Badai Marcia yang terjadi di wilayah Quensland Australia berdampak pada terjadinya bencana banjir dan Puting beliung di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Bima
1.705 Rumah Rusak, Kerugian Rp.14,59 Milyar
Badai Marcia yang terjadi di wilayah Quensland Australia berdampak pada terjadinya bencana banjir dan Puting beliung di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Bima. Kecamatan yang terkena dampak bencana yaitu Kecamatan Sape, Lambu, Woha, Monta, Donggo, Sanggar , Langgudu, Bolo, Madapangga dan Lambitu.
Menanggapi bencana alam ini, Bupati Bima, Drs. H. Syafrudin HM. Nur, M.Pd melalui surat bernomor 360/006/010/2015 membuat pernyataan tanggap darurat bencana banjir dan Puting beliung. Surat ini mengacu pada hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bima dinyatakan terbukti nyata terjadi hujan lebat dan Puting beliung yang mengakibatkan robohnya rumah warga dan banjir di beberapa kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bima.
Pernyataan tersebut selanjutnya ditindak lanjuti dengan Penetapan Status Keadaan Tanggap darurat penanganan bencana bank dan Puting, berdasarkan surat Keputusan Bupati Bima nomor 188.45/225/010/2015. "Status tanggap darurat penanganan banjir dan puting beliung ini berlalu dari tanggal 21 Februari sampai dengan 27 Februari 2015 dan dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai dengan kebutuhan pelaksana penanganan bencana di lapangan,” jelas Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bima, M Chandra Kusuma, AP melalui rilis.
Chandra menguti penjelasan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kabupaten Bima H.Sumarsono, SH, M mengatakan, bencana alam tersebut terjadi tanggal 20 Februari 2015 sekitar pukul 17.40 WITA . Diawali hujan lebat dan angin kencang dengan kecepatan 45 knot yang menyebabkan meluapnya beberapa sungai dan robohnya rumah warga. Luapan air sungai ditambah air hujan yang terus menerus turun menyebabkan ratusan rumah penduduk dan ratusan hektar areal persawahan penduduk terendam dan hanyut terbawa arus banjir.
Berdasarkan laporan yang dilansir dari BPBD Kabupaten Bima, sampai dengan Tanggal 22 Februari 2015, kerugian yang dialami pada sektor pemukiman diketahui 466 rumah rusak berat, 302 Rusak sedang dan 937 rumah warga rusak ringan, sehingga total kerusakan pemukiman mencapai 1.705 rumah.
Sedangkan pada sektor ekonomi produktif seperti pertanian padi dan jagung dengan perkiraan total kerugian mencapai Rp.14,59 Milyar. Wilayah yang mengalami kerugian terbanyak yaitu kecamatan Woha Rp, 3,21 milyar, disusul Sanggar yang mencapai Rp. 2,59 milyar, kecamatan Langgudu Rp 2,54 milyar, Lambitu Rp. 1,86 milyar, Wawo Rp. 1,40 milyar, Soromandi Rp 1,11 milyar, Lambu Rp 696 juta, Monta Rp. 406 juta, Bolo Rp. 214 juta dan Madapangga Rp.58 juta.
Akibat bencana itu lanjutnya, jalur darat dan akses jalan negara menuju Kecamatan Monta tergenang air setinggi kurang lebih satu meter sehingga tidak bisa dilalui kendaraan dan harus melewati jalur alternatif. Namun demikian, jaringan komunikasi seluler, telepon tidak terganggu dan jaringan listrik mengalami pemadaman beberapa saat. Sementara jaringan air bersih terendam dan tidak bisa digunakan, dan fasilitas kesehatan tetap dapat melayani warga.
Chandra menambahkan, upaya penanganan darurat yang dilakukan yaitu Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD masih melakukan kaji cepat kerusakan dan kerugian akibat bencana, melakukan koordinasi intensif dengan instansi terkait dan menyalurkan bantuan berupa beras 3.000 kg, terpal 50 lembar, mie instan 100 dus dan sarden 10 dus. (KS-13)
COMMENTS