Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Ormas Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Bima melaksanakan gerakan kepedulian untuk membangun inklusi sosial.
Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Ormas Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Bima melaksanakan gerakan kepedulian untuk membangun inklusi sosial. Bertujuan untuk menciptakan keharmonisan hidup antar umat beragama yang ada dibima. Kegiatan itu mulai sejak awal Desember 2014 lalu dan hingga kini masih dilakukan. Pengurus daerah menggandeng Pengurus Pusat Lakpesdam NU di Jakarta untuk menyukseskan agenda itu.
Ketua Lakpesdam NU Cabang Bima, Asrul Raman, M.Pd, mengatakan, tema kegiatan mengangkat wilayah Tambora yakni Penguatan Kader Damai Lereng Tambora. Nama Tambora diambil jelasnya, karena adanya keberagaman agama di Kecamatan Tambora. Seperti ada agama Islam sebagai mayoritas, Hindu, Kristen dan Konghucu sebagai minoritas.
Namun sambungnya, perlu penyatuan persepsi dalam mewujudkan inklusi sosial. Pemerintah juga diajak terlibat dalam memikirkan terjadinya inklusi sosial di Bima. Karenanya Lakpesdam NU sudah menjalin sinergisitas dengan berbagai aktor untuk menyukseskannya. Seperti Pihak Kepolisian Resort Bima Kabupaten yang merespon sangat baik dan antusias. Bahkan Wakapolres akan menginstruksikan Polsek Tambora untuk mengawal kegiatan ini.
Selain kepolisian, pihaknya juga mengajak partisipasi beberapa media cetak di Bima untuk mempublikasikan agenda tersebut. Kemitraan juga dibangun dengan Pemkab Bima melalui Kepala Bagian Kesra. “Alhamdulillah sudah direspon baik. Termasuk kampus, penggiat LSM, dan Aktivis yang konsen di isu perdamaian. Dari berbagai aktor tersebut nanti akan dijalin komunikasi khusus dengan Bupati dan DPRD. Tujuannya agar lembaga negara hadir dalam mengatasi masalah yang ada dimasyarakat,” tuturnya kepada wartawan, kemarin.
Asrul menambahkan, isu inklusi tidak hanya menyangkut kerukunan hidup tapi bagaimana ada peningkatan persaudaraan (livelihood) dan masalah kependudukan yang mendera masyarakat Tambora. Ada banyak kegiatan rencananya akan dilakukan. Seperti pelatihan-pelatihan advokasi dan pencegahan konflik. Juga ada kegiatan pelatihan guide pemuda wisata Tambora. “Pesertanya dari anak-anak muda disekitar daerah jalan pendakian. Diakhir program nanti akan ada kegiatan penutup yaitu Cultural Festival dan ini sudah di rancang dalam skala kabupaten,” pungkasnya. (KS-13)
![]() |
LAKPESDAM PBNU |
Namun sambungnya, perlu penyatuan persepsi dalam mewujudkan inklusi sosial. Pemerintah juga diajak terlibat dalam memikirkan terjadinya inklusi sosial di Bima. Karenanya Lakpesdam NU sudah menjalin sinergisitas dengan berbagai aktor untuk menyukseskannya. Seperti Pihak Kepolisian Resort Bima Kabupaten yang merespon sangat baik dan antusias. Bahkan Wakapolres akan menginstruksikan Polsek Tambora untuk mengawal kegiatan ini.
Selain kepolisian, pihaknya juga mengajak partisipasi beberapa media cetak di Bima untuk mempublikasikan agenda tersebut. Kemitraan juga dibangun dengan Pemkab Bima melalui Kepala Bagian Kesra. “Alhamdulillah sudah direspon baik. Termasuk kampus, penggiat LSM, dan Aktivis yang konsen di isu perdamaian. Dari berbagai aktor tersebut nanti akan dijalin komunikasi khusus dengan Bupati dan DPRD. Tujuannya agar lembaga negara hadir dalam mengatasi masalah yang ada dimasyarakat,” tuturnya kepada wartawan, kemarin.
Asrul menambahkan, isu inklusi tidak hanya menyangkut kerukunan hidup tapi bagaimana ada peningkatan persaudaraan (livelihood) dan masalah kependudukan yang mendera masyarakat Tambora. Ada banyak kegiatan rencananya akan dilakukan. Seperti pelatihan-pelatihan advokasi dan pencegahan konflik. Juga ada kegiatan pelatihan guide pemuda wisata Tambora. “Pesertanya dari anak-anak muda disekitar daerah jalan pendakian. Diakhir program nanti akan ada kegiatan penutup yaitu Cultural Festival dan ini sudah di rancang dalam skala kabupaten,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS