Kepala Desa (Kades) Lewintana Kecamatan Soromandi, Ibrahim dilaporkan Ketua Karang Taruna desa setempat, Ardiansyah ke Kantor Polisi Sektor Soromandi.
Kepala Desa (Kades) Lewintana Kecamatan Soromandi, Ibrahim dilaporkan Ketua Karang Taruna desa setempat, Ardiansyah ke Kantor Polisi Sektor Soromandi. Kades dilaporkan atas dugaan melakukan pengeroyokan dan penganiyaan terhadap Ardiansyah. Insiden itu diduga dipicu cekcok tentang persoalan program bedah rumah.
Menurut versi Ardiansyah, insiden berawal ketika dirinya mendatangi Kades untuk meminta klarifikasi terkait persoalan bedah rumah yang dinilai tidak tepat sasaran. Sebab, sejumlah warga yang menerima program itu tergolong mampu dan rumahnya masih sangat layak untuk ditempati. Sementara masih banyak rumah warga yang tidak layak huni tetapi didata sebagai penerima.
Namun niat baik Ardiansyah meminta klarifikasi justru tidak mendapat respon baik dari Kades. Dirinya malah mendapat jawaban kasar dan tidak mengenakan. Hal itu memicu cekcok mulut terjadi. Beberapa saat terlibat cekcok, tiba-tiba oknum Kades memukulinya karena emosi.
“Karena merasa terancam akhirnya saya melawan. Tetapi rekan Kades bernama Marjani dan Muhammad mencekik dan ikut memukuli saya dari belakang,” cerita Ardiansyah kepada wartawan, kemarin.
Untungnya lanjut dia, beberapa warga melerai sehingga adu fisik tidak berlanjut. Dirinya kemudian diamankan Kepala Dusun Lewintana, Suaeb untuk menghindari keributan semakin besar. “Akibat pemukulan dan pengeroyokan itu, saya mengalami luka gores di bagian leher, memar di dada, punggung dan pundak. Saya sudah visum dan melaporkan ke Polsek Soromandi usai kejadian,” tuturnya.
Kades Lewintana, Ibrahim yang dikonfirmasi, Selasa (6/1) membenarkan Ardiansyah mendatanginya untuk menanyakan soal program bedah rumah. Namun menurut versinya tidak ada pemukulan, apalagi pengeroyokan. Saat itu dirinya telah menjelaskan dengan baik bahwa pendataan penerima program bedah rumah bukan kebijakan Kades melainkan tim dari Bappeda Kabupaten Bima bersama Kadus, RT dan RW.
Kades mengaku, awalnya Ardiansyah datang membawa proposal dan meminta tandatangannya. Saat itu dirinya sedang memperbaiki mobil di depan rumah karena sedang hari libur. Namun karena kebutuhan masyarakat tetapi melayani dengan baik. “Setelah itu dia tanya terkait nama-nama penerima program. Saya jawab bukan saya sebagai Kades yang mengambil keputusan menentukan nama-nama itu karena dua tim telah dibentuk, di Lewintana dan Lewidewa,” tuturnya dihubungi melalui telepon seluler.
Namun lanjut Kades, oknum tetap ngotot meminta kepastian. Padahal semua kebijakan tidak bisa dirubahnya sendiri karena dikembali dulu kepada tim. Penjelasan itu tidak diterima dan oknum malah mengeluarkan bahasa tidak etis kepadanya. “Saya hanya membagi delapan penerima di Lewintana dan delapan di Lewidewa. Pembagian itu saya rasa sudah cukup adil,” ujarnya.
Meski telah berulangkali dijelaskan, oknum tetap tidak puas dan justru emosi memukul tempat duduk dan menunjuknya. Cekcok mulut dan saling dorongpun terjadi, tetapi tidak sampai pada pemukulan. Insiden itu disaksikan pula oleh Ketua BPD. Terkait Ardiansyah yang telah melaporkannya ke Polisi, Ibrahim mengaku tidak masalah. “Saya serahkan kepada pihak Kepolisian untuk membuktikannya. Kalau memang memang terbukti bersalah saya siap dikerangkeng,” tegasnya. (KS-13/KS-06)
Menurut versi Ardiansyah, insiden berawal ketika dirinya mendatangi Kades untuk meminta klarifikasi terkait persoalan bedah rumah yang dinilai tidak tepat sasaran. Sebab, sejumlah warga yang menerima program itu tergolong mampu dan rumahnya masih sangat layak untuk ditempati. Sementara masih banyak rumah warga yang tidak layak huni tetapi didata sebagai penerima.
Namun niat baik Ardiansyah meminta klarifikasi justru tidak mendapat respon baik dari Kades. Dirinya malah mendapat jawaban kasar dan tidak mengenakan. Hal itu memicu cekcok mulut terjadi. Beberapa saat terlibat cekcok, tiba-tiba oknum Kades memukulinya karena emosi.
“Karena merasa terancam akhirnya saya melawan. Tetapi rekan Kades bernama Marjani dan Muhammad mencekik dan ikut memukuli saya dari belakang,” cerita Ardiansyah kepada wartawan, kemarin.
Untungnya lanjut dia, beberapa warga melerai sehingga adu fisik tidak berlanjut. Dirinya kemudian diamankan Kepala Dusun Lewintana, Suaeb untuk menghindari keributan semakin besar. “Akibat pemukulan dan pengeroyokan itu, saya mengalami luka gores di bagian leher, memar di dada, punggung dan pundak. Saya sudah visum dan melaporkan ke Polsek Soromandi usai kejadian,” tuturnya.
Kades Lewintana, Ibrahim yang dikonfirmasi, Selasa (6/1) membenarkan Ardiansyah mendatanginya untuk menanyakan soal program bedah rumah. Namun menurut versinya tidak ada pemukulan, apalagi pengeroyokan. Saat itu dirinya telah menjelaskan dengan baik bahwa pendataan penerima program bedah rumah bukan kebijakan Kades melainkan tim dari Bappeda Kabupaten Bima bersama Kadus, RT dan RW.
Kades mengaku, awalnya Ardiansyah datang membawa proposal dan meminta tandatangannya. Saat itu dirinya sedang memperbaiki mobil di depan rumah karena sedang hari libur. Namun karena kebutuhan masyarakat tetapi melayani dengan baik. “Setelah itu dia tanya terkait nama-nama penerima program. Saya jawab bukan saya sebagai Kades yang mengambil keputusan menentukan nama-nama itu karena dua tim telah dibentuk, di Lewintana dan Lewidewa,” tuturnya dihubungi melalui telepon seluler.
Namun lanjut Kades, oknum tetap ngotot meminta kepastian. Padahal semua kebijakan tidak bisa dirubahnya sendiri karena dikembali dulu kepada tim. Penjelasan itu tidak diterima dan oknum malah mengeluarkan bahasa tidak etis kepadanya. “Saya hanya membagi delapan penerima di Lewintana dan delapan di Lewidewa. Pembagian itu saya rasa sudah cukup adil,” ujarnya.
Meski telah berulangkali dijelaskan, oknum tetap tidak puas dan justru emosi memukul tempat duduk dan menunjuknya. Cekcok mulut dan saling dorongpun terjadi, tetapi tidak sampai pada pemukulan. Insiden itu disaksikan pula oleh Ketua BPD. Terkait Ardiansyah yang telah melaporkannya ke Polisi, Ibrahim mengaku tidak masalah. “Saya serahkan kepada pihak Kepolisian untuk membuktikannya. Kalau memang memang terbukti bersalah saya siap dikerangkeng,” tegasnya. (KS-13/KS-06)
COMMENTS