AKBP Andri Syahri, SIK, tercatat baru sekitar dua bulan menjabat sebagai kapolres Bima Kota. Kedatanganya di Bumi bermotokan “Berteman”
AKBP Andri Syahri, SIK, tercatat baru sekitar dua bulan menjabat sebagai kapolres Bima Kota. Kedatanganya di Bumi bermotokan “Berteman”, Kota Bima disambut oleh sebuah peristiwa luar biasa. Dipenghujung Desember 2014 terjadi perkelahian antar kampung, Tanjung Vs Dara. Satu korban meninggal dunia dan belasan luka-luka akibat terkena panah, peluru kelereng dan dugaan peluru tajam dari aparat.
Peristiwa Dara Vs Tanjung, memang telah usai. Karena, upaya perdamaian telah terjadi. Hanya saja, tujuh orang warga Tanjung yang berobat ke Mataram akibat pecahnya perang, telah resmi dijadikan sebagai tersangka oleh Polda NTB. Mirisnya, anak kecil bernama, Andi Panca (11), masih dirawat intensif di RSU Mataram atas tiga luka tembak dibagian selangkangan, paha dan kakinya serta Asraf (14) terkena luka tembak pada bagian kakinya. Kejadian Dara Vs Tanjung, dinilai oleh banyak pihak sebagai cerminan “gagalnya” Andri Syahri mengamankan Kota Bima.
Disaat peristiwa Dara Vs Tanjung masih segar dalam ingatan publik, kini muncul kejadian yang tak kalah menariknya. Lelaki asal Sumatera itu (Andi Syahrir), dinilai menunjukan sikap arogansinya. Sebut saja, sederetan Wartawan yang melakukan peliputan kegiatan Kepolisian, diperlakukan secara “tak terpuji”
Terakhir, Minggu malam (11/1), Pimpinan Redaksi (Pimpred) Tabloid New Visioner, Rizal AG yang sedang melakukan peliputan soal pengamanan Miras ratusan kardus, diperlakukan secara tak wajar. “Anda penyidik, bukan. Kalau nggak, ada yang saya sidik,” demikian ketegasan Kapolres dikutip kembali Rizal AG kepada wartawan.
Padahal Rizal mengaku, hanya berniat membantu memberikan Power Bank kepada supir truk pengakut Miras asal Desa Sila Kecamatan Bolo, Muhammad Nur agar menghidupkan hand phone-nya untuk menelepon seseorang yang berjanji mengambil Miras yang diangkut tersebut di Terminal Dara.
Sikap Kapolres tersebut kata Rizal, spontan direaksinya dengan mencabut kembali Power Bank tersebut dari Hand Phone milik oknum supir yang kini telah dijadikan sebagai tersangka tunggal oleh jajaran Polres Bima dalam kasus tersebut. Setelah itu, sempat terjadi percecokan antara Andi Syahrir dengan salah seorang Wartawan Senior Bima ini.
Namun, percecokan tersebut tidak berlangsung lama. “Demi Allah, saat itu saya hanya membantu tugas Polisi. Maksudnya, saya hanya menyerahkan Powewr Bank agar oknum supir truk itu bisa menghidupkan Hand Phonenya guna menelephone orang sudah berjanji dengannya mengambil Miras tersebut di Terminal Dara. Jujur, sikap Kapolres Bima Kota tersebut merupakan peristiwa perdana yang terjadi disepanjang sejarah kemiteraan antara Wartawan dengan Polri khususnya di Kota Bima,” ungkapnya.
Perlakuan Andri Syahri dinilainya jauh berbeda jika dibandingkan dengan sederetan Kapolres Bima Kota terdahulu. Sebelumnya, hubungan kemitraan antara Wartawan Bima dengan jajaran Polres Bima, sungguh harmonis. Namun kini, justeru berubah drastis. Maksudnya, pelayanan terhadap Wartawan terkesan mencerminkan hilangnya hubungan kemitraan.
Peristiwa tak bersahabat yang menimpa Rizal AG, merupakan rangkaian dari beberapa persoalan lain yang dialami oleh sejumlah Wartawan Bima. Seperti yang dialami oleh Wartawan Bima Ekspres, Dedy Darmawan saat melakukan konfirmasi berita soal Dara Vs Tanjung dengan Kapolres Bima Kota, AKBP Andri Syahri. Dedy Darmawan mendapat tanggapan bahasa tidak mengenakan, kasus pengusiran Wartawan Media Online, Syarif di Sat Reskrim dan kasus penyitaan Handphone milik Loper Harian Umum Radar Tambora saat pengambilan gambar atas peristiwa penangkapan terduga Teroris di Penatoi, Minggu lalu.
Perlakuan yang dirasakan oleh wartawan Bima, di era kepemimpinan Andri soal keterbukaan informasi, menjadi sesuatu yang hampir tak pernah terjadi. Maksudnya, jangankan memberikan informasi penting kepada Media Massa, menyerahkan nomor Hand Phonenya pun kepada Wartawan tidak pernah dilakukan oleh yang bersangkutan.
Kesan lain yang muncul, Kapolres baru ini seolah alergi dengan pemberitaan Media Massa yang menyorot peristiwa tentang kinerja jajaran Polres Bima Kota. Seperti, pemberitaan salah satu Media Massa tentang pengembalian amplop berisikan uang oleh Wakapolres Bima, Kompol Yuyan Priatmaja kepada Kasat Narkoba Polres Bima Kota, Iptu Suparman DJ pada beberapa waktu lalu.
Tetapi, pelit informasi juga terjadi jauh sebelum “peristiwa” penyerahan amplop dimaksud. “Memang tertutup sebelum kejadian itu kok. Pokoknya, di era kepemimpinan Andri Syahri, pelitnya informasi kepada Media Massa, sangat dirasakan. Itu potret yang jauh lebih buruk kami rasakan ketimbang sederetan Kapolres Bima Kota lainnya sebelumnya,” tandas salah satu Wartawan Bima.
Reaksi keras Wartawan atas sikap Kapolres Bima Kota tersebut, juga mendapat sambutan dari para Jurnalistik yang ada di Mataram-NTB. Sejumlah Wartawan NTB, pada Selasa (13/1), berbondong-bondong ke Polda NTB, guna memperoleh tanggapan yang lebih serius lagi. Sederetan peritiwa yang menimpa Wartawan Bima itu, mendesak mereka untuk melakukan klarifikasi lebih tajam dengan pihak Polda NTB.Alhamdulillah, hasilnya sudah ada.
Maksudnya, ada perubahan yang sangat signifikan. Apalagi harus diakui bahwa, sikap Kapolres Bima Kota itu terhadap Wartawan, tercatat sebagai sesuatu yang tidak boleh terjadi. Karena Polri dan Wartawan adalah mitra kerja yang semestinya dipupuk secara baik dan benar. “Semoga kejadian itu adalah yang pertama dan terakhir,” imbuh Pimpinan Umum Tabloid Garda Asakota, Imam didampingi oleh sejumlah Wartawan lainya di Mataram, kemarin.
Akumulasi dari sejumlah peristiwa yang dirasakan oleh wartawan Bima tersebut, praktis membuat Wartawan Bima mengambil sikap. Yakni, mengadukannya ke Kapolda NTB. Informasinya, Kapolda NTB telah memanggil Andri Sahri untuk dimintai klarifikasi. Namun, hingga sekarang belum diketahui tentang perkembangannya.
