Bulog Sub Divre II Bima terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal dan prima kepada masyarakat.
Bulog Sub Divre II Bima terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan maksimal dan prima kepada masyarakat. Terutama dalam memastikan tersedianya stok beras miskin (raskin) dan pendistribusian tepat waktu kepada penerima manfaat di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu sebagai wilayah otoritas. Selain itu, memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mengganti raskin apabila kurang mutu.
Ilustrasi Beras
Kepala Bulog Sub Divre II Bima, R. Guna Dharma mengatakan, pelayanan prima terhadap masyarakat merupakan prioritas Bulog saat ini. Kepada semua pegawai telah ditekankan agar bekerja maksimal dengan target tanpa komplain (zero complain) dari masyarakat. Bila komitmen kerja tidak ada, Ia bahkan tidak segan memberikan sanksi tegas terhadap bawahannya.
Seperti sanksi yang diberikan terhadap dua anaknya buahnya belum lama ini. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, dua orang kepala Gudang Beras dipecatnya. Dua Kepala Gudang dimaksud masing-masing Kepala Gudang Bolo dan Kepala Gudang Kabupaten Dompu. “Saya sudah tiga bulan di Bima. Selama saya bertugas, dua staf itu tidak menjalankan tugasnya dengan baik,” ujar R. Guna saat ditemui di ruangannya, Rabu (4/3).
Kata dia, pemecatan itu bukan tanpa alasan, karena dinilai tidak komitmen dengan tugas dan banyak temuan serta komplain dari masyarakat tentang kualitas beras, maka keputusan pemecatan pun diambil. “Beras itu juga harus dirawat dan perilhara. Tidak diabaikan begitu saja,” tegasnya.
Bahkan, sambungnya, beberapa bulan terakhir sudah sekitar dua Desa mengembalikan Beras Miskin (Raskin) karena tidak berkualitas. “Itu terjadi di Kabupaten Bima, ada yang telah mengembalikan 15 karung, sebelumnya juga 35 karung,” sebutnya.
Sementara terkait raskin, pihaknya memastikan stok saat ini tersedia hingga lima bulan kedepan yakni sebanyak 4.400 ton. Bahkan, berencana mengadakan beras lagi bulan depan sebanyak 300 ton. Terjaminnya, stok raskin tersebut diakuinya ikut mempengaruhi kestabilan harga beras di Bima. Meskipun naik, tetapi tidak terlalu signifikan seperti daerah lainnya.
Soal kualitas raskin, pria yang sebelumnya bertugas di Mataram ini memastikan dalam kualitas baik. Kalaupun masyarakat menjumpai ada beras kurang mutu, pihaknya siap mengganti dengan yang baru saat itu juga berapapun jumlahnya. Seperti belum lama ini, sebanyak 35 karung beras yang disalurkan di Kabupaten Bima ditemukan kurang mutu, tetapi telah diganti saat itu juga.
“Untuk harga raskin sendiri harganya hanya Rp.1.600 per kilogram. Kalaupun ada kelebihan harga itu untuk mengganti biaya distribusi dan menjadi tanggungjawab tim penyalur di tingkat desa. Sebab untuk wilayah Bima biaya distribusinya belum ditanggung Pemerintah Daerah,” jelasnya.
Kata dia, meski Gubernur Provinsi NTB sudah mengeluarkan surat rekomendasi yang meminta agar Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran untuk distribusi Beras Miskin (Raskin) hingga ditingkat Desa, namun hingga saat ini masih dibebankan kepada Bulog Sub Divre II Bima.
Sementara disejumlah Daerah lain di Provinsi NTB, seperti Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram sudah mengalokasikan melalui APBD untuk distribusi Raskin. “Saya sudah bicara dengan Sekda Kabupaten Bima dan Kepala Bagian Ekonomi, tapi tidak tahu juga kenapa tahun ini anggarannya tidak masuk,” kata Kepala Bulog Sub Divre II Bima, R. Guna Dharma Nugrahawan.
Menurut dia, dalam hitungannya, biaya distribusi di masing-masing Desa juga tidak terlalu banyak. Perkilo hanya 5 Rupiah. Jika dalam satu Desa yang disalurkan sebanyak 50 ton, kemudian dikali 5 rupiah perkilo, maka biaya angkut disatu Desa hanya Rp 250 ribu. “Itu baru satu Desa, juga harus dilihat dari jarak tempuh dan banyaknya jumlah Raskin yang disalurkan. Artinya, harga angkutan nanti bervariatif,” jelasnya.
