun 2013 tersebut, tidak sesuai dengan volume pekerjaan dengan nilai dana yang tersedia oleh pemerintah.
Pantauan wartawan dengan dua anggota DPRD Kabupaten Bima asal Kecamatan Sape Sulaiman MT, SH dan Muhammad Aminullah, SE saat turun reses Selasa kemarin. Pekerjaan proyek di lokasi tersebut dengan dana sebesar Rp 4.8 mliyar yang dikerjakan oleh Baba Seng Tahun 2013 lalu tidak sama sekali tidak bisa dimanfaatkan oleh petani setempat.
Anggota Dewan asal sApe tersebut mengaku, rencana awal oleh anggota DPD Farouk diusulkan di Pusat melalui proposal senilai Rp.100 Miliar lebih untuk DAM Amabaena, tapi pihak Propinsi NTB memberikan dana sebesar Rp.4,8 Miliar sehingga rencana awalnya proyek DAM sekarang dijadikan embun biasa. Sampai sekarang pekerjaan itu malah merusak tanah sawah warga di sekitar lokasi akibat luapan banjir.
Parahnya lagi kata Maman (panggilan Aminurllah), bangunan embun tersebut, juga tidak sesuai harapan masyarakat. Bangunan embun diperkirakan lima meter terbentang di sungai justru tidak mampu menahan luapan air sungai. Apalagi musim hujan banjir dapat merusak ratusan hektar sawah milik warga Parangina. Selain embun berukuran kecil, juga pengerjaan parit diperkirakan hanya dua kilo meter. Seharusnya parit bisa mengairi sepanjang sawah warga, tapi justru tidak mampu memberi manfaat sama sekali akibat dari penggalian terlalu dangkal dan materialnya hanya asal-asalan.
“Kita perkirakan pekerjaan itu tidak sampai Rp.2 Miliar, itu pekerjaan sia-sia, menghabiskan anggaran negara saja. Kita akan melakukan klarirfikasi masalah ini ke pihak Propinsi, kita bersama masyarakat secepatnya ke Propinsi,’’ janjinya.
Rencana awal dan sudah di survey oleh pusat mega Poyek DAM tersebut, akan mengairi lahan warga Desa parangina, Na,e Sangiang, Rai Oi, Rasabou, Jia, Sari, dan sejumlah lahan di desa Lainya. Jika pembangunan DAM tersebut terwujud, maka hampir seluruh lahan sawah masyarakat Kecamatan Sape bisa hidup makmur. Selain itu, lahan yang sebelumnya bisa ditanami dua kali menjadi tiga kali. (KS.14)
Pantauan wartawan dengan dua anggota DPRD Kabupaten Bima asal Kecamatan Sape Sulaiman MT, SH dan Muhammad Aminullah, SE saat turun reses Selasa kemarin. Pekerjaan proyek di lokasi tersebut dengan dana sebesar Rp 4.8 mliyar yang dikerjakan oleh Baba Seng Tahun 2013 lalu tidak sama sekali tidak bisa dimanfaatkan oleh petani setempat.
Anggota Dewan asal sApe tersebut mengaku, rencana awal oleh anggota DPD Farouk diusulkan di Pusat melalui proposal senilai Rp.100 Miliar lebih untuk DAM Amabaena, tapi pihak Propinsi NTB memberikan dana sebesar Rp.4,8 Miliar sehingga rencana awalnya proyek DAM sekarang dijadikan embun biasa. Sampai sekarang pekerjaan itu malah merusak tanah sawah warga di sekitar lokasi akibat luapan banjir.
Parahnya lagi kata Maman (panggilan Aminurllah), bangunan embun tersebut, juga tidak sesuai harapan masyarakat. Bangunan embun diperkirakan lima meter terbentang di sungai justru tidak mampu menahan luapan air sungai. Apalagi musim hujan banjir dapat merusak ratusan hektar sawah milik warga Parangina. Selain embun berukuran kecil, juga pengerjaan parit diperkirakan hanya dua kilo meter. Seharusnya parit bisa mengairi sepanjang sawah warga, tapi justru tidak mampu memberi manfaat sama sekali akibat dari penggalian terlalu dangkal dan materialnya hanya asal-asalan.
“Kita perkirakan pekerjaan itu tidak sampai Rp.2 Miliar, itu pekerjaan sia-sia, menghabiskan anggaran negara saja. Kita akan melakukan klarirfikasi masalah ini ke pihak Propinsi, kita bersama masyarakat secepatnya ke Propinsi,’’ janjinya.
Rencana awal dan sudah di survey oleh pusat mega Poyek DAM tersebut, akan mengairi lahan warga Desa parangina, Na,e Sangiang, Rai Oi, Rasabou, Jia, Sari, dan sejumlah lahan di desa Lainya. Jika pembangunan DAM tersebut terwujud, maka hampir seluruh lahan sawah masyarakat Kecamatan Sape bisa hidup makmur. Selain itu, lahan yang sebelumnya bisa ditanami dua kali menjadi tiga kali. (KS.14)
COMMENTS