Kabid Propam Polda NTB, AKBP Beny Basyir Warmansyah SIK yang diminta tanggapanya, tidak memberikan tanggapan lebih spesifik. Namun, Ia berjanji akan ada perubahan hubungan antara Kapolres Bima Kota, AKBP Andri Sahri dengan Wartawan Bima sepulangnya yang bersangkutan dari Mataram. “Insya Allah akan akan ada hubungan baik antara Pak Andi dengan Wartawan di Bima ketika yang bersangkutan balik dari Mataram. Yakin saja itu,” sahutnya singkat melalui saluran selulernya pada Selasa (13/1). (KS-05)
Peristiwa Dara Vs Tanjung, memang telah usai. Karena, upaya perdamaian telah terjadi. Hanya saja, tujuh orang warga Tanjung yang berobat ke Mataram akibat pecahnya perang, telah resmi dijadikan sebagai tersangka oleh Polda NTB. Mirisnya, anak kecil bernama, Andi Panca (11), masih dirawat intensif di RSU Mataram atas tiga luka tembak dibagian selangkangan, paha dan kakinya serta Asraf (14) terkena luka tembak pada bagian kakinya. Kejadian Dara Vs Tanjung, dinilai oleh banyak pihak sebagai cerminan “gagalnya” Andri Syahri mengamankan Kota Bima.
Disaat peristiwa Dara Vs Tanjung masih segar dalam ingatan publik, kini muncul kejadian yang tak kalah menariknya. Lelaki asal Sumatera itu (Andi Syahrir), dinilai menunjukan sikap arogansinya. Sebut saja, sederetan Wartawan yang melakukan peliputan kegiatan Kepolisian, diperlakukan secara “tak terpuji”
Terakhir, Minggu malam (11/1), Pimpinan Redaksi (Pimpred) Tabloid New Visioner, Rizal AG yang sedang melakukan peliputan soal pengamanan Miras ratusan kardus, diperlakukan secara tak wajar. “Anda penyidik, bukan. Kalau nggak, ada yang saya sidik,” demikian ketegasan Kapolres dikutip kembali Rizal AG kepada wartawan.
Padahal Rizal mengaku, hanya berniat membantu memberikan Power Bank kepada supir truk pengakut Miras asal Desa Sila Kecamatan Bolo, Muhammad Nur agar menghidupkan hand phone-nya untuk menelepon seseorang yang berjanji mengambil Miras yang diangkut tersebut di Terminal Dara.
Sikap Kapolres tersebut kata Rizal, spontan direaksinya dengan mencabut kembali Power Bank tersebut dari Hand Phone milik oknum supir yang kini telah dijadikan sebagai tersangka tunggal oleh jajaran Polres Bima dalam kasus tersebut. Setelah itu, sempat terjadi percecokan antara Andi Syahrir dengan salah seorang Wartawan Senior Bima ini.
Namun, percecokan tersebut tidak berlangsung lama. “Demi Allah, saat itu saya hanya membantu tugas Polisi. Maksudnya, saya hanya menyerahkan Powewr Bank agar oknum supir truk itu bisa menghidupkan Hand Phonenya guna menelephone orang sudah berjanji dengannya mengambil Miras tersebut di Terminal Dara. Jujur, sikap Kapolres Bima Kota tersebut merupakan peristiwa perdana yang terjadi disepanjang sejarah kemiteraan antara Wartawan dengan Polri khususnya di Kota Bima,” ungkapnya.
Perlakuan Andri Syahri dinilainya jauh berbeda jika dibandingkan dengan sederetan Kapolres Bima Kota terdahulu. Sebelumnya, hubungan kemitraan antara Wartawan Bima dengan jajaran Polres Bima, sungguh harmonis. Namun kini, justeru berubah drastis. Maksudnya, pelayanan terhadap Wartawan terkesan mencerminkan hilangnya hubungan kemitraan.
