Calon Bupati Bima Priode 2015-2020 mendatang Drs H. Syafrudin M.Pd dengan Hj. Indah Damayanti Putri , istri almarhum H. Ferry Zulkarnain ST
Tanpa berpikir panjang sebagian besar masyarakat Kabupaten Bima saat ini menginginkan kembalinya dua figur pasangan calon Bupati Bima Priode 2015-2020 mendatang Drs H. Syafrudin M.Pd dengan Hj. Indah Damayanti Putri, istri almarhum H. Ferry Zulkarnain ST. harapan masyarakat tersebut, tidak berlebihan karena yang satu sebagai Bupati Bima (Incumbent) dan yang satu lagi adalah simbol istana kerajaan yang selalu di banggakan masyarakat Kabupaten dan Kota Bima sampai hari ini.
.bmp "Drs H. Syafrudin M.Pd")
Drs H. Syafrudin M.Pd
Jika di review tahun 2010 lalu, pasangan tersebut mampu memenangkan Pilkada langsung dengan prosentase angka 62 persen dari total suara yang diperebutkan saat itu di Wilayah Pemerintah Kabupaten Bima, cuma saat itu H. Ferry Zulkarnain yang menjadi Bupatinya sedangkan H. Syafrudin sebagai wakil Bupati. Lantas saat ini, tinggal dibalik H. Syafrudin menjadi Bupati sedangkan Dinda istri dari almarhum Raja Bima harus bersabar untuk menjadi wakil Bupati. Meski kondisi politik saat ini tidak seperti tahun 2010 lalu, namun kalau hitung-hitungan prosentase angka 62 persen tidak telalu banyak eror dan meleset jauh menurun karena dua pasangan tersebut, telah menuntaskan semua pembangunan yang telah direncanakan sesuai visi-misi mereka saat itu.
“Kita tidak tau politik, tapi kita berharap semua elit poliitik harus bisa melihat keinginan masyarakat saat ini. Jangan saling ego, jika ingin melanjutkan pembangunan lima tahun kedepan, kita yakin tanpa mendahului takdir maka dua pasangan ini bisa memenangkan Pilkada tahun 2015-2020,’’ ungkap M. Natsir warga Desa Bugis Kecamatan Sape di Pemkab Bima Selasa lalu.
Keinginan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang warga Sanolo Kecamatan Bolo Sulaiman, dia menginginkan dued maut pasangan itu, jika keinginan masyarakat dan digubris oleh wakil-wakil rakyat atau pemilik partai yang duduk di lembaga legislative sekarang. Semua akan berjalan mulus dan dia perkirakan tidak terlalu banyak gesekan kepada masyarakat pada saat kampanye nanti, karena kedua figur tersebut, sudah teruji dan mampu menjawab semua keingianan masyarakat Kabupten Bima selama lima tahun bersama .”Bayangkan saja, Bupati H. Syaafrudin mampu membawa dana 200 miliyar untuk pembangunan jembatan Lewi mori, pelebaran landasan bandara Sultan Kaharudin, pembangunan jalan dua jalur mulai perbatasan Kota Bima hingga cabang Talobiu Kecamatan Woha di tambah dengan infrastruktur lainnya,”tuturnya bangga.
Lain halnya dengan tokoh agama di Kecamatan Soromando H. Mustakim. Menurutnya, jika kedua figur yang diinginkan oleh masyarakat Bima itu berpisah, dan mengambil langkah berbeda, maka tentu saja akan terjadi gesekan yang luar biasa di masyarakat nanti , tapi prediksi dia mudah-mudahan tidak akan terjadi, mereka harus bersaing secara sehat karena yang mengatur sudah ditentukan dari atas sana.”Saya melihat, apa yang menjadi visi misi pasangan almarhum Dae Ferry saat ini sudah terbangun banyak, tinggal dilanjutkan saja. Nah, kalau mau pembangunan itu berlanjut terus, maka harus bersama antara H.Syafrudin dengan Dae Dinda, karena Dae Dinda adalah harapan besar rakyat saat ini untuk mengembalikan mahkota kerajaan Bima,”tutur warga ini seraya mengharapkan agar putra almarhum Dae Ferry menjadi Putra Mahkota Kerajaan Bima nantinya.
