SMK Taman Madya Baiturrahman Tahun 2012 lalu di Desa Sondosia Kecamatan Bolo. Meski baru memasuki tahun ketiga, antusias warga untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi.
Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangatlah penting untuk mencetak keahlian siswa yang siap bekerja seusai tamat sekolah. Semangat itulah yang dicetuskan Yayasan Pendidikan Baiturrahman saat mendirikan SMK Taman Madya Baiturrahman Tahun 2012 lalu di Desa Sondosia Kecamatan Bolo. Meski baru memasuki tahun ketiga, antusias warga untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi.
Hal itu terlihat dari terus meningkatnya siswa yang mendaftar selama dua tahun berturut-turut. Kini, jumlah siswa SMK yang membuka jurusan tekhnologi dan industri tersebut sudah mencapai 150 lebih dari kelas X hingga kelas XII. Sebuah capaian yang membanggakan untuk ukuran sekolah baru. Namun, perkembangan itu belum didukung dengan sarana dan prasarana sekolah yang memadai.
“Kita saat ini baru punya tiga ruang belajar saja. Semuanya masih swadaya yayasan dan belum pernah ada bantuan apapun dari Pemerintah baik pusat maupun daerah,” kata Kepala SMK Taman Madya Baiturrahman, Taufan, SPd, kemarin di sekolah setempat.
Taufan mengaku, sudah mengajukan permohonan bantuan beberapa kali ke Pemerintah Daerah dan Pusat untuk membantu dana stimulan pembangunan sarana sekolah. Hanya saja, sampai saat ini belum ada respon apa-apa. Semua anggaran untuk operasional sekolah merupakan swadaya dari Yayasan. Termasuk untuk penambahan pembangunan tiga lokal ruang kelas baru saat ini. “Kita rencananya dua lantai, sehingga ada penambahan enam lokal ruangan belajar. Tapi sekarang terhenti karena keterbatasan anggaran,” akunya.
Menurutnya, perhatian Pemerintah Daerah saat ini terhadap sekolah kejuruan terlebih berstatus swasta sangat kurang. Misalkan saja untuk biaya uji kompetensi semua siswa dari sekolah kejuruan harus mengeluarkan biaya sendiri. Pihak sekolah pun terpaksa mengeluarkan biaya tambahan mengingat siswa juga rata-rata dari kalangan tidak mampu.
Perhatian itu kata dia, sangat berbeda dengan sekolah umum dan berstatus negeri lainnya. Pembangunannya begitu pesat karena dukungan dana stimulan selalu diberikan. Padahal saat ini menurut Taufan, peran sekolah kejuruan sangat penting dan wajib didukung pemerintah. Sebab sekolah kejuruan menciptakan siswa terampil, ahli dan siap kerja sesuai tamat sekolah.
“SMK merupakan solusi untuk mengurangi angka pengangguran. SMK membekali siswa dengan berbagai keahlian khusus yang menunjang mereka bisa langsung bekerja usai tamat sekolah. Seperti keahlian tekhnologi dan industri yang kami buka. Tapi ternyata di Bima lebih memprioritaskan SMA umum,” jelasnya.
Taufan mencontohkan, seperti tehnik sepeda motor yang menjadi program studi unggulan SMK Taman Madya. Merupakan jurusan yang sangat bagus dan dibutuhkan. Hal itu mengingat tingginya jumlah sepeda motor di Bima, bahkan pernah menempati urutan pertama di Indonesia. “Prospek keahlian tehnik sepeda motor tentu sangat dibutuhkan. Ini menjadi lapangan kerja bagi pemuda, sehingga tidak menumpuk pencari kerja pada sektor pemerintah. Apalagi kebutuhan pegawai terbatas di pemerintahan,” pungkasnya. (KS-13)
Pembangunan SMK Taman Madya |
“Kita saat ini baru punya tiga ruang belajar saja. Semuanya masih swadaya yayasan dan belum pernah ada bantuan apapun dari Pemerintah baik pusat maupun daerah,” kata Kepala SMK Taman Madya Baiturrahman, Taufan, SPd, kemarin di sekolah setempat.
Taufan mengaku, sudah mengajukan permohonan bantuan beberapa kali ke Pemerintah Daerah dan Pusat untuk membantu dana stimulan pembangunan sarana sekolah. Hanya saja, sampai saat ini belum ada respon apa-apa. Semua anggaran untuk operasional sekolah merupakan swadaya dari Yayasan. Termasuk untuk penambahan pembangunan tiga lokal ruang kelas baru saat ini. “Kita rencananya dua lantai, sehingga ada penambahan enam lokal ruangan belajar. Tapi sekarang terhenti karena keterbatasan anggaran,” akunya.
Menurutnya, perhatian Pemerintah Daerah saat ini terhadap sekolah kejuruan terlebih berstatus swasta sangat kurang. Misalkan saja untuk biaya uji kompetensi semua siswa dari sekolah kejuruan harus mengeluarkan biaya sendiri. Pihak sekolah pun terpaksa mengeluarkan biaya tambahan mengingat siswa juga rata-rata dari kalangan tidak mampu.
Perhatian itu kata dia, sangat berbeda dengan sekolah umum dan berstatus negeri lainnya. Pembangunannya begitu pesat karena dukungan dana stimulan selalu diberikan. Padahal saat ini menurut Taufan, peran sekolah kejuruan sangat penting dan wajib didukung pemerintah. Sebab sekolah kejuruan menciptakan siswa terampil, ahli dan siap kerja sesuai tamat sekolah.
“SMK merupakan solusi untuk mengurangi angka pengangguran. SMK membekali siswa dengan berbagai keahlian khusus yang menunjang mereka bisa langsung bekerja usai tamat sekolah. Seperti keahlian tekhnologi dan industri yang kami buka. Tapi ternyata di Bima lebih memprioritaskan SMA umum,” jelasnya.
Taufan mencontohkan, seperti tehnik sepeda motor yang menjadi program studi unggulan SMK Taman Madya. Merupakan jurusan yang sangat bagus dan dibutuhkan. Hal itu mengingat tingginya jumlah sepeda motor di Bima, bahkan pernah menempati urutan pertama di Indonesia. “Prospek keahlian tehnik sepeda motor tentu sangat dibutuhkan. Ini menjadi lapangan kerja bagi pemuda, sehingga tidak menumpuk pencari kerja pada sektor pemerintah. Apalagi kebutuhan pegawai terbatas di pemerintahan,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS