Kapolres Bima Kota, yang baru bertugas menggantikan AKBP Beny Basyir, S.Ik dinilai tertutup, dan sulit untuk dihubungi.
Kapolres Bima Kota, yang baru bertugas menggantikan AKBP Beny Basyir, S.Ik dinilai tertutup, dan sulit untuk dihubungi. Bagaimana tidak, wartawan yang menjadi mitra kepolisian untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, kesulitan melakukan konfirmasi. Sikap kapolres tersebut mendapat kritikan dari beberapa elemen, terutama dari wartawan yang kerap ingin mendapatkan informasi dari Kapolres.
Sikap Kapolres Bima Kota, AKBP Andi mulai disorot ketika dirinya tidak siap memberikan informasi kepada wartawan ketika sejumlah wartawan hendak konfirmasi tentang kasus korupsi. Dirinya tidak ingin di wawancara, dan menyarankan untuk konfirmasi anak buahnya, sementara anak buahnya tidak berani memberikan komentar soal kasus, terutama kasus korupsi.
"Kita coba konfirmasi tapi kapolres tidak mau diwawancara, dirinya malah ingin memimpong wartawan dengan menyuruh wawancara anak buahnya. Kita minta nomor telepon kapolres pun tidak dikasih juga," ujar salah satu wartawan bagian kriminal yang sering keluar masuk di lembaga hukum.
Atas sikap kapolres, Ketua Mbojo Journalis Club (MJC) LM. Tudiansyah menyesalkan sikap kapolres itu. Masyarakat membutuhkan informasi soal penanganan kasus oleh kepolisian, dan itu menjadi tugas wartawan untuk menyampaikan informasi. "Jadi kapolres tidak boleh alergi dengan wartawan. Karena pers mitra kepolisian dalam menjalankan tugasnya menegaskan supermasi hukum, tidak boleh menutup diri seperti itu," tuturnya.
Ketua Komisi I DPRD Kota Bima, Anwar Arman, SE yang dimintai tanggapan soal sikap kapolres itu, kepada koran ini menyampaikan, sebagai pejabat publik, Kapolresta tidak harus menutup diri, apalagi terhadap wartawan yang selalu memberikan informasi tentang kinerja kepolisian." Harapan saya sebagai tokoh publik, beliau harusnya tetap bersahaja dengan pencari berita, karena rakyat menunggu berita perkembangan penanganan kasus oleh kepolisian. Jadi wartawan yang menyampaikan hasil kerja kepolisian kepada masyarakat," harapnya.
Disisi lain, Anwar Arman melihat kapolres ini masih baru, jadi perlu adaptasi, dan jangan disalah artikan dulu. Mungkin kapolres ingin melihat perkembangan di bima ini, karena baru dan belum mengenal wartawan. Jadi perlu hati hati memberikan informasi. "Nomor itu kan sensitif, jadi perlu kenal dulu baru memberikan nomor telepon, takutnya dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, makanya diarahkan ke anak buahnya untuk konfirmasi berita, karena anak buahnya lebih mengenal wartawan dan daerah ini," jelasnya. (KS-02)
Sikap Kapolres Bima Kota, AKBP Andi mulai disorot ketika dirinya tidak siap memberikan informasi kepada wartawan ketika sejumlah wartawan hendak konfirmasi tentang kasus korupsi. Dirinya tidak ingin di wawancara, dan menyarankan untuk konfirmasi anak buahnya, sementara anak buahnya tidak berani memberikan komentar soal kasus, terutama kasus korupsi.
"Kita coba konfirmasi tapi kapolres tidak mau diwawancara, dirinya malah ingin memimpong wartawan dengan menyuruh wawancara anak buahnya. Kita minta nomor telepon kapolres pun tidak dikasih juga," ujar salah satu wartawan bagian kriminal yang sering keluar masuk di lembaga hukum.
Atas sikap kapolres, Ketua Mbojo Journalis Club (MJC) LM. Tudiansyah menyesalkan sikap kapolres itu. Masyarakat membutuhkan informasi soal penanganan kasus oleh kepolisian, dan itu menjadi tugas wartawan untuk menyampaikan informasi. "Jadi kapolres tidak boleh alergi dengan wartawan. Karena pers mitra kepolisian dalam menjalankan tugasnya menegaskan supermasi hukum, tidak boleh menutup diri seperti itu," tuturnya.
Ketua Komisi I DPRD Kota Bima, Anwar Arman, SE yang dimintai tanggapan soal sikap kapolres itu, kepada koran ini menyampaikan, sebagai pejabat publik, Kapolresta tidak harus menutup diri, apalagi terhadap wartawan yang selalu memberikan informasi tentang kinerja kepolisian." Harapan saya sebagai tokoh publik, beliau harusnya tetap bersahaja dengan pencari berita, karena rakyat menunggu berita perkembangan penanganan kasus oleh kepolisian. Jadi wartawan yang menyampaikan hasil kerja kepolisian kepada masyarakat," harapnya.
Disisi lain, Anwar Arman melihat kapolres ini masih baru, jadi perlu adaptasi, dan jangan disalah artikan dulu. Mungkin kapolres ingin melihat perkembangan di bima ini, karena baru dan belum mengenal wartawan. Jadi perlu hati hati memberikan informasi. "Nomor itu kan sensitif, jadi perlu kenal dulu baru memberikan nomor telepon, takutnya dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, makanya diarahkan ke anak buahnya untuk konfirmasi berita, karena anak buahnya lebih mengenal wartawan dan daerah ini," jelasnya. (KS-02)
COMMENTS