Beberapa tahun terakhir setiap musim hujan, Kota Bima selalu menjadi langganan banjir. Sejumlah wilayah yang berada di bantaran sungai kerap menjadi korban.
Beberapa tahun terakhir setiap musim hujan, Kota Bima selalu menjadi langganan banjir. Sejumlah wilayah yang berada di bantaran sungai kerap menjadi korban. Tak sedikit kerugian warga akibat banjir itu, baik lahan pertanian, hewan ternak dan pemukiman warga. Karenanya, sebagai upaya jangka panjang mencegah banjir terjadi masyarakat diminta untuk menjaga hutan.
“Langkah taktis bersifat sementara tidak cukup, perlu ada peran serta masyarakat sebagai upaya jangka panjang. Hal utama yang perlu dilakukan adalah kesadaran masyarakat menjaga kelestarian hutan dan tidak membuatnya gundul,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Bima, Alvian Indrawirawan, S.Adm kepada Koran Stabilitas kemarin.
Sebab banjir yang terjadi kata dia, bukan karena persoalan hujan deras tetapi tidak ada pepohonan yang mampu menahan air hujan. Sementara kondisi hutan sebagai pelindung saat ini tidak lagi seperti dulu. Karena itu menurut dia, langkah Pemerintah Pusat hingga ke daerah mencanangkan gerakan menanam dan penghijauan sangat tepat dan harus didukung semua pihak.
“Penghijauan merupakan upaya jangka panjang untuk kembali melestarikan hutan. Semua pihak harus mendukung demi generasi kita kedepan agar tidak lagi terjadi banjir besar seperti ini,” tuturnya.
Selain itu lanjut Politisi Partai Golkar ini, upaya lain tentu juga harus diimbangi oleh pemerintah yakni dengan pembuatan tanggul, bronjonisasi dan normalisasi aliran sungai. Pihaknya siap mendorong langkah tersebut dan bahkan telah menyampaikan usulan dalam paripurna laporan komisi penyampaian hasil kunjungan kerja dan reses beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi III lainnya, Dedy Mawardi menambahkan, faktor lain yang dapat memicu terjadinya banjir karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan. Itu bisa dilihat saat banjir terjadi, banyak sampah yang dibawa dan harus dibersihkan lagi oleh warga usai banjir. Untuk itu, Ia berharap ada kesadaran masyarakat menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke aliran sungai.
Upaya lainnya yang perlu dilakukan yakni ada langkah koordinasi dua daerah, Pemerintah Kota Bima dan kabupaten Bima untuk membangun kesadaran masyarakat menjaga kondisi hutan. Sebab banjir di Kota Bima datang dari wilayah timur Kabupaten Bima karena tidak ada pepohonan yang menampung dan menyerap air hujan. (KS-13)
 |
| ilustrasi banjir |
Sebab banjir yang terjadi kata dia, bukan karena persoalan hujan deras tetapi tidak ada pepohonan yang mampu menahan air hujan. Sementara kondisi hutan sebagai pelindung saat ini tidak lagi seperti dulu. Karena itu menurut dia, langkah Pemerintah Pusat hingga ke daerah mencanangkan gerakan menanam dan penghijauan sangat tepat dan harus didukung semua pihak.
“Penghijauan merupakan upaya jangka panjang untuk kembali melestarikan hutan. Semua pihak harus mendukung demi generasi kita kedepan agar tidak lagi terjadi banjir besar seperti ini,” tuturnya.
Selain itu lanjut Politisi Partai Golkar ini, upaya lain tentu juga harus diimbangi oleh pemerintah yakni dengan pembuatan tanggul, bronjonisasi dan normalisasi aliran sungai. Pihaknya siap mendorong langkah tersebut dan bahkan telah menyampaikan usulan dalam paripurna laporan komisi penyampaian hasil kunjungan kerja dan reses beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi III lainnya, Dedy Mawardi menambahkan, faktor lain yang dapat memicu terjadinya banjir karena banyaknya sampah yang dibuang sembarangan. Itu bisa dilihat saat banjir terjadi, banyak sampah yang dibawa dan harus dibersihkan lagi oleh warga usai banjir. Untuk itu, Ia berharap ada kesadaran masyarakat menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke aliran sungai.
Upaya lainnya yang perlu dilakukan yakni ada langkah koordinasi dua daerah, Pemerintah Kota Bima dan kabupaten Bima untuk membangun kesadaran masyarakat menjaga kondisi hutan. Sebab banjir di Kota Bima datang dari wilayah timur Kabupaten Bima karena tidak ada pepohonan yang menampung dan menyerap air hujan. (KS-13)
COMMENTS