R. Guna pun berharap agar Pemerintah daerah di wilayah kerjanya memperhatikan mengenai biaya tersebut. Apalagi Tim Raskin di masing-masing daerah, di Ketuai oleh Sekretaris Daerah. (KS-13)
Ilustrasi Beras
Kepala Bulog Sub Divre II Bima, R. Guna Dharma mengatakan, pelayanan prima terhadap masyarakat merupakan prioritas Bulog saat ini. Kepada semua pegawai telah ditekankan agar bekerja maksimal dengan target tanpa komplain (zero complain) dari masyarakat. Bila komitmen kerja tidak ada, Ia bahkan tidak segan memberikan sanksi tegas terhadap bawahannya.
Seperti sanksi yang diberikan terhadap dua anaknya buahnya belum lama ini. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, dua orang kepala Gudang Beras dipecatnya. Dua Kepala Gudang dimaksud masing-masing Kepala Gudang Bolo dan Kepala Gudang Kabupaten Dompu. “Saya sudah tiga bulan di Bima. Selama saya bertugas, dua staf itu tidak menjalankan tugasnya dengan baik,” ujar R. Guna saat ditemui di ruangannya, Rabu (4/3).
Kata dia, pemecatan itu bukan tanpa alasan, karena dinilai tidak komitmen dengan tugas dan banyak temuan serta komplain dari masyarakat tentang kualitas beras, maka keputusan pemecatan pun diambil. “Beras itu juga harus dirawat dan perilhara. Tidak diabaikan begitu saja,” tegasnya.
Bahkan, sambungnya, beberapa bulan terakhir sudah sekitar dua Desa mengembalikan Beras Miskin (Raskin) karena tidak berkualitas. “Itu terjadi di Kabupaten Bima, ada yang telah mengembalikan 15 karung, sebelumnya juga 35 karung,” sebutnya.
Sementara terkait raskin, pihaknya memastikan stok saat ini tersedia hingga lima bulan kedepan yakni sebanyak 4.400 ton. Bahkan, berencana mengadakan beras lagi bulan depan sebanyak 300 ton. Terjaminnya, stok raskin tersebut diakuinya ikut mempengaruhi kestabilan harga beras di Bima. Meskipun naik, tetapi tidak terlalu signifikan seperti daerah lainnya.
Soal kualitas raskin, pria yang sebelumnya bertugas di Mataram ini memastikan dalam kualitas baik. Kalaupun masyarakat menjumpai ada beras kurang mutu, pihaknya siap mengganti dengan yang baru saat itu juga berapapun jumlahnya. Seperti belum lama ini, sebanyak 35 karung beras yang disalurkan di Kabupaten Bima ditemukan kurang mutu, tetapi telah diganti saat itu juga.
“Untuk harga raskin sendiri harganya hanya Rp.1.600 per kilogram. Kalaupun ada kelebihan harga itu untuk mengganti biaya distribusi dan menjadi tanggungjawab tim penyalur di tingkat desa. Sebab untuk wilayah Bima biaya distribusinya belum ditanggung Pemerintah Daerah,” jelasnya.
Kata dia, meski Gubernur Provinsi NTB sudah mengeluarkan surat rekomendasi yang meminta agar Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran untuk distribusi Beras Miskin (Raskin) hingga ditingkat Desa, namun hingga saat ini masih dibebankan kepada Bulog Sub Divre II Bima.
Sementara disejumlah Daerah lain di Provinsi NTB, seperti Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram sudah mengalokasikan melalui APBD untuk distribusi Raskin. “Saya sudah bicara dengan Sekda Kabupaten Bima dan Kepala Bagian Ekonomi, tapi tidak tahu juga kenapa tahun ini anggarannya tidak masuk,” kata Kepala Bulog Sub Divre II Bima, R. Guna Dharma Nugrahawan.
Menurut dia, dalam hitungannya, biaya distribusi di masing-masing Desa juga tidak terlalu banyak. Perkilo hanya 5 Rupiah. Jika dalam satu Desa yang disalurkan sebanyak 50 ton, kemudian dikali 5 rupiah perkilo, maka biaya angkut disatu Desa hanya Rp 250 ribu. “Itu baru satu Desa, juga harus dilihat dari jarak tempuh dan banyaknya jumlah Raskin yang disalurkan. Artinya, harga angkutan nanti bervariatif,” jelasnya.
R. Guna pun berharap agar Pemerintah daerah di wilayah kerjanya memperhatikan mengenai biaya tersebut. Apalagi Tim Raskin di masing-masing daerah, di Ketuai oleh Sekretaris Daerah. (KS-13)
COMMENTS