Peristiwa tak bersahabat yang menimpa Rizal AG, merupakan rangkaian dari beberapa persoalan lain yang dialami oleh sejumlah Wartawan Bima. Seperti yang dialami oleh Wartawan Bima Ekspres, Dedy Darmawan saat melakukan konfirmasi berita soal Dara Vs Tanjung dengan Kapolres Bima Kota, AKBP Andri Syahri. Dedy Darmawan mendapat tanggapan bahasa tidak mengenakan, kasus pengusiran Wartawan Media Online, Syarif di Sat Reskrim dan kasus penyitaan Handphone milik Loper Harian Umum Radar Tambora saat pengambilan gambar atas peristiwa penangkapan terduga Teroris di Penatoi, Minggu lalu.
Perlakuan yang dirasakan oleh wartawan Bima, di era kepemimpinan Andri soal keterbukaan informasi, menjadi sesuatu yang hampir tak pernah terjadi. Maksudnya, jangankan memberikan informasi penting kepada Media Massa, menyerahkan nomor Hand Phonenya pun kepada Wartawan tidak pernah dilakukan oleh yang bersangkutan.
Kesan lain yang muncul, Kapolres baru ini seolah alergi dengan pemberitaan Media Massa yang menyorot peristiwa tentang kinerja jajaran Polres Bima Kota. Seperti, pemberitaan salah satu Media Massa tentang pengembalian amplop berisikan uang oleh Wakapolres Bima, Kompol Yuyan Priatmaja kepada Kasat Narkoba Polres Bima Kota, Iptu Suparman DJ pada beberapa waktu lalu.
Tetapi, pelit informasi juga terjadi jauh sebelum “peristiwa” penyerahan amplop dimaksud. “Memang tertutup sebelum kejadian itu kok. Pokoknya, di era kepemimpinan Andri Syahri, pelitnya informasi kepada Media Massa, sangat dirasakan. Itu potret yang jauh lebih buruk kami rasakan ketimbang sederetan Kapolres Bima Kota lainnya sebelumnya,” tandas salah satu Wartawan Bima.
Reaksi keras Wartawan atas sikap Kapolres Bima Kota tersebut, juga mendapat sambutan dari para Jurnalistik yang ada di Mataram-NTB. Sejumlah Wartawan NTB, pada Selasa (13/1), berbondong-bondong ke Polda NTB, guna memperoleh tanggapan yang lebih serius lagi. Sederetan peritiwa yang menimpa Wartawan Bima itu, mendesak mereka untuk melakukan klarifikasi lebih tajam dengan pihak Polda NTB.Alhamdulillah, hasilnya sudah ada.
Maksudnya, ada perubahan yang sangat signifikan. Apalagi harus diakui bahwa, sikap Kapolres Bima Kota itu terhadap Wartawan, tercatat sebagai sesuatu yang tidak boleh terjadi. Karena Polri dan Wartawan adalah mitra kerja yang semestinya dipupuk secara baik dan benar. “Semoga kejadian itu adalah yang pertama dan terakhir,” imbuh Pimpinan Umum Tabloid Garda Asakota, Imam didampingi oleh sejumlah Wartawan lainya di Mataram, kemarin.
Akumulasi dari sejumlah peristiwa yang dirasakan oleh wartawan Bima tersebut, praktis membuat Wartawan Bima mengambil sikap. Yakni, mengadukannya ke Kapolda NTB. Informasinya, Kapolda NTB telah memanggil Andri Sahri untuk dimintai klarifikasi. Namun, hingga sekarang belum diketahui tentang perkembangannya.
Kabid Propam Polda NTB, AKBP Beny Basyir Warmansyah SIK yang diminta tanggapanya, tidak memberikan tanggapan lebih spesifik. Namun, Ia berjanji akan ada perubahan hubungan antara Kapolres Bima Kota, AKBP Andri Sahri dengan Wartawan Bima sepulangnya yang bersangkutan dari Mataram. “Insya Allah akan akan ada hubungan baik antara Pak Andi dengan Wartawan di Bima ketika yang bersangkutan balik dari Mataram. Yakin saja itu,” sahutnya singkat melalui saluran selulernya pada Selasa (13/1). (KS-05)
COMMENTS