Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menepis informasi yang belakang beredar di sosial media bahwa telah menarik diri dari perhelatan akbar Tambora Menyapa Dunia (TMD).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menepis informasi yang belakang beredar di sosial media bahwa telah menarik diri dari perhelatan akbar Tambora Menyapa Dunia (TMD). Informasi itu dinilai tidak benar karena sampai saat ini persiapan menyambut even internasional itu tetap dilakukan.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bima, Drs Syafruddin kepada Koran Stabilitas, Rabu (28/1) kemarin di ruang kerjanya. Hanya saja, Mantan Kepala Bakesbangpolinmas ini mengakui keterlibatan Pemkab Bima tidak terlalu banyak seperti Kabupaten Dompu. Pertimbanganya, karena secara geografis wilayah Gunung Tambora dan sekitarnya lebih banyak di Dompu.
“Sebelumnya juga sudah ada komunikasi dua pimpinan daerah saat pemerintahannya Almarhum Dae Ferry. Kabupaten Dompu diberikan kesempatan penuh menghendel kegiatan itu karena dirangkaikan dengan HUT mereka. Mengingat Kabupaten Bima juga baru menghelat Festival Keraton Nusantara,” jelasnya.
Namun kata dia, bukan berarti Pemkab Bima menarik diri dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang akan melibatkan kalangan internasional itu. Pemkab Bima melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan katanya, telah menyiapkan sejumlah kegiatan yang nantinya akan dipusatkan di Labuan Kananga. Daerah itu dipilih karena pertimbangan merupakan pintu masuk para tamu sebelum perjalanan menuju ke Tambora.
Kegiatan yang akan dihelat itu seperti Festival Kopi, Pagelaran Seni, dan Pameran Ekonomi Kreatif. “Labuan Kananga salah satu pintu masuk yang sangat strategis, akan banyak tamu yang masuk melalui jalur Labuan. Untuk itu, kegiatan kita pusatkan disana,” kata Syafruddin.
Diakuinya, tidak banyak yang bisa dilakukan Pemkab Bima untuk even Tambora Menyapa Dunia. Karena ide kegiatan dan perhelatan itu milik Pemerintah Pusat. Tugas pihaknya selaku pemerintah yang ada di daerah, hanya menyediakan beberapa kebutuhan lain, untuk menunjang kegiatan. “Anggarannya kita ajukan ke Pusat. Proposalnya sudah kita bawa, semoga saja diperhatikan,” harapnya.
Soal anggaran dari Pemkab Bima, sambung Syafrudin, Pemerintah tidak menyediakan anggaran yang besar, karena keterbatasan. “Dari pengajuan kami hanya disetujui sebesar Rp.30 juta,” sebutnya. (KS-13)
![]() |
Gunung Tambora |
“Sebelumnya juga sudah ada komunikasi dua pimpinan daerah saat pemerintahannya Almarhum Dae Ferry. Kabupaten Dompu diberikan kesempatan penuh menghendel kegiatan itu karena dirangkaikan dengan HUT mereka. Mengingat Kabupaten Bima juga baru menghelat Festival Keraton Nusantara,” jelasnya.
Namun kata dia, bukan berarti Pemkab Bima menarik diri dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang akan melibatkan kalangan internasional itu. Pemkab Bima melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan katanya, telah menyiapkan sejumlah kegiatan yang nantinya akan dipusatkan di Labuan Kananga. Daerah itu dipilih karena pertimbangan merupakan pintu masuk para tamu sebelum perjalanan menuju ke Tambora.
Kegiatan yang akan dihelat itu seperti Festival Kopi, Pagelaran Seni, dan Pameran Ekonomi Kreatif. “Labuan Kananga salah satu pintu masuk yang sangat strategis, akan banyak tamu yang masuk melalui jalur Labuan. Untuk itu, kegiatan kita pusatkan disana,” kata Syafruddin.
Diakuinya, tidak banyak yang bisa dilakukan Pemkab Bima untuk even Tambora Menyapa Dunia. Karena ide kegiatan dan perhelatan itu milik Pemerintah Pusat. Tugas pihaknya selaku pemerintah yang ada di daerah, hanya menyediakan beberapa kebutuhan lain, untuk menunjang kegiatan. “Anggarannya kita ajukan ke Pusat. Proposalnya sudah kita bawa, semoga saja diperhatikan,” harapnya.
Soal anggaran dari Pemkab Bima, sambung Syafrudin, Pemerintah tidak menyediakan anggaran yang besar, karena keterbatasan. “Dari pengajuan kami hanya disetujui sebesar Rp.30 juta,” sebutnya. (KS-13)
COMMENTS