Menanggapi soal figur perempuan menjadi pemimpin di Bima, Ia merasa pesimis karena masyarakat Bima yang relegius dan kuat dengan pedoman dan petunjuk Al-Qurán, perempuan belum bisa menjadi imam, meski kita mengetahui banyak perempuan yang menjadi Gubernur atau Walikota di Daerah-daerah lain, tapi ukuran Bima belum bisa menerimannya , satu contoh pemilukada di Kota Bima lalu, ada perempuan karir yang tidak diragukan kemampuannya dan dia juga simbol kerajaan Bima, tapi kalah karena masyarakat tidak bisa menerimanya sebagai imam. “ Kita akui seorang Dinda memiliki dukungan banyak di masyarakat dengan menumpang dan kejayaan almarhum suaminya sebagai seorang raja, tapi bagi tokoh-tokoh agama yang faham diperkirakan tidak akan mendukunnya. Saya berharap Dinda harus mau menjadi wakil Bupati saja dan saya yakin derajatnya akan terangkat kembali bukan tidak mungkin kedepan anaknya juga akan menggantikan kejayaan raja Bima lima tahun berikutnya.
Bagaimana tanggapan H.Syafrudin atas harapan masyarakat tersebut ?. Saat ditemui di kediamannya Senin malam, Bupati Bima itu mengaku harapan rakyat tersebut sah-sah saja, sepanjang masyarakat memberikan dukungan secara utuh.”Saya berterim kasih kepada rakyat Kabupaten Bima, yang mana Pilkada 2010 lalu telah memilih pasangan saya bersama Almarhum Dae Ferry menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bima. Nah, disisa kepemimpinan saya sekarang, saya harus menuntaskan visi misi kami untuk membangun Daerah Kabupaten Bima, khususnya pembangunan Ibukota Kabupaten Bima,”tuturnya.
H.Syafrudin menyampaikan harapan agar seluruh elemen masyarakat membantu membangun Daerah ini. Karena tanpa dukungan masyarakat, tak mungkin Daerah ini bisa terbangun.”Saya berkomitmen untuk membangun Kabupaten Bima ini semaksimal mungkin kemampuan saya. Tentunya, kemampuan menghadirkan dana dari pusat,”pungkasnya.
Di tempat terpisah, Dae Dinda juga mengaku akan tetap maju menjadi peserta Pilkada. Entah menjadi Calon Bupati atau Wakil Bupati, yang jelas di pilkada nanti tetap maju.”Untuk hasil survey sementara internal Golkar, saya berada di posisi tertinggi. Kita lihat perkembangan ke depannya,”cetusnya.
Bagaimana permintaan rakyat agar bergabung dengan H.Syafrudin ?. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima ini enggan berkomentar hal itu. “Ya, kita lihat saja nanti. Yang pasti, saya tetap maju, namun keputusan saya menjadi Calon Bupati atau Wakil Bupati, sangat bergantung juga kepada keputusan keluarga almarhum Dae Ferry, terutama Ruma Ida (Ibunya Dae Ferry), Dae Ferra (kakak kandung almarhum Daer Ferry) dan lainnya,”tandasnya. (KS-14)
Drs H. Syafrudin M.Pd
Jika di review tahun 2010 lalu, pasangan tersebut mampu memenangkan Pilkada langsung dengan prosentase angka 62 persen dari total suara yang diperebutkan saat itu di Wilayah Pemerintah Kabupaten Bima, cuma saat itu H. Ferry Zulkarnain yang menjadi Bupatinya sedangkan H. Syafrudin sebagai wakil Bupati. Lantas saat ini, tinggal dibalik H. Syafrudin menjadi Bupati sedangkan Dinda istri dari almarhum Raja Bima harus bersabar untuk menjadi wakil Bupati. Meski kondisi politik saat ini tidak seperti tahun 2010 lalu, namun kalau hitung-hitungan prosentase angka 62 persen tidak telalu banyak eror dan meleset jauh menurun karena dua pasangan tersebut, telah menuntaskan semua pembangunan yang telah direncanakan sesuai visi-misi mereka saat itu.
“Kita tidak tau politik, tapi kita berharap semua elit poliitik harus bisa melihat keinginan masyarakat saat ini. Jangan saling ego, jika ingin melanjutkan pembangunan lima tahun kedepan, kita yakin tanpa mendahului takdir maka dua pasangan ini bisa memenangkan Pilkada tahun 2015-2020,’’ ungkap M. Natsir warga Desa Bugis Kecamatan Sape di Pemkab Bima Selasa lalu.
Keinginan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang warga Sanolo Kecamatan Bolo Sulaiman, dia menginginkan dued maut pasangan itu, jika keinginan masyarakat dan digubris oleh wakil-wakil rakyat atau pemilik partai yang duduk di lembaga legislative sekarang. Semua akan berjalan mulus dan dia perkirakan tidak terlalu banyak gesekan kepada masyarakat pada saat kampanye nanti, karena kedua figur tersebut, sudah teruji dan mampu menjawab semua keingianan masyarakat Kabupten Bima selama lima tahun bersama .”Bayangkan saja, Bupati H. Syaafrudin mampu membawa dana 200 miliyar untuk pembangunan jembatan Lewi mori, pelebaran landasan bandara Sultan Kaharudin, pembangunan jalan dua jalur mulai perbatasan Kota Bima hingga cabang Talobiu Kecamatan Woha di tambah dengan infrastruktur lainnya,”tuturnya bangga.
Lain halnya dengan tokoh agama di Kecamatan Soromando H. Mustakim. Menurutnya, jika kedua figur yang diinginkan oleh masyarakat Bima itu berpisah, dan mengambil langkah berbeda, maka tentu saja akan terjadi gesekan yang luar biasa di masyarakat nanti , tapi prediksi dia mudah-mudahan tidak akan terjadi, mereka harus bersaing secara sehat karena yang mengatur sudah ditentukan dari atas sana.”Saya melihat, apa yang menjadi visi misi pasangan almarhum Dae Ferry saat ini sudah terbangun banyak, tinggal dilanjutkan saja. Nah, kalau mau pembangunan itu berlanjut terus, maka harus bersama antara H.Syafrudin dengan Dae Dinda, karena Dae Dinda adalah harapan besar rakyat saat ini untuk mengembalikan mahkota kerajaan Bima,”tutur warga ini seraya mengharapkan agar putra almarhum Dae Ferry menjadi Putra Mahkota Kerajaan Bima nantinya.
Menanggapi soal figur perempuan menjadi pemimpin di Bima, Ia merasa pesimis karena masyarakat Bima yang relegius dan kuat dengan pedoman dan petunjuk Al-Qurán, perempuan belum bisa menjadi imam, meski kita mengetahui banyak perempuan yang menjadi Gubernur atau Walikota di Daerah-daerah lain, tapi ukuran Bima belum bisa menerimannya , satu contoh pemilukada di Kota Bima lalu, ada perempuan karir yang tidak diragukan kemampuannya dan dia juga simbol kerajaan Bima, tapi kalah karena masyarakat tidak bisa menerimanya sebagai imam. “ Kita akui seorang Dinda memiliki dukungan banyak di masyarakat dengan menumpang dan kejayaan almarhum suaminya sebagai seorang raja, tapi bagi tokoh-tokoh agama yang faham diperkirakan tidak akan mendukunnya. Saya berharap Dinda harus mau menjadi wakil Bupati saja dan saya yakin derajatnya akan terangkat kembali bukan tidak mungkin kedepan anaknya juga akan menggantikan kejayaan raja Bima lima tahun berikutnya.
Bagaimana tanggapan H.Syafrudin atas harapan masyarakat tersebut ?. Saat ditemui di kediamannya Senin malam, Bupati Bima itu mengaku harapan rakyat tersebut sah-sah saja, sepanjang masyarakat memberikan dukungan secara utuh.”Saya berterim kasih kepada rakyat Kabupaten Bima, yang mana Pilkada 2010 lalu telah memilih pasangan saya bersama Almarhum Dae Ferry menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bima. Nah, disisa kepemimpinan saya sekarang, saya harus menuntaskan visi misi kami untuk membangun Daerah Kabupaten Bima, khususnya pembangunan Ibukota Kabupaten Bima,”tuturnya.
H.Syafrudin menyampaikan harapan agar seluruh elemen masyarakat membantu membangun Daerah ini. Karena tanpa dukungan masyarakat, tak mungkin Daerah ini bisa terbangun.”Saya berkomitmen untuk membangun Kabupaten Bima ini semaksimal mungkin kemampuan saya. Tentunya, kemampuan menghadirkan dana dari pusat,”pungkasnya.
Di tempat terpisah, Dae Dinda juga mengaku akan tetap maju menjadi peserta Pilkada. Entah menjadi Calon Bupati atau Wakil Bupati, yang jelas di pilkada nanti tetap maju.”Untuk hasil survey sementara internal Golkar, saya berada di posisi tertinggi. Kita lihat perkembangan ke depannya,”cetusnya.
Bagaimana permintaan rakyat agar bergabung dengan H.Syafrudin ?. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima ini enggan berkomentar hal itu. “Ya, kita lihat saja nanti. Yang pasti, saya tetap maju, namun keputusan saya menjadi Calon Bupati atau Wakil Bupati, sangat bergantung juga kepada keputusan keluarga almarhum Dae Ferry, terutama Ruma Ida (Ibunya Dae Ferry), Dae Ferra (kakak kandung almarhum Daer Ferry) dan lainnya,”tandasnya. (KS-14)
COMMENTS